tujuh

252 22 0
                                    



๑ happy reading ๑

"Terus lo mau gimana? Jay, beliin rumah sana, duit lo numpuk, kasian ga di pake pake.." Jake ngomong ke Jay sambil naik turunin alisnya. Definisi ga ngaca.

"Mending lo deh, gue agak pelit soalnya. Sorry sorry aja nih" Jay duduk setelah balik dari dapur buat ambil gelas, membuka botol minumannya, lalu menuangkannya ke gelas masing-masing. "Mau gabung gak, lo?" Jay nengok ke orang tadi, nawarin minuman maksudnya.

"Gak, gak. She is girl." Sunghoon langsung berbicara, saat orang tadi baru aja ingin menganggukkan kepalanya. Dia langsung jalan ke dapur, mengambil sesuatu.

"Ya nenek nenek juga tau kali dia cewek" kata Jay, kesel. Dikira dia gatau kali kalo ini orang nyasar perempuan.

Sunghoon kembali, menaruh segelas es teh di hadapan orang tadi "Udah lo minum teh aja nih" lalu duduk kembali.

"Em.. okay, thanks." awkward.

Heeseung melihat teman-teman nya yang sudah mulai minum minumannya "guys.. kayaknya jangan minum dulu sebelum ini urusan orang satu kelar deh.." katanya memperingati temannya. Ya, walaupun mereka anak yang agak gimana gitu ya.. tapi mereka tetap punya yang namanya hati nurani. Ya walaupun juga kadang itu hati nurani nya hilang gatau kemana sih..

"Ah iya, kenalin dulu.. gue Ayana. Kalian kalo mau.. panggil Ana aja"

Jake nyeletuk "kalo antum gimana?"

"Beda server, bego" kata Sunghoon

"Bapak Sunghoon nih kenapa sih? Sensian banget kayak pantat bayi" Jake heran

Yang lain lanjut bercanda lagi, Jay malah asik mikir.. kayak ga asing sama yang namanya Ayana "wait, lo Ayana anaknya si.. siapa tuh, Hoon? Yang klien bokap lo itu loh.." Jay gregetan ga inget siapa namanya, sampai sampai bahu Sunghoon jadi korban tepokan dari Jay.

"Sakit, asu. Btw, klien bapak gue ga cuma satu dua orang doang kalo lo lupa, mah."

"Ah lo malah sombong.. itu si.."

"Saifuddin"

Jake pengennya bercanda doang, eh kena lempar bantal. Jake sabar, Jake kuat.

"William Jessamine" sang anak pun angkat bicara "OH IYA WILLIAM!" kata Jay

"Hah? Bokap gue punya klien yang namanya William emang?" Sunghoon bingung, sejak kapan bokapnya punya klien dengan nama William?

"Klien baru kali, Hoon" kata Heeseung. Dijawab anggukan aja sama Sunghoon. Lagipula, dia tidak peduli.

"Oh iya, Ayana. Kalo mau lo tinggal sini aja dulu. Sementara. You're looking for work, make money, then you have to buy a house and get out of here as soon as possible."  Sunghoon langsung to the point. Sebagai yang membeli ini rumah, jadinya gak ada yang bisa bantah.

Sementara Ayana, ia masih berfikir, mencoba berfikir untuk kedepannya, apakah bisa ia lakukan itu? Apa ia harus menerima tawaran Sunghoon? Apa memilih untuk menjadi gelandangan? OH, BIG NO! ia akan menerima tawaran Sunghoon, walaupun agak berat. "Apa ada batas waktu? Atau sampai gue benar-benar mendapatkan uang untuk beli rumah?"

Sunghoon mengangkat bahunya acuh "Up to you. Kalau mau ada waktunya.. ya, maksimal 5 bulan? Enough for you?"

Ayana membelalakkan matanya, hah? Lima bulan katanya?! "Of course, no."

"Yaudah, sampe lo punya duit. Clear. Kamar lo diatas, pintu warna cokelat tua, ada stiker motor."

"Oke" Ayana beranjak dari duduknya, lalu membawa kopernya keatas

Semua mata menuju ke Ayana "bisa cepet? Temen gue matanya jelalatan semua" kata Sunghoon

"Lo kira koper gue isinya kapas doang?" Ayana kesal, dikira gak berat kali.

Jake langsung inisiatif bantuin Ayana angkat kopernya ke kamarnya "thanks" kata Ayana, lalu Jake balik ke bawah, berkumpul lagi.

"Can we start, now?"  Tanya Jay. Oh ayolah, ia sudah haus daritadi.

"Wait" Sunghoon berlari keatas, menuju kamar sementara milik Ayana.

Mengetuk pintu 3 kali, dan memanggil nama sang pemilik kamar. Hanya seperti itu Ayana pun membuka pintu "kenapa?"

"I just wanna tell you.. gue sama yang lain mau.. ya, tadi lo liat lah ya.."

"Terus?"

"Gak usah turun. Kalo mau makan sama minum, lo bisa ambil di dapur kecil disana. Kalo mau ke toilet, di dalam kamar lo udah ada toilet sendiri." Kata Sunghoon sembari menunjuk kearah yang ia maksud

"Gue.. gak boleh join?" Ayana bertanya hati-hati. Pasalnya, manusia di depannya ini memang seperti tidak mau di bantah. Dan pertanyaannya juga hanya di jawab gelengan, lalu ia ditinggal oleh Sunghoon. Ayana pun juga akhirnya nurut. Ia mending nurut daripada diusir dari rumah ini.



๑ To Be Continue ๑

Ahay, akhir-akhir nya juga gak jauh-jauh dari masalah cewek juga :)

Change | SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang