delapan belas

141 18 2
                                    

























๑ happy reading ๑

Ayana mengangguk tanda menyetujuinya.

"Jadi gini, Mama mau bawa Ayana buat temenin Mama gitu di rumah.. ada yang keberatan gak?" Tanya Mama Kim sembari menatap remaja remaja di depannya

Semua masih terlihat berfikir..

"DIH KOK GITU?" dan Sunghoon yang baru selesai mencerna perkataan Mama nya.

Mama Kim yang melihat anaknya tiba tiba protes pun menengok heran "Loh kok ngegas? Biasa aja dong, santai mas bro.. Mama masih nanya ke kalian"

"Jay sih ga keberatan, terserah Ayana." Kata Jay lalu langsung mengalihkan pandangannya ke handphone miliknya, terlihat tidak peduli memang.

"Jake keberatan, Tan.. nanti kalo Ayana pergi, ga ada yang mau jagain Layla kalo Jake ajak ke sini" Jake membuka suaranya.

Mama Kim mendengar pendapat mereka satu persatu "kalau Heeseung, gimana?"

Heeseung yang masih bingung dengan reflek menyenggol Sunghoon yang berada di sebelahnya "apaan nyenggol gue?!"

"Apaan sih emosian banget?" Mama Kim jadi heran dengan anak semata wayangnya.

"Sensi, Tan, mau ditinggal Ayana" se-tidakpeduli-nya Jay, ia masih bisa mengajak ribut sahabatnya yang satu ini.

Baru saja Sunghoon ingin mengambil bantal sofa untuk dilempar ke Jay, tatapan Mama Kim sudah lebih dulu membuat Sunghoon berhenti.

Mama Kim kembali menatap Heeseung, meminta pendapatnya. "Bebas deh, terserah Ayana." Jawab Heeseung tanpa ba-bi-bu.

"Sunghoon keberatan."

"Kenapa, Hoon?" Tanya Mama Kim

"Ayana udah tanda tangan kontrak mau tinggal di sini sampai udah punya rumah sendiri. Janji itu namanya." Jelasnya

"Ga ada gue tan--"

"Diem dulu. Pokoknya Sunghoon keberatan Mama bawa Ayana sama Mama."

Mama Kim yang melihat Sunghoon membantah dengan muka linglung nya tersenyum jahil, anaknya ini sudah besar tetap saja tidak pandai berbohong bila sudah di depannya, Ia selalu suka Sunghoon yang seperti itu. Menggemaskan.

"Tapi tetap aja, keputusan di tangan Ayana"

"LOHH?? TERUS KENAPA NANYA??" Protes Jake dan Sunghoon bersama. Semua pun serentak tertawa akan kelakuan mereka berdua, yang seperti anak kecil merengek karena dijahili oleh sang Mama.

"Serius ini keputusan tetep di tangan Ayana, bukan Mama, bukan Jay, bukan Jake, bukan Heeseung, apa lagi kamu, Sunghoon."

"Dih, gitu" Sunghoon mencibir pelan

Ayana yang merasa dirinya ditatap semua orang yang berada di ruang tengah ini pun jadi ikut merasa bingung.

"Em.. Ayana.. tetep di sini, deh Ma."

Mama Kim mengernyit heran "Loh? Kenapa memangnya, Na?"

"A-anu.. tempat kerja Ayana dekat sini, lagi pula.. Ayana juga udah nyaman di sini ternyata.. bareng.. m-mereka, hehe." Ayana menjelaskannya dengan gugup, ia sedikit malu dan grogi.

"O-oh.. nyaman.."

"I-iya, Ma.."

"Mereka ga ngapa-ngapain kamu, kan? Disogok, atau apa mungkin?" Mama Kim menatap para lelaki satu persatu.

"Engga lah, Ma.. mereka baik kok"

"Yaudah, deh.. Mama juga mau sekalian pulang ah, sibuk." Katanya sembari berdiri dan mengibaskan rambutnya, seolah-olah ia lah tokoh utama di drama drama.

"Buset, badai betul" kata Sunghoon yang menjadi korban kibasan rambut badai milik Mama Kim.

Setelah mengambil tas dan kunci mobilnya, Mama Kim langsung saja melenggang pergi. Sesudah kepergian Mama Kim, semua lanjut dengan urusan mereka masing-masing lagi.

"Sunghoon!" 

"Iya? Kenapa lagi, Ma?" Ya, Mama Kim kembali masuk lagi. Hanya untuk menatap mata anaknya, berkata "awas ya" —

"Iya, ma.."

— lalu pergi lagi.




๑ to be continue ๑

Yihiy, bertemu lagi di Februari!
Jatohnya sebulan sekali ye update.. okelah, sebulan sekali yaa aku up, kalo entar sebulan lebih dari sekali, maka.. lagi happy mwehehehe, laff yaa yang masih bertahan menunggu ( ˘ ³˘)♥♥♥

Change | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang