Pukul dini hari, Taeyong sudah disibukan oleh tingkah laku anak bungsunya. Ini sudah terhitung tiga kalinya Beomgyu mengalami patah tulang. Yang pertama saat Beomgyu masih kecil tepatnya di sekolah dasar, yang kedua waktu Beomgyu smp, dan sekarang ia mengalami patah tulang lagi karena kecelakaan.
"Kamu tu ya dek, kan mommy udah bilang hati hati! Kamu gak mommy larang buat ikut balapan asal yang bener! Yang di arena balap beneran jangan balapan liar! Jangan ikutin jejak kakak kakak mu! Sesat mereka itu dekk!" Omel Taeyong.
"Momm, siapa si yang ikut balapan??? Orang adek cuma nyetir biasa aja kok! Itu truknya aja yang salah, main nyeruduk orang aja." Sanggah Beomgyu yang tidak terima disalahkan.
"Pasti adek nyetirnya kayak orang kesurupan reogkan?! Aduh dek dek, kamu tu ya doyannya main sama malaikat! Mending kalau malaikat pembawa rejeki, lah kamu malaikat maut diajak main! Mau study tur ke neraka kamu?!"
Bagaimana Taeyong tidak marah, jika ia dan suami sedang asik asik cuddle malam malam lalu dikejutkan oleh teriakan Jeno yang berkata kalau Beomgyu mengalami kecelakaan. Dan disaat itu pula, mereka sedikit membutuhkan waktu untuk mencari keberadaan Beomgyu. Karena Beomgyu tidak membawa mobil yang memang sudah diberi alat pelacak dan satu satunya handphone Beomgyu yang bisa membantu pencarian juga sudah hancur.
Untung saja Beomgyu masih memiliki kesadaran. Dengan sisa energi yang Beomgyu punya, Beomgyu sedikit berjalan ke area penduduk setempat dan meminta pertolongan.
Dan ketika Beomgyu sudah mendapatkan perawatan barulah Beomgyu menghubungi keluarganya dengan meminjam salah satu telfon suster yang ada disana.
"Mom maafin Haechan ya, gara gara echan jsdinya Beomgyu kecelakaan kayak gini." Haechan menundukan kepalanya kepada Taeyong yang masi berdecak pinggang.
"Iya, lain kali kalau mau beliin Beomgyu sesuatu kasih tau mommy dulu ya. Oia dan satu lagi-"
"Mom udah dong jangan dimarahin Haechannya." Ucap Mark yang tiba tiba masuk dengan beberapa kantong bawaan sambil diikuti oleh Jeno dan juga Sungchan dibelakangnya.
"Ck, siapa juga si yang bakal marahin Haechan. Orang mommy cuma mau nitip Beomgyu dulu bentar." Ujar Taeyong.
"Echan, jagain anak nakal ini dulu ya? Mommy mau keluar sebentar." Pinta Taeyong sambil menepuk pundak Haechan. Lalu setelah itu Taeyong menoleh ke tiga anaknya dan berkata, "kalian bertiga ikut mommy."
Sungchan menaruh belanjaannya terlebih dahulu, mengambil sebungkus bubur ayam dan menaruhnya disamping nakas Beomgyu.
"Nih sarapan dulu, harus habis semua ya! Kalau ada yang sisa, nanti bakal dapet bonus kelitikan." Sungchan mencubit pipi Beomgyu sebentar lalu barulah ia keluar menyusul sang mommy dan saudaranya yang lain.
Beomgyu menoleh kearah Haechan yang mendekatinya dan duduk disalah satu kursi samping kasurnya. Beomgyu memegang tangan Haechan yang sibuk menyiapkan buburnya.
"Kak" panggil Beomgyu pelan.
"Hem"
"Maaf ya, gara gara Beomgyu kakak kena marah. Beomgyu gak bermasud kak, Beomgyu tu kemarin minta mobil itu karena udah gak tau la-"
"Udah udah kakak gapapa kok Gyu. Udah ni makan dulu kakak suapin ya? Kan tangan kanan mu harus digips gitu." Haechan meniup sendok berisi bubur beberapa kali sebelum menyuapkannya kepada Beomgyu.
Beomgyu si menerima suap suapannya dengan baik. Mungkin Haechan tidak seburuk apa yang Beomgyu pikirkan. Ya jadi Beomgyu udah agak sedikit ikhlas lah kalau Haechan mau ambil kakak kesayangannya.
*****
Diruangan lain keluarga Jungs minus Beomgyu tentunya sedang berkumpul, ditemani oleh salah satu anak buah kepercayaan Jaehyun yang sedang sibuk dengan laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You
FanfictionBeomgyu ft Jungfams Suara tembakan bukan sesuatu yang asing bagi Jung Beomgyu. Karena memang hidupnya dipenuhi tentang bunuh membunuh. Goresan luka sudah terbiasa Beomgyu terima. Menyakitkan tapi menyenangkan baginya. Tapi bagaimana jika ada yang l...