Yoga tidak langsung jatuh cinta pada Shasa dari awal mereka bertemu. Karena itu Yoga sempat menjalin hubungan dengan gadis lain beberapa kali setelah kepindahannya di SMA yang sama. Bukan lantaran Yoga gampang jatuh cinta, tapi lebih karena dia tak pernah tega menolak pernyataan cinta dari para gadis untuknya. Hanya saja miris, ujung dari hubungan tersebut pasti berakhir dengan Yoga yang diselingkuhi. Padahal Yoga selalu tulus.
Arjuna yang paling tahu bagaimana pahit manis kisah asmara Yoga. Dia kerap menjadi tempat curhat setiap kali Yoga tengah galau. Jangan mengharapkan Jendra. Kala itu doi masih sibuk menjalin hubungan dengan Amanda hingga waktunya betulan habis hanya untuk gadis itu saja.
Kenaikan kelas tiga, Jendra putus dengan Amanda. Kebetulan Yoga juga—untuk kesekian kalinya—baru putus perkara diselingkuhi. Tongkrongan mereka pun diselimuti kabut abu. Arjuna sampai lelah untuk menghibur. Alhasil dia melibatkan tiga juniornya: Justin, Vincent dan Darren demi membuat guild game baru supaya Jendra serta Yoga bisa melupakan patah hati masing-masing.
Untungnya berhasil, tapi gara-gara itu sekarang mereka jadi pada kecanduan main game. Ya, semua hal ada sisi positif dan negatifnya, kan.
Lantas kapan tepatnya Yoga jatuh cinta pada Shasa? Jawabannya adalah di pertengahan kelas tiga. Bulan November, saat musim hujan.
Keadaan koridor sekolah sedang sepi sebab sudah lewat jam pulang dari sejam yang lalu. Yoga baru keluar dari perpustakaan. Hari itu mata pelajaran terakhir di kelasnya kebetulan adalah jam kosong. Jendra dan Arjuna tentu langsung memilih menghabiskan waktu dengan bermain game. Tapi Yoga lagi malas ikutan mabar, jadi dia melipir ke perpustakaan saja. Mau tidur.
Setiba di perpustakaan bukannya tidur Yoga malah keasikan membaca buku misteri. Sampai tak sadar sudah jam pulang. Tadi Jendra sama Arjuna juga mendatanginya untuk mengajak pulang bersama tapi Yoga bilang duluan saja. Hingga disinilah ia berada sekarang, baru mau pulang.
Yoga pikir dia tidak akan bertemu teman-teman sekolahnya lagi saat ini, namun tiba-tiba seseorang menabrak kencang bahunya. Membuat Yoga refleks membuka tangan demi menangkap orang yang jatuh tepat di depannya itu.
"NICE CATCH!" seru gadis tersebut riang. Eyes smile-nya mengukir beserta cengiran tanpa dosa. Shasa dan sifat uniknya.
Pandangan Yoga turun ke sesuatu yang ada di pangkuan Shasa. Netra Yoga membulat sebelum spontan menggumam, "Oh, neko?" (kucing?)
"Hai! Kore wa neko desu—bener gak tuh Jepang gue? Haha!" (iya! ini adalah kucing)
Shasa bangun dari posisinya dibantu Yoga. Sekarang mereka saling berhadapan. Kucing di gendongan Shasa mengeong lemah.
"Lo anak pindahan pas kelas dua itu kan ya?" tanya Shasa, "kita satu kelas btw tapi sorry kayaknya gue lupa deh nama lo siapa? Kimi no namae wa?" (nama lo sape gan?)
"Yoga. Gue bisa bahasa kok. Cuma kalau refleks kadang suka spontan ngomong Jepang."
"Ah, I see. Gue chinese tapi kalo spontan malah seringnya ngomong sara bukan mandarin haha."
Shasa menurunkan kucing di gendongannya. Lalu merogoh tas dan mengeluarkan sebungkus whiskas ukuran mini kemudian memberikannya pada si kucing putih itu.
"Kucing lo?" tanya Yoga.
Shasa menggeleng, "Nemu di pagar depan tuh tadi. Kasian lagi kehujanan jadi gue bawa ke sini deh."
Yoga menyapu tatapannya ke arah pagar utama sekolah. Lumayan jauh jika berlari dari sana sampai ke koridor ini. Di tambah hujan sedang deras-derasnya. Tak heran mengapa rambut dan baju Shasa terlihat cukup basah. Untungnya Shasa memakai cardigan cream untuk melapisi seragam putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] 365247
FanficUntuk Yoga yang terbiasa berpikir dalam lingkup logika, Shasa adalah ibarat bilangan imajiner dari sebuah persamaan aljabar. Sifatnya unik. written on: July 11, 2021 - March 4, 2022. ©RoxyRough