D u a p u l u h t i g a.

3K 83 2
                                    


"Kamu masi ada rapat lagi suamiku?" Tanya Zoya yang mulai kenyang menghabiskan makanannya sendirian.

Albar sudah ditawari tapi dirinya menolak.

"Tidak ada, aku lihat satu dokumen lagi baru ke rumah sakit." Albar menahan senyum gemas melihat istrinya yang mengusap-usap perutnya kekenyangan, memberikan jeda waktu sebentar agar tidak sakit perut.

"Lama tidak?" Beneran bosen si diam saja di kantor menunggu Albar bekerja.

"Buru-buru banget si kerumah sakitnya, hm?"

"Iyalah orang kamu dari awal ga mau kan ke rumah sakit? Tadi aja harus di ancam."

"Hehe.. Lagian kamu ancaman nya kesukaan kita sayang." Albar menyengir tak berdosa yang otaknya selalu saja dipenuhi dengan jatah dan jatah. Taulah apa itu jatah.

Zoya pun heran setelah lama usia pernikahan mereka Albar lebih banyak manja kepadanya. "Dih ogah, kamu aja yang otaknya mesum."

Dulu waktu pertama kali kenal saja bikin orang darah tinggi, bersikap sok dinginlah. Iya tahu suaminya memang tampan bawaannya wibawa.

Tapi.. tidak dengan sikap Albar yang kebanyakan cuek tidak perduli pas pertama kenal. Untung saja Zoya dengan sabar tetap bersikap perduli demi menjaga rumah tangganya.

Kalian kan tahu juga awal mula Albar dan Zoya bagaimana? Biasa keluarga terpandang memang kerap kali lebih memilih perjodohan atau yang di sebut juga mak comblang.

"Tapi kamu selalu keenakan istriku.." Salah satu kegiatan Albar semenjak menikah ia suka sekali menggoda sang istri.

"Udah ihh.. buru ke rumah sakit." Zoya tahu kalau godaan suaminya diladeni ga akan ada akhirnya.

Sudah di pastikan akan ada perdebatan, yang satu mesum, satu lagi anti mesum. Lebih ke pembahasan aja Zoya tidak suka. Masak pembahasan ujuk-ujuk selalu sex saja, membosankan itu menurut Zoya.

Albar? Kalau sama sang istri ga akan melewatkan waktu untuk membuat hal mesum saat berdekatan dengan Zoya. Palingan kalau ia mengalah saat Zoya mengancam 'Tidak diberikan jatah.' baru ia akan berhenti menggoda istrinya.

"Iya sayangku.. gemes banget si." Ujar Albar membereskan kertas di meja lalu menghampiri Zoya yang duduk memperhatikannya.

Tanpa basa-basi lagi Albar dan Zoya sekarang berada di dalam mobil menuju ke arah rumah sakit untuk periksa. Sampainya di rumah sakit, Albar memilih di periksa oleh tantenya yang bekerja di situ.

Sebelum datang dirinya sudah mengabari tantenya jika ia dan istrinya akan periksa di rumah sakit tempat tantenya bekerja.

Kalian tahu, tante Albar itu dokter kandungan.

Yap, bukan Albar yang akan periksa melainkan istrinya Zoya yang akan di periksa. Kenapa? Karena istri kecilnya itu tidak menyadari jika waktu datang bulan nya telat.

Belum lagi ia sendiri yang merasakan tanda-tanda hamil. Albar tahu, karena mommy nya saat mengandungnya tandanya seperti itu.

Albar sangat ingat waktu mommy nya bercerita bagaimana awal kedua orang tuanya bertemu pertama kali, sampai menikah dan ya tuhan memberikan debay yaitu dirinya.

Zoya yang sadar langkah kaki Albar justru berbelok ke ruangan dokter kandungan mengernyit bingung.

Menahan lengan kekar Albar untuk bertanya memastikan jika suaminya itu tidak lupa. "Suamiku.. Kamu ga lupa kan tujuan kita tadi?"

"Gemes banget istriku.. Jadi pingin makan kamu rasanya." Paduan senyum hangat namun juga mesum sembari mencubit gemas pipi tembem Zoya.

"Jangan gitu ihh.. Serius Albar dar-" Astaga benar-benar ya suaminya satu ini tidak kenal tempat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Cold Man [New]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang