"Ruliaaa! Ya ampun kangen banget! Seneng deh lo akhirnya balik. Asli ya kafe ini mendadak suram semenjak Lia cabut tau nggak?" sahut Shasa sambil memeluk Rulia.
Jam sepuluh pagi, sebelum kelas, Shasa menyempatkan diri mampir ke kafe. Kemarin Yoga sempat bercerita pada Shasa perihal hubungannya dan Arjuna yang sudah membaik. Yang artinya Rulia serta Arjuna secara resmi juga telah kembali bekerja di Hoca lagi.
Rulia membalas pelukan itu, "Kangen juga sama Shasa hehe sama gue juga seneng bisa balik, berkat Juna sih. Kalau dia nggak jemput mungkin gue masih stay di pulau sampai sekarang."
Shasa melepas pelukannya, lalu pasang netranya berpendar pada Arjuna di depan mesin espresso, "Jun, lo beneran harus ngejagain Lia deh kata gue. Jangan disia-siain lagi."
"Sama kayak lo ke Yoga dong? Jangan disia-siain lagi," yang membalas justru Rulia. Arjuna langsung sumringah sambil bertepuk tangan bangga. Sedang Yoga yang berdiri di sebelahnya sontak tersedak udara. The queen savage is back.
Namun Shasa membenarkan, "Makanya mulai sekarang gue akan menebus semua kesalahan di masa lalu dan berusaha menjadi pacar yang baik buat Prayoga."
"Pacar? Emang lo berdua udah jadian?"
Yoga dan Shasa jadi saling lihat-lihatan karena pertanyaan Arjuna.
"Lah, lo belum tau?" Shasa mencondongkan badannya ke arah Yoga. Bertopang dagu di atas kaca etalase sambil tersenyum manis pada lelaki itu, "Yoga is mine now."
Yoga berdeham kikuk sementara Arjuna bengong. Lebih seperti ngeblank. Sampai Rulia lebih dulu merespon dengan memberi ucapan selamat yang tulus.
"Kok lo nggak cerita udah resmi sama Shasa sih, Yog?" protes Arjuna.
"Ya lo kan nggak ada nanya."
"Ada anjir. Lo jawabnya cuma 'we're good' gue pikir ya udah kalian baikan. Tapi bukan jadian," Arjuna lalu menyipit, "si Jendra tau gak?"
"Kayaknya udah tau deh. Dari Rina. Gue udah bilang ke gc ciwi-ciwi soalnya sehari setelah kami jadian," sahut Shasa.
Urusan berita terkini, gengnya Shasa lebih gercep ketimbang gengnya Yoga. Lagi pula kalau mau membandingkan, bahasan di grup para cowok itu enam puluh persen berisi game saja. Empat puluh persennya lagi, meme random. Makanya Jendra kalau mau nyari 'teh' selalu ke Karina.
"Anyway, bagus deh kalau gitu," kata Arjuna. Ia menyerahkan gelas kopi pada Shasa, "selamat ya. Longlast."
Yang tentu di sambut gadis itu dengan bahagia, "Makasih Juna! Kalian juga longast yaa."
Usai bertransaksi dengan Rulia, Shasa bermaksud pamit. Dia sudah melambaikan tangan, namun Yoga tiba-tiba menawarkan, "Mau aku aja yang nganterin ke kampus?
"Kamu kan lagi kerja?"
"Nggak apa-apa, bisa minta Juna yang gantiin."
"Gua?" sela Arjuna refleks sambil menunjuk dirinya sendiri dengan keki, "wah, jadi ini yang disebut penyalahgunaan wewenang."
"Yoga is boss, dia punya hak istimewa," timpal Rulia maklum.
Yoga lalu melirik Arjuna, "Ada masalah lo, Jun?"
"Oh enggak dong enggak. Silakan dilanjut yang mulia. Maaf sudah menyela."
Internal jokes yang sepenuhnya merupakan gurauan. Setelah itu yang terjadi, masing-masing hanya saling tertawa di posisi mereka. Menguarkan warna cerah dalam analogi suasana.
"Nggak apa-apa deh, Ga. Aku gak mau ngerepotin kamu lagian kamu juga kan lagi gak ada jadwal ke kampus," jawab Shasa terkait pertanyaan Yoga sebelumnya. Dia menyunggingkan senyum manis, "yang penting aku udah ngeliat ayang sebelum kelas jadi sekarang energinya full."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] 365247
FanfictionUntuk Yoga yang terbiasa berpikir dalam lingkup logika, Shasa adalah ibarat bilangan imajiner dari sebuah persamaan aljabar. Sifatnya unik. written on: July 11, 2021 - March 4, 2022. ©RoxyRough