Fading Away

256 32 34
                                    

That's Us - Anson Seabra



Beberapa hari kemudian, dengan beralasan masih sangat sibuk menyiapkan keperluan Pameran, walau memang seperti itu lah adanya, Lingga memutuskan untuk tidak pulang ke Rumah Besar untuk sementara waktu.

Lingga menutup telinganya rapat-rapat, apalagi setelah Lintang bersikeras meminta alasannya yang jelas.

"Aku cuma butuh space, dan waktu sendiri, Lintang..." Tubuhnya sudah sangat lelah, dan Lingga tidak ingin mendengar pertanyaan Lintang yang seolah memojokkan dan malah menambah beban hatinya.

"Aku lagi enggak mood ngeyakinin kamu ini dan itu. Dan lagi enggak pengen bertengkar juga. Kalau kamu enggak percaya sama aku, enggak masalah. Aku cuma mau fokus aja biar semuanya cepat selesai. Kamu ngerti, kan...?"

"Mas Dyo?"

Lingga menghembuskan nafasnya dengan kasar, membuat Lintang kemudian mengerutkan dahinya begitu heran. Karena seingatnya, Lingga tidak pernah seperti ini sebelumnya. Laki-laki itu akan memilih langsung menjawab sesuatu yang terdengar sangat meyakinkan seperti, "pulang, kok. Kamu tenang aja, ya?"

Namun tidak untuk kali ini.

Semakin menambah kecurigaan Lintang terhadap situasi Lingga dan Dyo.

Lingga sudah tau? Atau bagaimana?

"Coba kamu tanyakan langsung ke Dyo, ya? Harusnya dia pulang kalau udah enggak sibuk."

"Lingga?"

"Hm?"

"Ada apa?"

Lingga menatap Lintang lamat-lamat dengan kedua matanya yang sayu. Dia sungguh mengantuk, semenjak jadwal tidurnya sedikit berantakan.

"Ada apa gimana?"

"Lingga?"

"Lintang, bisa enggak jangan maksa aku buat langsung ngerti maksud kamu apa? Kamu jangan tanya setengah-setengah kayak begini, aku enggak paham..."

Giliran Lintang yang menghembuskan nafasnya resah.

"Are you okay, Lingga?"

Lingga menerawangkan pandangannya, mencoba mencari jawaban yang tepat walau hasilnya nihil, karena dirinya memang sedang tidak di dalam keadaan jiwa mau pun raga yang baik-baik saja.

"Hmm..." Lingga bingung hanya demi menjawab pertanyaan Lintang. Ia tidak ingin berlagak kuat untuk saat ini, namun ada satu sisinya yang menahan ia berterus terang bahwa hatinya terluka.

"No?" Lingga terkekeh pelan, seolah jawabannya barusan adalah sebuah lelucon yang sangat lucu.
"Menurutmu... Kalau kamu jadi aku, kamu akan bagaimana?"

Lintang menunggu kelanjutan kalimat Lingga dengan diam.

"Suamimu ketahuan selingkuh, kamu diduakan, dan baru tau satu kenyataan yang lain walau pun itu kejadian yang sudah lamaaa...sekali, perasaanmu akan bagaimana?"

"Kamu sempat percaya sekali dengan satu orang yang sudah kamu anggap sebagian nyawa-mu, hidup-mu, hingga mati-mu, sampai kamu yakin dia enggak akan pergi dan menyerah. Dia nemenin kamu waktu kamu jatuh, waktu kamu kehilangan. Kamu nangis sama dia, kamu sakit hati ngadunya ke dia, dan dia ngeyakinin kamu bahwa segalanya akan baik-baik aja. Tapi akhirnya dia tetap pergi ninggalin kamu dan ngebiarin kamu clueless."

Glimpse of Heaven : Fate - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang