Tears

210 32 18
                                    

Battle Scars - Guy Sebastian ft. Lupe Fiasco



Lingga pikir ia tidak akan lagi terlibat di dalam kesibukan penghantaran terakhir, untuk siapa pun itu.

Ia begitu naif...

Ketika Tuan Jayeng berjanji bahwa Beliau tidak akan meninggalkan mereka hingga kapan pun, Lingga akhirnya menyadari bahwa dirinya terlalu naif...

Sama ketika dulu, ia kembali berdiri terpaku pada salah satu ujung peti mati tempat di mana tubuh Tuan Jayeng disemayamkan.

Menolak ditemani, bahkan oleh Indra sekali pun.

Mengacuhkan sekelilingnya yang sudah ramai sejak tadi pagi.

Tak menghiraukan upaya Dyo untuk membuat perasaannya lebih tenang.
Bujukan Lintang, juga Aji ketika merasa mendapatkan kesempatannya walau secuil, demi meyakinkan Lingga bahwa segalanya akan baik-baik saja, walau tiada lagi kehadiran sosok sang Ayah di tengah-tengah mereka.

Lingga tidak membutuhkan itu...

Ia hanya ingin waktunya dengan sang Ayah dapat kembali seperti dulu.

Banyak sekali yang terlewat. 

Terlupakan...

Hilang tak berbekas.

Kali ini saja...
Ia tidak ingin berpura-pura di depan jasad sang Ayah, walau tentu saja Beliau sudah tak mampu melihat betapa hancur perasaannya kini.

Kali ini saja...
Ia tidak ingin menyembunyikan perasaan terlukanya. Tentang Dyo, tentang Aji, tentang segalanya yang terasa kejam.

Kali ini saja...

Maaf, Lingga sudah menjadi anak yang tidak jujur, Yah...

Maaf, Lingga sudah menjadi anak yang rela berbohong walau Ayah selalu berkata bahwa kebahagiaan Lingga adalah yang paling penting untuk Ayah...

Maaf...

Lingga belum sempat mengganti segalanya yang telah Ayah berikan untuk Lingga...

Berbalas budi...

"Lingga bahagia?"

Sebuah pertanyaan yang sempat dilontarkan Tuan Jayeng ketika dirinya dan Dyo baru saja selesai mengikrarkan janji sehidup semati kala itu, kembali terngiang di telinga.

Bahagia?

Apakah ia bahagia...?

Itu lah yang dijanjikan Dyo dahulu. Sebuah kebahagiaan, tiada yang lain...

Namun, apakah ia bahagia sekarang?

Wajah Aji berkelebat, menggantikan wajah Dyo begitu saja.

Dengan segalanya yang ia peroleh.

Pengkhianatan.

Dijadikan sebuah pilihan.

Ditinggalkan.

Dilupakan.

Kembali diperebutkan seolah dirinya hanya lah seonggok benda tak berharga dan tak memiliki perasaan.

Apa yang bisa ia harapkan sekarang?

Lingga menolehkan kepalanya ke arah jasad sang Ayah. Menelisik penampilan Beliau untuk yang terakhir kali, mencoba melihat apakah ada yang kurang, tidak menghiraukan para kerabat dan relasi bisnis yang tengah memberikan penghormatan terakhir.

Glimpse of Heaven : Fate - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang