D u a b e l a s.

4.1K 139 4
                                    

"Tuan, Mr. Grey ingin memajukan jadwal pertemuan dari sebelumnya." Beritahu Chris kepada atasannya.

"Kapan?"

"Nanti malam tuan, sekalian makan malam.." dengan nada penuh kesopanan menjaga keprofesionalan dalam bekerja walaupun keduanya terkadang bersikap seperti teman.

"Setelah selesai kau pulanglah, biar saya sendiri yang menemuinya." Jawab Albar tanpa adanya nada dingin maupun ketegasan. Yang terdengar hanya suara santai biasa saja seperti tidak ada nada semangatnya.

Benar sekali, semenjak kepergian Zoya seminggu yang lalu entah kenapa membuatnya lebih merasakan ada sesuatu yang kurang seperti biasanya.

Satu hari setelah insiden penolakan nya atas sikap perhatian Zoya dan membuatnya tidak bisa mengontrol diri untuk tidak memarahi istrinya. Ia tak menyangka kalau istrinya sungguh sungguh berkata untuk meninggalkan apartemennya saat itu juga.

Sampai saat ini ia selalu menepis rasa khawatirnya yang dirasanya masih abu-abu, perasaan yang dirasakan selalu tidak jelas.

Mengenai mommy nya yang menyuruh Zoya bekerja pun sampai saat ini tidak menghubunginya, ia juga tidak tau keberadaan Zoya dimana saat ini.

Berhubung mommy nya juga tak menanyakan atau menghubungi keberadaan Zoya, ia yakin pasti istrinya itu masih bekerja di butik mommy nya sehingga tak pernah mendapat teguran keras dari mommy nya.

Senja sudah hilang berganti langit hitam menunjukkan penampakan bulan dan bintang memenuhi awan hitam. Segera membereskan pekerjaan serta menyiapkan dokumen yang perlu ia bawa saat menemui rekan bisnisnya.

Menaiki mobil Mercedes hitam favoritnya membelah jalanan kota malam hari menuju tempat restoran yang ditunjukkan oleh rekannya.

Begitu Albar memasuki restoran, banyak pasang mata wanita wanita memandangnya penuh kagum serta memuja seperti singa yang sedang kelaparan akan pria tampan.

"Maaf anda menunggu lama tuan." Sapa Albar pada Mr. Grey yang sudah duduk menyibukkan diri menatap Tap.

"Ahh.. tentu tidak tuan, silahkan duduk.."

"Boleh kita langsung pada intinya tuan?" Hari ini begitu melelahkan baginya dan ingin secepatnya pulang ke apartemen menghindari pekerjaan yang bertumpukan.

"Apa anda tidak lapar?" Bahkan sekretaris Mr. Grey pun menatap Albar tanpa berkedip.

"Maaf, saya memiliki banyak pekerjaan,"

"Baiklah, kita bahas cabang olahraga yang sekarang ada benalu.."

"Masalah itu saya akan bereskan, ada lagi?"

"Anda tahu pasti Mr. Darrel kerugian kita tidak sedikit___saya juga tidak mau rugi begitu saja." Dalam kalangan bisnis Albar dikenal dengan nama panggilan Darelano.

"Biar saya yang menggantikan kerugian anda, karena anda tau sendiri saya selalu menyumbang orang yang tidak mampu." Stay cool adalah sikapnya dalam melihat keserakahan rekan bisnisnya, salah satunya ya ini orang yang selalu memuja uang seperti 'tuan Crab' 🦀

"Anda menghina saya miskin tuan Darrel?" Jika merasa ya sudah memang benar orang yang serakah selalu kecil pola pikirnya

"Anda merasa orang miskin tuan? Bukannya Adan masuk jejeran pembisnis sukses tertinggi juga." Albar mendengar ucapan Mr. Gray tersenyum smirk melihatnya.

Tidak ada sahutan dari mulut Mr. Gray maka Albar segera mengakhiri pertemuan membosankan ini.

"Kalau tidak ada lagi__saya permisi, terimakasih atas pertemuan yang menyenangkan ini." Tak lupa diakhiri dengan senyum devil yang tercetak jelas di mulutnya.

The Cold Man [New]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang