• 014 •

993 237 49
                                    

"Saya sangat berterima kasih, Jeonha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya sangat berterima kasih, Jeonha... saya tidak bisa bayangkan bagaimana jadinya kalau Pengawal Park tidak datang menyelamatkan kami pada situasi itu. Mereka benar-benar kejam. Menyuruh kami membakar keluarga kami sendiri kemudian menunggu giliran untuk dibakar oleh kerabat kami. Sangat tidak manusiawi. Terima kasih Jeonha..."

"Istirahatlah, isi perut kalian. Tidak perlu khawatir. Kalian aman di sini."

"Iya Jeonha..."

Melihat Jeno yang tidak bersemangat selama beberapa minggu ini membuat Renjun geleng-geleng kepala. Mereka sudah sejauh ini, banyak juga yang sudah dikorbankan tapi Jeno malah seperti tidak bernyawa. Latihannya berjalan dengan baik. Jeno sudah lebih mahir dalam menjatuhkan lawan, menguasai seni bela diri dengan pedang bahkan memanah pun anak panahnya sudah terbang ke depan menembus papan target bukan lagi terbang ke belakang. Akan tetapi memang seperti tidak ada jiwanya Jeno sekarang. Bicara seperlunya, tidak seceria dan sekonyol sebelum-sebelumnya membuat orang-orang di sekitarnya khawatir.

"Dia bisa saja dilemahkan karena ini. Kau tahu, dia tidak berhenti memikirkan Isterinya. Bahkan di setiap malamnya ketika dia tertidur, yang keluar dari mulutnya selalu nama Haechan. Makannya tidak bagus. Kalau seperti ini bagaimana bisa dia bertarung melawan Menteri Lee?" Kata Jaemin yang juga mengungkapkan kekhawatirannya melihat kondisi Jeno yang seperti mayat hidup itu.

Sebenarnya Renjun sudah berjanji pada Nenek untuk tidak dulu mempertemukan Jeno dengan Haechan makanya dia meminta Chenle untuk menjaga Haechan di tempat aman yang sudah disediakan Menteri Seo untuk mereka. Akan tetapi kalau kondisi Jeno seperti ini, tidak ada pilihan lain, mereka harus dipertemukan. Meski Haechan dalam kondisi koma sekarang.

"Akan sangat berbahaya jika kita beramai-ramai perginya jadi minta Pengawal Park untuk menemuiku beberapa saat lagi. Aku akan memberitahukannya dimana Jungjeon Mama berada sekarang."

Maka malam itu, Jeno dan Pengawal Park berkuda ke tempat yang sudah Renjun beritahukan sebelumnya pada Pengawal Park. Menggunakan jalan tikus yang sudah pasti aman untuk dilalui mereka. Rutenya memang berat. Harus melalui jalanan berbatu dan menanjak, harus melewat jalan yang kiri kanannya adalah jurang. Tapi tak apa, yang penting sampai di tempat tujuan tanpa diketahui oleh pengawal istana. Jeno sampai detik ini tidak diberitahu kalau mereka akan pergi untuk menemui Haechan. Yang dia tahu adalah mereka sedang dalam perjalanan untuk menyelamatkan rakyat dari pembantaian.

Sampai akhirnya mereka tiba di sebuah pondok yang dikelilingi tembok pembatas. Pengawal Park mengetuk beberapa kali ini sampai ada yang mengintip lewat celah. Pintu terbuka lalu tubuh Pengawal Park disambar dan dipeluk erat oleh orang yang membukakan pintu tersebut.

"Ya ampun, maaf... aku hanya terlalu senang bisa melihatmu lagi."

"Mungkin sebaiknya memang kita dipisahkan seperti itu agar kau melemparkan dirimu padaku seperti yang baru saja kau lakukan."

SUNSHINE 2.0 ☀ NoHyuck ☀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang