12. Langit dan bumi

971 93 0
                                    

Happy reading....

*****

"Yang ini gak rapi."

Cherry menatap kuku tangannya yang digunting oleh Raka. Cowok itu ada di belakangnya, melingkarkan kaki di tubuhnya mengurung.

Cup!

Raka mencium pelipis pacarnya lalu kembali bergelut dengan gunting kuku.

"Besok aku gak berangkat sekolah bareng kamu," kata Cherry masih fokus pada kuku tangannya.

Tangan Raka berhenti sesaat, "Kenapa?"

"Papa mau anter aku, dong." Cherry sedikit mendongak agar bisa melihat Raka.

"Papa tadi pulang agak siang. Langsung samperin aku ke kamar, minta maaf. Katanya merasa bersalah gara-gara hari ini gak bisa anter sekolah," lanjutnya.

Raka mendengus kesal, "Kenapa Papa lo gak kerja luar kota aja sih. Gangguin orang pacaran aja," gumam Raka diakhir kalimat.

Cherry tertawa, "Orang setiap hari udah ketemu juga."

"Masih kurang."

"Kalau gitu nikah aja yok!" canda Cherry.

Raka mencium pipi Cherry lama, "Ayo. Gue udah siap."

Cherry terbahak mendengar jawaban Raka. Orang macam Raka mana ada takut-takutnya, yang ada malah Cherry yang dibuat takut.

"Sini gunting kukunya. Giliran kamu." Cherry meminta gunting kuku yang masih ada di tangan Raka.

Cowok itu memberikannya santai. Sebenarnya dia merawat kuku jarinya dengan baik hingga sedikit panjang, bergitar dengan keadaan seperti itu sangat nyaman.

Tapi jikalau dipotong juga tidak apa-apa. Dia sudah berulang kali mendapatkan hukuman di sekolah karena masalah kuku panjang. Lama-lama capek juga kalau setiap hari harus mendapatkan hukuman.

"Raka."

"Hm." Raka menaruh dagunya di pundak Cherry, memejamkan mata menikmati kenyamanan yang ada.

"Bunda aneh."

Cowok itu mengerutkan kening, "Maksudnya?"

"Iya, tadi Bunda bicara aneh," tukas Cherry.

"Aneh yang gimana?"

Cherry diam sejenak, fokus memotong kuku Raka yang terasa agak keras, "Bunda kayak gak yakin kalau aku bakal tetep di samping kamu. Kayak aku mau pergi ke mana aja."

Raka tertawa.

"Padahal kalau aku pergi kamu juga gampang nangkapnya," lanjut gadis itu.

"Bunda gak tahu di luar sana anaknya sekuat apa," kata Raka.

Cherry mencibir, "Sombong! Perlu kamu tahu, di atas langit masih ada langit."

Raka tersenyum miring, "Emang mana tempat terjauh bagi lo buat lari?" tanya nya seolah meremehkan.

"Pulang ke Tuhan," jawab Cherry tanpa pikir panjang.

Raka mendorong tubuh Cherry ke samping, membuat gadis itu terjatuh di lengannya.

"Ini mulut memang minta di kasih pelajaran!" Raka memegang kedua sudut bibir Cherry lalu melumatnya.

Gadis itu tertawa dalam lumatan Raka. Tangannya mencubit asal tubuh Raka sebelum jurus terakhirnya keluar dengan menjewer telinga itu.

Refleks cowok itu menghentikan tindakannya. Dia menatap gadisnya yang masih renyah tertawa, "Lucu?"

"Aku kan bilang apa adanya."

Kurang dari TigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang