2. Penyusup

2.3K 190 20
                                    


"Di masa mendatang yang kamu butuhin bukan lagi tanda tangan Papa kamu, tapi tanda tanganku. Selaku kepala keluarga di kehidupanmu nanti."

- Rehandra Raka Satria-

Happy reading!

*****

Cherry menatap pantulan dirinya di cermin, menghela napas sebelum menunjukkan seulas senyum di sana.

Hari pertama masuk di lingkungan sekolah baru tak serta merta membuatnya langsung bergembira. Tentu banyak hal yang dia takutkan nantinya.

Dari takut kalau ada yang tidak suka dengannya, takut jika gurunya galak-galak, takut kalau ada siswa cowok yang semena-mena, dan masih banyak lagi.

Tak semudah itu beradaptasi dengan lingkungan baru, tak semudah itu juga melupakan lingkungan lama. Oleh sebab itu dia harus menyiapkan mental dari sekarang.

"Kamu pasti suka bolos kalau sekolah." Cherry menatap Raka dari pantulan cermin.

"Sok tahu." Cowok itu menyisir rambut gadisnya pelan.

"Tahu, lah. Orang nakal kayak kamu mana mungkin jadi siswa teladan."

Raka tertawa tanpa menjawab, membuat Cherry yakin kalau tebakannya benar.

"Yang katanya cinta sama aku aja masih suka nyebelin, apalagi sama orang lain." Gadis itu mengambil body lation, berniat memakainya sendiri agar cepat selesai.

"Siapa yang suruh pakek ini sendiri?" Raka menyerobot botol body lation dari tangan kekasihnya.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya namun tak khayal mengalah juga. Raka kalau ditentang suka ngamuk, tak main-main hanya melihat wajahnya saja Cherry bisa sampai mewek.

Kena mental.

"Nanti kalau aku udah sekolah di sana aku jamin kamu bakal rajin berangkat sekolah," kata Cherry, mengangkat dagunya sedikit ke atas.

"Yakin amat." Raka mengoleskan lotion di tangan putih Cherry.

Gadis itu memainkan rambut Raka sebentar, "Pasti dong. Kalau nekat bolos, aku bakal selingkuh." Ancamnya.

"Silakan. Tapi ingat, dua jam setelah lo selingkuh, gue jamin selingkuhan lo bakal koma di rumah sakit," ucap Raka penuh penekanan.

Cherry bergidik ngeri, "Sadis amat ancamannya."

"Kurang sadis sih. Gue tambah lo bakal gue perkosa."

"Ih... jangan!" Cherry menyingkirkan tangan Raka yang tengah mengoleskan lotion di kakinya.

Cowok itu terkekeh, "Kenapa? Gue cuma mau pakein lotion."

"Aku pakek sendiri." Gara-gara perkataan Raka, Cherry jadi parno sendiri.

Cowok itu mengangguk sambil mengulum senyum. Dia beranjak berdiri mengamati meja Cherry yang penuh dengan make up.

Jelas saja Cherry suka telat saat janjian kencan dengannya, ternyata dia butuh ritual cukup lama dengan benda-benda tersebut.

"Udah selesai." Cherry berdiri dan langsung berhadapan dengan Raka.

Kurang dari TigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang