Drowned in You

288 30 14
                                    

"Mas Aji ke mana?"

Lintang yang tengah mengunyah makan malam-nya di atas sebuah meja makan bergaya klasik yang terletak di dalam sebuah ruang makan yang memiliki ukuran cukup untuk menampung lebih dari anggota inti keluarga besar itu kemudian menggeleng.

Ia menengadahkan kepalanya ke arah sebuah suara yang tadi bertanya. "Enggak liat, Yah."

Sang Ayah lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Seolah dengan begitu, Aji, anak Sulung-nya akan tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Kalau Lingga?"

Kali ini Lintang berpikir sejenak, sambil menimbang-nimbang apakah ia akan menjawab dengan jujur untuk kali ini atau tidak. Namun akhirnya ia memutuskan menjawab dengan jawaban yang sama. Lintang kembali menggelengkan kepalanya untuk yang kedua kali. "Engga liat juga, Yah."

"Ayah ke kamar Lingga dulu, kalau begitu." Pamit Beliau tanpa menunggu jawaban dari anak Bungsu-nya itu.


***


Seperti yang Tuan Jayeng katakan, kini ia sudah berada di hadapan sebuah pintu kamar yang memang terletak agak jauh sendiri dibandingkan kamar ketiga anaknya yang lain. Sebuah kamar tidur yang memiliki ukuran lebih besar karena terdiri dari dua buah kamar tamu yang menganggur, dan dirombak habis-habisan menjadi satu kamar khusus untuk Lingga ketika buah hatinya itu akhirnya menerima tawarannya agar menetap di Rumah Besar bersama-sama.

Pertimbangan yang lain adalah, menurutnya, mungkin Lingga membutuhkan lebih banyak waktu untuk beradabtasi, menerima kehidupannya yang total berubah dibandingkan sebelumnya.

Bagaimana pun, Tuan Jayeng tidak ingin Lingga merasa terpaksa dan tidak nyaman, maka Beliau memberikan ruang lengang untuk Lingga membiasakan dirinya.

Tuan Jayeng mengetuk halus pintu ruangan tersebut berulang kali pada mulanya, sebelum akhirnya ia memutuskan membuka kenop pintu tersebut dan memeriksa langsung ke dalam ruangan untuk mencari tahu keberadaan Lingga.

Namun nihil, Lingga tidak ada di situ.

Hingga akhirnya ia mengubah tujuannya kali ini, yaitu berlalu ke arah kamar milik Aji yang berada di lantai yang berbeda, mungkin si Sulung-nya ada di sana, bersama dengan si Kecil-nya juga.

Tuan Jayeng tidak begitu heran dengan kebiasaan keduanya yang satu ini. Sudah sangat tak bisa dihitung dengan jari bahwa Aji dan Lingga sering sekali menghilang secara bersamaan seperti sekarang.

Ia bersyukur, setidaknya Lingga menemukan teman yang cocok, walau kedua anaknya yang lain juga sama cocoknya apabila bersama dengan Lingga.

Namun yang ia rasakan sungguh berbeda.

Interaksi keduanya terasa begitu dekat. Sempat membuat ia sedikit curiga, apakah keduanya jangan-jangan memang memiliki hubungan lebih dari hanya sekedar teman kecil.
Apalagi melihat betapa ngototnya Aji yang selalu ingin pulang ke rumah pada setiap jeda Semester-nya.

Padahal, menurutnya, Aji seharusnya memilih tetap tinggal, mungkin anak Sulung-nya itu ingin sesekali berlibur di kampung halaman sahabat-sahabat Asrama-nya dibandingkan harus lagi-lagi menghadapi situasi dan kondisi di Ibu Kota.

Mengingat usia Aji juga sudah masuk ke dalam usia yang lazim untuk mulai mencari tahu hal-hal yang menurutnya baru.

Namun Aji selalu terlihat bersemangat untuk segera pulang ke rumah mereka.

Glimpse of Heaven : Fate - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang