Our Fate

277 26 24
                                    

"Americano untuk Capt. Aji, dan Macchiato untuk Co. Pilot Kresna, silahkan...!"

Aji dan Kresna yang sedang sibuk membolak-balik berlembar-lembar Administrasi sebelum terbang terdistraksi dengan suara ceria Renata siang ini.

"Terima kasih, Renata!" Jawab Kresna tersenyum sangat lebar dan tak kalah bersemangat.

"Terima kasih, Renata." Aji pun menjawab hal yang sama.

"Sebentar lagi Penumpang akan naik, kasih tau aku kalau ada yang masih kalian butuhkan, ya?"

Tanpa repot-repot menyahut, kepala milik keduanya kembali mengangguk dan mempersilahkan Renata untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.

Aji kembali membawa Airbus GA 086 milik Indonesia Airlines untuk bertolak ke Paris. Beristirahat sebentar, lalu melanjutkan perjalanan ke Dubai, kembali ke Paris, lalu pulang ke Indonesia.

Baiklah, Aji harus menahan dirinya sedikit lagi.

Setelah ia kembali ke Tanah Air untuk beristirahat karena sudah mengudara selama hampir dua bulan, ia akan kembali mendatangi Lingga untuk mencari tahu bagaimana kabar laki-laki kecilnya itu, semenjak tak ada satu pun upayanya membuahkan hasil yang berarti.

Pada awalnya Lingga masih mau membalas pesan yang ia kirim walau terkesan basa-basi.
Namun semakin ke sini, Lingga bahkan betah sekali mendiamkan segala bentuk komunikasi yang sengaja Aji buat.

"Ji?"

"Hm?"

"Ini—"

Namun belum sempat Kresna menjawab apa-apa, Aji merentangkan sebelah telapak tangannya demi menyelak kalimat Kresna. "Sebentar, gue harus ke toilet dulu, kepala gue pusing. Gue mau cuci muka, ambil roti dan obat. Sebentar." Potong Aji lalu bergegas beranjak dari atas tempat duduk kemudinya.

Kresna menggedikkan kedua bahunya saja, "oke."
Ia memandangi tubuh Aji yang beranjak menjauh, kemudian kembali membaca dua buah nama yang sempat ia hapal di luar kepala sebagai nama Penumpang mereka siang ini.

"Lingga Nareswara, Ganindra Buana." Eja Kresna sambil mengingat-ingat bahwa kedua matanya memang tak keliru membaca.
Rasanya keliru juga tidak mungkin, mengingat beberapa hari yang lalu ia yakin sekali telah mendengar desas-desus tak mengenakkan mengenai keluarga besar Adhiwangsa, yang merupakan keluarga milik teman dekatnya sendiri, yaitu Aji.
Jadi pastilah rangkaian kedua nama tersebut masih sangat segar di dalam ingatannya karena acapkali disebutkan sangat lengkap di dalam salah satu isi berita media massa.

Saking santer terdengar, para crew Pesawat bahkan tak berani membuka mulut mereka hanya untuk menggosipkan hal tersebut, walau mulut para teman-teman wanita mereka itu bahkan sudah sangat gatal untuk bertanya kepada Aji sebagai oknum yang paling dekat dengan berita tersebut di atas.

Walau sebenarnya yang mereka pedulikan hanya lah, apakah Luxus akan tutup??

Atau, jangan sampai Luxus tutup. Aku beli baju di mana lagi, nanti?? Rancangan Lingga yang menurutku paling sesuai seleraku!

Dan masih banyak lagi.

Kresna lalu menyisihkan lembar daftar nama Penumpang tadi.
Akan coba ia tanyakan kepada Aji setelah laki-laki itu kembali. Hanya untuk memastikan. Mungkin saja Aji belum tahu apabila ada salah satu anggota keluarganya yang ikut penerbangan mereka siang ini.


***


Sementara itu, di tempat yang sama, seorang Pramugari bernama Tiara Catur mempersilahkan Lingga dan Indra untuk duduk pada salah satu deretan tempat duduk yang sesuai dengan tiket pesawat mereka yang tertera, dengan gestur sebelah tangannya.

Glimpse of Heaven : Fate - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang