Happy reading....
*****
"Udah dulu Bu nyucinya. Udah malam." Nadia berdiri di ambang pintu kamar mandi, melihat ibunya yang masih saja mencuci baju.
"Sebentar, Nak. Sebentar lagi selesai kok." Wanita paruh baya itu masih saja fokus mencuci.
Nadia menghela napas. Beginilah pekerjaan ibunya, menjadi buruh cuci. Sebenarnya bukan itu saja mata pencariannya, beliau juga menjadi seorang pembantu di suatu rumah besar.
Beruntung beliau mendapat majikan yang cukup baik, memperbolehkannya pulang ketika sore tiba. Jadi wanita paruh baya itu masih punya waktu untuk anak semata wayangnya dan juga merampungkan kerja sampingannya jadi buruh cuci.
"Kamu gak belajar?"
Suara sang ibu membuyarkan lamunan Nadia. Gadis itu tersenyum tipis, membenarkan letak kacamatanya, "Belajar, Bu."
"Ya udah cepetan belajar. Biar suatu saat nanti bisa jadi orang sukses," kata ibunya memandang Nadia sekilas sebelum kembali mencuci baju.
Nadia mengangguk. Tentu saja dia juga menginginkan hal itu, tapi pertanyaannya apakah dia mampu dengan biayanya?
Gadis itu memilih melenggang pergi menuju kamarnya sendiri. Dari pada memikirkan masa depan yang tak pasti lebih baik dia memikirkan hidup yang dijalaninya saat ini. Melakukan yang terbaik saja siapa tahu berbuah manis di masa depan.
Ting!
Baru saja dia duduk di atas kasur suara notifikasi SMS dari ponselnya terdengar. Nadia mengambil ponsel jadulnya yang tergeletak di pinggiran kasur lalu mengecek dari siapa SMS itu berasal.
Cherry
Nadia
Nadia melepas kacamatanya lalu memakainya lagi. Siapa tahu minus matanya bertambah hingga membuat netranya tidak fokus pada tulisan.
Nadia
Ini Cherry?
Cherry
Iya ini gue, Cherry. Bukannya tadi gue udah suruh lo nyimpan nomor gue?
Awas aja kalau belum disimpan.
Nadia meringis. Sebenarnya dia sudah menyimpannya, dia hanya memastikan nomor itu benar atau salah. Siapa tahu tadi gadis itu salah memencet nomor.
Nadia
Udah aku simpan kok. Ada apa Cher?
Cherry
Gakpapa sih. Bingung aja mau ngapain hehe...
Gadis berkacamata itu tersenyum. Dia melipat kedua kakinya di atas kasur, tampak tertarik dengan kehadiran Cherry yang tiba-tiba mengirimkan dia SMS.
Zaman sudah berkembang, model ponsel pun sudah berganti menjadi layar sentuh. Tapi Nadia tetap menggunakan ponsel jadul itu karena memang dia tak punya uang untuk membeli ponsel Android.
Menariknya, Cherry rela membeli pulsa hanya untuk mengabarinya. Ponselnya sekarang tidak lagi sepi. Biasanya juga yang datang SMS dari penipu yang mengatakan dia menang undian senilai ratusan juta.
Atau penawaran pinjaman online, seolah-olah tahu kalau Nadia adalah orang susah.
Nadia
Kok bingung mau ngapain? Memang Raka kemana?
Cherry
Lagi tidur nih. Mana ngorok lagi. Gak elit banget tidurnya cowok ganteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang dari Tiga
Novela Juvenil"GUE PACAR LO!" Cherry tersentak kaget mendengar bentakan Raka. "Apa masih kurang perhatian gue sama lo selama ini, Cher?!" tanya cowok itu dengan napas tersengal. "Apa-apa Nadia, apa-apa Nadia. Gue lo kemanain?!" "Raka, Nadia itu temen aku." "TAPI...