Aula sekolah dipenuhi oleh para murid maupun orangtua murid yang hendak menyaksikan acara wisuda anak mereka.
Jeno mengedarkan padangannya mencari kedua orangtuanya ditengah keramaian orang. Ia reflek melambaikan tangannya saat mendapati orangtuanya duduk dibangku belakang tak jauh darinya."Lee Jeno" saat namanya disebut oleh salah seorang guru, Jeno melangkah kedepan mengambil sertifikat kelulusannya dengan bangga. Senang, nama aslinya disebut. Ia lulus, sebagai Lee Jeno.
Donghae tampak sibuk mengambil gambar Jeno menggunakan kamera yang sengaja ia bawa untuk mengabadikan momen kelulusan anaknya itu.••
1 tahun kemudian.
Tok tok
Jeno mengetuk meja dimana seorang pria sedang sibuk mengetik sesuatu di laptop miliknya.
"Maaf pak anda sudah duduk disini 2 jam dan hanya memesan segelas kopi yang bahkan sudah habis" sindirnya.
Haechan, pria itu mendongak dan menatap kesal Jeno.
"Tugasku banyak Jen, biarkan aku disini satu jam lagi. Lagipula cafe juga sedang sepi"
Jeno mendengus. "Lebih baik bantu aku mengirim pesanan 50 kaleng kopi itu" tangannya menunjuk kearah meja lainnya yang sudah penuh dengan kotak sterofoam berisi kaleng-kaleng kopi didalamnya.
"Tunggu sebentar, beri aku 10 menit" Haechan mengetik cepat dilaptopnya menyeselesaikan tugas yang sedang ia kerjakan.1 tahun berlalu, Haechan kini sudah menjadi mahasiswa teknik mesin disalah satu perguruan tinggi di Seoul. Sedangkan Jeno, ia menjadi mahasiswa fakultas management dan juga ia bekerja part time di cafe milik Johnny, pria pemilik tempat kursus barista yang pernah Jeno ikuti. Suatu hari Johnny tiba-tiba saja menghubungi Jeno, menyayangkan mengapa ia tidak melajutkan kursus yang ia ambil, berakhir ia menawarkan Jeno untuk bekerja di cafe miliknya itu. Dan disitulah Jeno akhirnya bekerja juga belajar banyak hal.
"Ayahmu lagi yang memesan?" Tanya Haechan saat melihat alamat yang tertulis disecarik kertas yang tertempel diatas box sterofoam itu.
"Iya. Kau tau Ayahku menjadi pelanggan setia. Setiap minggu ia memesan untuk dibagikan pada staff rumah sakit" jelas Jeno.Haechan membantu Jeno membawa masing-masing satu box menuju ruang makan para staff rumah sakit.
"Appa" sapa Jeno riang saat melihat Ayahnya ada disana. Karena biasanya Donghae sedang melakukan operasi ataupun memeriksa pasien, sehingga mereka jarang berpas-pasan dirumah sakit.
"Loh ada Haechan?"
"Iya. Johnny hyung sedang pergi keluar kota, jadi kali ini aku meminta bantuan Haechan" ujar Jeno menjelaskan. Karena biasanya memang Johnny yang membantunya.
"Terima kasih banyak ya Haechan sudah membantu Jeno" Donghae menepuk pelan bahu Haechan.
"Ini anakmu, Hae?" Tiba-tiba saja Eunhyuk, rekan sesama dokter ikut bergabung.
Jeno lantas membungkukan badan sopan menyapa.
"Iya ini anakku. Tampan kan sepertiku?" Canda Donghae membuat Jeno hanya bisa tertawa canggung.
Setelah berbincang sebentar, Jeno dan Haechan akhirnya pamit pulang. Lagipula Jeno tak enak hati dengan Karina yang ia tinggal sendirian untuk menjaga cafe.
"Kau tunggu diparkiran saja. Aku ke toilet sebentar" ijin Haechan, kemudian ia lari mencari letak toilet.
Saat Jeno baru saja keluar untuk menuju tempat parkir, sebuah ambulan baru saja berhenti. Dan tepat dihadapannya, sebuah ranjang didorong dengan seorang pria yang tergeletak penuh darah diatasnya.
Jeno tercekat. Ia bisa merasakan kepalanya mulai pening dan rasa mual mulai datang, tapi ia mengingat kembali apa yang dokter Taeil pernah ajarkan padanya.
Bernafas dengan teratur. Jeno mulai mengatur nafasnya. Tarik nafas, lalu hembuskan kembali, begitu seterusnya.
"Tenang. Tenang. Semua baik-baik saja" ujarnya lirih pada dirinya sendiri. Ia melihat sekeliling untuk mengalihkan pikirannya.
"Pohon, mobil, motor, kursi, papan" Jeno menyebutkan obyek yang ditangkap oleh pandangannya. Begitulah yang Taeil ajarkan untuk mencari objek agar pikirannya teralihkan.
Perlahan, rasa pusing dan mual yang ia rasakan mulai berkurang. Nafasnya sudah teratur kembali. Ia hanya berkeringat sedikit, tapi ia benar merasa baik-baik saja.
"Jen!" Haechan berlari menghampiri Jeno, takut jika terjadi sesuatu dengan sahabatnya karena ia sempat melihat korban kecelakaan tadi sedang dibawa menuju ruang UGD.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Haechan memastikan.
Jeno mengangguk. "Kau lihat sendiri aku baik-baik saja. Terapi itu akhirnya menyembukan ku, Chan!" Ujarnya semangat.
"Good job, Jen" Haechan ikut bangga karena Jeno akhirnya bisa melawan ketakutannya.••
Jeno berdiri didepan lemari kaca tempat abu Jein tersimpan. Menempelkan karangan bunga kecil yang dia rangkai sendiri semalam dikamarnya.
"Hyung, Apa kabarmu? Maaf aku terlalu sibuk dengan jadwal kuliah dan part time ku sehingga aku jarang mengunjungimu" Ujarnya. "Jangan marah ya"
Biasanya Jeno akan mengunjungi Jein seminggu sekali namun ia benar-benar sibuk sejak menjadi mahasiswa baru sehingga ia baru sempat datang setelah 2 bulan lamanya ia tidak mengunjungi Jein.Drtt
Ponsel Jeno bergetar, Ia lalu mengambil ponsel dari dalam sakunya.
"Ya, Eomma?"
"Kau dimana Jen?" Tanya Jessica dari seberang sana.
"Aku sedang mengunjungi Jein Hyung"
"Baiklah, jangan terlambat pulang, kita akan makan malam bersama"
"Ya, Eomma"
Jeno memasukan kembali ponselnya kedalam saku, lalu menatap foto Jein yang terpajang didalam frame.
"Hyung, sekarang aku sudah menemukan kebahagiaanku. Kau juga harus istirahat dengan tenang ya disana. Tak perlu kuatir lagi" ujarnya. Jeno sadar mungkin selama ini Jein juga ikut sakit melihatnya disini, melanjutkan hidup dengan penuh luka.Jeno memandang langit senja. Sore ini langit begitu cantik dengan warna oranye yang memancar. Pikirannya menerawang jauh ke belakang. Semua luka, penyesalan, sakit hati mengajarkannya untuk menjadi lebih kuat. Dan kini ia sudah menemukan bahagianya. Orangtuanya sudah lebih peduli dengannya, ia juga memiliki teman-teman baru dikampusnya, terlebih lagi, ia bisa menjalani mimpinya yang selama ini terkubur.
Jeno menjalankan motornya perlahan, meninggalkan gedung krematorium.
Ia berjanji akan hidup lebih baik dan lebih bahagia lagi agar saudara kembarnya ikut bahagia diatas sana.THE END
Makasii buat kalian yang ngikutin cerita ini dr awal sampe akhir. Semoga endingnya sesuai harapan kalian ya hehhe 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Jeno [END]
General FictionLee Jeno, dipaksa untuk hidup sebagai saudara kembarnya Lee Jein. Dengan sifat yang berbeda jauh. Mampukah Lee Jeno?