sembilan belas

131 17 0
                                    





















๑ Happy Reading ๑

"Nah, mumpung Mama nya Sunghoon udah pergi, kuy lah jalan" Jay beranjak dari duduknya, mengambil jaket beserta kunci motornya, lalu melihat teman-teman nya yang masih saja duduk tak berkutik sama sekali. "Wey, jadi gak?" Tanya nya.

Jake menengok ke arah Jay yang sudah berdiri menunggu mereka semua "gila lo masih siang gini anjir"

"Lah terus kenapa? Biasanya juga siang siang ga ada masalah. Lagipula lo ga inget ada taruhan sama anak 67? Lo yang nantangin anjir" Kata Jay dengan nada seperti ingin meledak karena mendengar temannya yang agak pelupa ini.

Jake mengernyitkan dahinya, berfikir sebentar "gue nantangin nya jam berapa woi, kecepatan lo nya, mau berjemur dulu lo di arena? Jadi kerupuk sana"

"Dih, yaudah gue berangkat sendiri." Akhirnya, lalu keluar rumah dan pergi entah kemana, semaunya dia aja.

Ayana yang baru saja selesai dari kamar mandi— sehabis mengurusi urusan perempuannya —pun terheran-heran. Suasana di ruang tengah kenapa jadi tidak enak seperti ini? Ada yang habis bertengkar kah?

"Gue ketinggalan apa? Kok kelihatan kesel gitu, Jake?"

Jake hanya mengangkat bahu nya acuh, lalu kembali fokus kepada handphone nya. Ayana pun mengalihkan pandangannya pada Heeseung, yang ternyata langsung kabur gitu aja ke dalam kamarnya. Target terakhir yaitu Sunghoon.

Orang yang ditatap oleh Ayana tersadar, lalu ikut-ikutan menatap mata Ayana "Apa? Mau nanya gue?"

Ayana hanya menyengir, tidak menyangka Sunghoon peka juga.

"Salah paham." Jawab Sunghoon. Singkat, padat dan kurang jelas.

"Dih anjir, yang lengkap kenapa sih?!"

"Yaelah kepo banget bocil"

"Bocal bocil, elo tuh kelakuan kayak bocil"

"Halah" cibir Sunghoon, setelah itu pergi, kembali masuk ke dalam habitatnya.

"HEH! JELASIN DULU SUNGHOON!"

"TANYA JAKE AJA RIBET LO"

"Udahlah, Na.. gak usah diurusin" kata Jake. Lelah dia setiap hari setiap saat mendengar Sunghoon dan Ayana yang ribut, seperti Tom & Jerry, yang terus bertengkar tiada habisnya.

"Yaudah deh kalo gak mau cerita.." Kata Ayana yang sudah terlihat pasrah, ia duduk di samping Jake yang masih saja fokus kepada handphone miliknya.

Ayana mulai membuka layar laptop nya, dan menyelesaikan semua kerjaan nya. Ia ingin segera pergi rasanya, hanya merasa tidak enak saja terlalu lama di sini. Ya walaupun Heeseung pernah berkata tidak apa apa untuk terus menetap di sini.

"Gapapa kali, Na.. lagipula daging teriyaki lo enak, hehe."

Iya, Ayana sering masak kalau sedang bosan. Tadinya memang untuk dirinya sendiri, namun saat selesai memasak, ada aja yang datang, entah Heeseung yang sarung tangannya ketinggalan, Sunghoon yang lupa password apartemen nya, Jake yang ingin menitipkan Layla pada Ayana, dan jam tangan Jay yang selalu aja ketinggalan di kamar mandi miliknya.

Anggap aja daging teriyaki Ayana sebagai bayaran nya selama tinggal di sini.

"Na" panggil Jake yang memecah fokus Ayana pada laptop miliknya. Ayana menengok pertanda menjawab panggilan Jake.

"Gue.. mau jujur.. boleh?"

"Hah? Jujur apaan?"

"Jujur aja lo bikin gue nyaman, Na.."

Ayana membatu untuk sesaat, jujur aja otak Ayana tuh bisa diibaratkan seperempat sendok nyam-nyam doang kalau sedang membicarakan yang seperti ini. "Lo kira gue sofa?" Jawabnya asal

"Anjing lo mah, gue serius"

"Yaudah terus kenapa?"

"Ah elah, udah lah, lupain aja"

"Hehe, gomen kak"

Saat keduanya sudah kembali ke kegiatan sebelumnya lagi, dengan tiba tiba nya "JANGAN BERDUAAN TERUS KALIAN!" Sunghoon berteriak dari atas

"MASALAH LO APA SIH? BERDUA GA BOLEH TAPI TADI DITINGGAL, HAH? SITU SEHAT?" Ayana menjawab perkataan Sunghoon dengan tidak kalah santai.

"Y-YA KAN—"

"APA LO?"

"GAK!"

GUBRAK

"LO BERDUA BISA GA SIH TENANG SEBENTAR? BOKAP GUE LAGI NELFON ANJING, JADI NGOMEL NIH KALIAN BERISIK!" Heeseung keluar juga tidak kalah santai, sambil menunjuk riwayat panggilan dari Papa nya yang baru aja berakhir beberapa detik yang lalu.

Ayana yang merasa dapat omelan langsung menunjuk pada Sunghoon, seperti mengatakan bahwa Sunghoon lah biang kerok nya. Begitu juga sebaliknya, Sunghoon langsung menunjuk Ayana. Saling menyalahkan padahal dua dua nya berisik nya mengalahkan guru BK sedang mengomel saat upacara.

Pertengkaran Ayana Sunghoon tak akan pernah berakhir apabila mereka hanya ditinggal berdua aja. Kecuali, Sunghoon yang sedang malas, dan Ayana yang sedang dalam hari merahnya.



๑ to be continue ๑


udah sebulan wkakakaka, it's time to up the story right? semoga sejauh ini kalian tida bosaannnnn, lopyu.

Change | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang