Donghae meremas kertas putih yang telah selesai ia baca, kemudian melemparkannya asal ke lantai. Surat panggilan untuknya karena Jeno lagi lagi terlibat dalam perkelahian.
"Appa tidak akan datang ke sekolahmu. Terserah jika kau harus mendapatkan hukuman skors. Appa tidak peduli" ujarnya sebelum bangkit dari sofa dan meninggalkan istrinya dan juga Jeno diruang tengah.
"Jeno, bisakah kau berhenti membuat masalah?" Jessica memijat pelan pelipisnya. Pusing melihat kenakalan Jeno yang tak ada habisnya. "Kau seharusnya mencontoh Jein hyung. Dia tak pernah membuat masalah, nilai-nilainya juga bagus. Kalau kau terus begini, bisa-bisa kau tidak diterima diuniversitas manapun nantinya" ujarnya lagi.
Jeno diam. Tak ingin berdebat karena ia tahu akan percuma.
Donghae maupun Jessica tak pernah menyadari bahwa Jeno hanya sedang mencari perhatian mereka meskipun dengan cara yang salah.••
Jeno menutup pintu kamarnya kasar, membuat Jein yang sedang berkutat mengerjakan tugas, sedikit terlonjak kaget.
"Berkelahi lagi huh?" Tanyanya. Ia bisa menebak dari wajah Jeno yang penuh luka. Jein kemudian mengambil kotak p3k yang ia simpan dilaci meja belajarnya.
"Duduk" perintahnya pada Jeno. Ia menunjuk kearah ranjang agar Jeno duduk disana. Jeno hanya menurut. Jein selalu memiliki aura tegas yang membuatnya tak berani menolak.
Dengan hati-hati Jein mulai mengobati luka diwajah Jeno meskipun beberapa kali juga Jeno meringis kesakitan.
"Tahan" ujar Jein singkat.
"Sakit hyung" rengek Jeno. Ia mulai mengeluarkan sifat manjanya jika sudah bersama dengan Jein.
"Sudah tau sakit masih berkelahi" omel Jein, lalu sengaja menekan kapas yang sudah ia beri betadine ke luka di pelipis kanan Jeno, membuat Jeno memekik kesakitan.
"Hyung! Pelan-pelan" protes Jeno.
"Hyung harap ini terakhir kalinya kau bertengkar. Berhenti membuat Appa dan Eomma khawatir"
"Mereka tidak pernah mengkhawatirkan ku kok" ujar Jeno.
Jein sudah selesai mengobati Jeno, lalu memasukan kembali kotak p3k miliknya kedalam laci, kemudian kembali menatap Jeno.
"Bersikaplah dewasa, Jeno. Berhenti berteman dengan mereka yang hanya membawa pengaruh buruk untukmu" ujar Jein.
Jeno tertawa remeh. "Hyung bilang mereka membawa pengaruh buruk? Hyung salah besar. Mereka bahkan yang selalu ada untukku"
"Dengar Jeno, suatu saat kau akan sadar, ketika kau mendapat masalah, keluargamu akan menjadi pertama yang menolongmu. Bukan teman-temanmu itu"••
Sirkuit malam itu cukup ramai. Jeno tampak sedang bercakap dengan rekan-rekannya sembari menghisap sebatang rokok. Sedangkan Jein- yang berhasil Jeno paksa untuk ikut, memilih mengasingkan diri agak jauh dari kumpulan orang-orang. Ia tak suka bau rokok yang menguar.
"Sebentar lagi giliranmu" Ujar Chenle mengingatkan.
Jeno melambaikan tangannya pada Jein dan memberi isyarat agar saudara kembarnya itu menghampirinya.
"Hyung, kau membonceng dibelakang ya. Agar tau rasanya. Akan sangat menyenangkan" ujar Jeno.Jeno mulai melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Senyumnya mengembang dikala dinginnya angin malam menyapu wajahnya, dan membuat rambut yang tak tertutup helm itu menjadi berantakan.
Jeno terkekeh melihat Jein melalui kaca spion. Saudaranya itu tengah memejamkan matanya ketakutan. Bisa dirasakan genggaman pada jaket kulitnya semakin erat.
"Hyung- kau takut?" Ejeknya lantang.CKIT!
BRAK!
BRAK!
Semua terjadi begitu cepat saat motor yang dikendarai Jeno tergelincir kemudian menabrak sebuah kontainer yang ada ditepi jalan hingga motor miliknya terputar beberapa kali hingga akhirnya berhenti tergeletak ditengah jalanan gelap bersamaan dengan tubuh Jeno dan Jein yang terpelanting. Dengan sisa kesadarannya, Jeno merangkak mendekat pada Jein yang tergeletak disamping sebuah batu besar. Ia tak sanggup untuk bangkit berdiri, badannya terasa remuk.
"Hyung-" Jeno tercekat. Mendapati darah yang mengalir dibagian kepala Jein.
Tangannya terulur hendak menyentuk puncak kepala Jein namun kesadarannya sudah terlebih dulu hilang. Dan semuanya menjadi gelap.TBC
Sebelum END aku kasih 2 special part ya. Before & After accident
Happy reading!
Jangan lupa yuk vote klik bintang dibawah. Makasih ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Jeno [END]
General FictionLee Jeno, dipaksa untuk hidup sebagai saudara kembarnya Lee Jein. Dengan sifat yang berbeda jauh. Mampukah Lee Jeno?