Akan tiba waktunya,
dimana isyarat akan mewakili bibir yang kehilangan kalimat.—Nadia Prita Sari—
Happy reading...
*****
"Anak baru ya?" tanya cowok berambut kriwil, duduk di samping kiri Cherry.
"I—iya," jawab Cherry sekenanya, "maaf. Gue pindah bangku deh biar gak ganggu kalian."
"Ets...! Gak semudah itu," kata cowok berkulit sawo mateng.
Cherry terdiam. Tak berani beranjak sesuai permintaan mereka. Lagian dia juga dihimpit oleh dua cowok di samping kanan kiri, mereka menutup akses jalannya untuk kabur.
"Lo duduk di sini aja udah termasuk terjebak. Jadi kalau mau pergi tentu harus pakek syarat."
"Emang syaratnya apa?" tanya gadis itu was-was.
Mereka saling pandang, tersenyum miring sebelum menatap Cherry lagi.
"Pulang sekolah jalan sama kami."
Mata Cherry menatap mereka satu persatu, "G—gue cewek sendiri?"
Mereka mengangguk, "Hm. Pilihan ada di tangan lo."
Cherry memainkan jemarinya, "Gue harus izin dulu."
Ke delapan cowok itu tertawa, "Kayak anak TK aja harus pakek izin."
"Orang gue aja gak berangkat sekolah gak pernah tuh pakek izin segala sama guru." Tawa itu kembali menggema.
"Apalagi gue. Surat izin mengemudi aja kagak punya."
Sang ketua geng duduk lebih dekat di samping Cherry. Menatap gadis itu intens lalu mengusap dagunya. Sedangkan Cherry yang menyadari hal itu meremang, dia merasa ditelanjangi olehnya.
"Emang lo mau izin sama siapa sih?" tanya nya dengan nada lembut yang dibuat-buat.
Satu tangannya terangkat ingin mengambil beberapa helai rambut indah Cherry, namun belum sampai dia menyentuh sebuah tangan sudah terlebih dulu mencekal nya, lalu...
Bugh...!
Satu bogeman mendarat sempurna di rahangnya. Bahkan karena hal itu dia sampai jatuh ke samping, tak berdaya di atas lantai.
"Izin sama gue. Ngapa lo?!"
Semua orang di sana berdiri, tercengang dengan kehadiran seorang cowok yang mukanya sudah merah padam.
Kaki cowok itu bergerak menginjak dada lawannya lalu merunduk, "Berani-beraninya lo sentuh cewek gue!"
"Raka, udah. Aku gakpapa." Cherry menarik lengan Raka.
Raka menepis tangan Cherry lalu menendang cowok itu sampai berguling dua kali.
"Gue gak bakal lepasin orang-orang yang udah berurusan sama gue." Tatapan Raka tajam menatap tujuh orang yang tampak ketakutan.
"Ki—kita gak tahu kalau dia cewek lo, Ka. Beneran," kata seorang cowok berambut ikal.
"Omong kosong!"
Raka melangkah maju, menarik baju cowok itu, "Iya, cewek gue. Cewek Rehandra Raka Satria!"
Bugh...!
Dengan geram Raka memberikan bogeman pada cowok itu.
"Raka!" teriak Cherry panik.
Cowok itu sudah seperti orang kesetanan. Dia menghajar delapan cowok tersebut dengan tangan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang dari Tiga
Ficção Adolescente"GUE PACAR LO!" Cherry tersentak kaget mendengar bentakan Raka. "Apa masih kurang perhatian gue sama lo selama ini, Cher?!" tanya cowok itu dengan napas tersengal. "Apa-apa Nadia, apa-apa Nadia. Gue lo kemanain?!" "Raka, Nadia itu temen aku." "TAPI...