dua puluh empat

102 8 0
                                    

















๑ happy reading ๑


Jujur saja, Sunghoon benar-benar muak dengan kata-kata 'pindah, pergi' dan sebagainya. Hanya karena satu wanita di hadapannya kini, Sunghoon bisa sefrustasi ini.

"Na.. please, stay with me" bujuk Sunghoon.

"Gak bisa, Hoon."

"Alasan lo pengen buru-buru pindah karena Mama gue kan? Ok, gue akan jauhin lo dan Mama gue sebisa mungkin, lo ga akan bisa liat lagi wajahnya bahkan suaranya pun ga akan lo denger lagi, Na."

"Hoon, you're too much.Kata Ayana

Sunghoon menghela nafasnya kasar. "Ini karena gue gak mau lagi ngerasain yang namanya kehilangan, Na." Jelasnya sembari menatap sendu ke Ayana.

Ayana yang mendengar itu pun ikut teringat dengan kisah masa kecilnya Sunghoon yang pernah diceritakan pada nya. "Kita masih bisa ketemu, lo bisa berkunjung ke rumah gue, gue pun juga bisa ke sini kan?" Kata Ayana berusaha menenangkan.

Walau kata-kata tersebut memang membuat Sunghoon sedikit lega, namun tetap saja hatinya masih merasakan gelisah. Ayana yang melihat Sunghoon masih saja bersedih pun menawarkan pelukan hangat yang mungkin saja bisa memberikan rasa tenang pada hati Sunghoon.

Sunghoon yang melihat Ayana sudah merentangkan tangannya pun langsung berhambur ke dalam pelukannya. Mereka saling memeluk erat. Bisa saja ini disebut juga sebagai pelukan perpisahan mereka. Sunghoon yang menaruh dagu nya di kepala Ayana sembari mengelus-elus rambut lurus nan lembut milik Ayana, dan Ayana yang memeluk erat tubuh Sunghoon yang jujur saja sangat nyaman untuk bersandar dan juga dipeluk, tidak lupa wangi tubuhnya yang semerbak.

"Na, lo serius?" Tanya Sunghoon

"Serius. Gue udah membulatkan niat gue." Jawab Ayana dengan sangat yakin.

Sunghoon lagi-lagi menghela nafasnya berat. "Oke. Jaga diri, ya?" Kata Sunghoon yang semakin erat memeluk wanita pujaan hatinya.

Ayana yang mendengar perkataan Sunghoon barusan hanya bisa mengangguk, lalu bertanya "gue boleh minta tolong ga sama lo, hm?" Ayana bertanya  dengan nada yang hati-hati, ia takut Sunghoon masih ingin menenangkan dirinya.

"Kalau masih mau pelukan nanti aja gapapa minta tolongnya" lanjut Ayana sembari tangannya menepuk-nepuk punggung Sunghoon guna menenangkan manusia di pelukannya ini.

Beberapa detik setelah Ayana berbicara, langsung terdengar isakan tangis. Ayana yakin seratus persen bahwa Sunghoon lah yang menangis. Tangisan itu sangat pelan, namun terdengar sangat pedih dikarenakan Sunghoon terus menahan diri agar tidak mengeluarkan suara yang kencang, takut mengganggu wanitanya.

Ayana hanya bisa terus menerus mencoba menenangkannya. Jujur Ayana bingung ia harus apa, menenangkan dirinya sendiri saja kadang sangat sulit.

"Na, gue takut banget buat kehilangan lo. Gue udah pernah ngerasain yang namanya kehilangan wanita kesayangan gue dulu. Dan sekarang apa? Ini kejadian lagi, Na. Wanita yang gue sayang lagi-lagi pengen meninggalkan gue." Jujur Sunghoon disela-sela tangisnya

"Ssstt, Hoon. Gue ga ninggalin lo. Kita masih bisa ketemu, astaga."

Sunghoon melepaskan pelukannya, lalu menatap Ayana serius dengan matanya yang masih sembab "Na, ini agak gak tau situasi sih.. tapi jadian aja yuk? Gue takutnya nanti lo entah lagi di mana, ketemu laki-laki lain terus itu laki-laki suka sama lo, ngejar lo, menyatakan perasaannya ke lo, abis itu karena gue belum memberi title in our relationship  jadinya lo nerima dia deh.. terus gue sedih gimana?" Tanya Sunghoon pada Ayana yang membuat Ayana tersenyum manis.

Ayana sedih dan gembira menjadi satu, dia sangat senang karena Sunghoon yang dulu ia kenal sangat jutek kini menjadi sangat bawel dan lucu, tidak lupa Sunghoon yang memikirkan bagaimana kalau Ayana dan Sunghoon belum resmi menjadi sepasang kekasih, itu sangat membuat Ayana senang. Di satu sisi ia juga sedih, bagaimana bisa hidupnya jauh-jauh dari Sunghoon yang notabenya sudah lama bersama dengannya.

"Mau ga, Na?" Tanya Sunghoon sekali lagi. Ayana pun mengangguk mengiyakan permintaan Sunghoon.

Anggukan itu membuat Sunghoon senang tiada tara. Ia langsung membawa kekasihnya ke dalam pelukan hangat nya, sembari terus mengucapkan terimakasih dan juga kata sayangnya kepada Ayana.

"Oh iya, tadi kamu minta tolong apa?" Tanya Sunghoon yang tiba-tiba teringat.

"Koper aku"

"Ah.. oke, ayo." Sunghoon tersenyum kecil, lalu menggandeng Ayana dan mengajaknya ke kemar nya.

Membuka pintunya, lalu masuk. Ayana langsung bisa melihat kopernya yang berada di samping kasur milik Sunghoon.

Sunghoon pun mengembalikan koper tersebut kepada sang pemiliknya. "Nih, maaf ya.."

"Gapapa.." Ayana tersenyum.

Lalu Sunghoon pun duduk di pinggir ranjangnya, dan tentu mengajak Ayana untuk ikut duduk di sampingnya. "Kamu mau berangkat kapan, hm? Aku antar ya?" Tawar Sunghoon pada Ayana, sembari mengelus surai halus milik Ayana.

"Kalau sekarang?" Tanya Ayana hati-hati.

"Ayo aja"

"Oke. Ayo!" Kata Ayana, ia berdiri dan mengajak Sunghoon untuk langsung menuju ke garasinya.

๑ to be continue ๑



IHH YA ALLAH MAAF BARU DATENG..
jujurly ak sangat amat minta maaf sm kalian yang masih menyimpan ini cerita di library kalian.. love bgt (✿ ♡‿♡)

Change | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang