02

588 116 23
                                    

"Hyunjin!"

Seungmin berdiri dari ayunan begitu melihat Hyunjin datang dengan mengendarai sepeda. Wajah Seungmin terlihat sangat bahagia seperti puppy yang menyambut kedatangan majikannya.

"Apa ini?" tanya Seungmin saat Hyunjin menyerahkan kantong plastik putih padanya.

"Untukmu. Maaf jika isinya mengecewakan."

Seungmin pun melihat isi dari kantong plastik tersebut. Sebuah kalung biasa dengan hiasan bunga daisy yang cantik.

"Kau memberiku hadiah?"

"Hm. Aku baru gajian dan saat perjalanan ke sini aku melihat penjual kalung di pinggir jalan."

Seungmin begitu terharu. Ini adalah hadiah pertama yang Hyunjin berikan untuknya. Tidak perlu melihat harga karena ketulusan Hyunjin lebih penting. Itu artinya Hyunjin mulai memperhatikan Seungmin kan?

"Kau tidak membelinya juga?"

"Haruskah?"

"Tentu. Kita belum punya barang couple."

"Nanti saja."

Seungmin pun tersenyum kemudian menyerahkan kalung tersebut ke Hyunjin. "Tolong pakaikan di leherku."

Hyunjin menurut dan segera mengalungkan kalung tersebut di leher Seungmin. Jarak mereka begitu dekat hingga tiba-tiba Seungmin mengecup pipi Hyunjin dengan lembut.

Cup

"Terima kasih Hyunjin."

"..... Sama-sama."

"Kecupan itu hadiah dariku."

"Benarkah?" tanya Hyunjin dengan tenang.

"Tidak. Sebenarnya itu tidak gratis."

"Lalu?"

"Kau harus mengecupku juga kapan-kapan."

Hyunjin hanya tersenyum tipis dan menyadari jika sebentar lagi ia harus berangkat kerja ke mini market.

"Maaf, aku harus pergi sekarang."

"Ke mini market?"

"Iya."

"Kenapa kau kerja di banyak tempat? Kapan istirahatnya?" tanya Seungmin saat Hyunjin menaiki sepedanya.

"Aku pergi dulu," kata Hyunjin sambil mengayuh pedal keluar dari kawasan taman tersebut.

"Huft... Aku hanya khawatir dengan kesehatanmu," gumam Seungmin sambil memperhatikan punggung Hyunjin yang semakin menjauh.


_____



"Apa itu yang di lehermu?"

Seungmin mengangkat kepala mendengar pertanyaan Nyonya Kim. Tumben sekali ibunya yang super sibuk itu tertarik dengan apa yang Seungmin gunakan.

"Ini kalung."

"Darimana kau mendapatkan barang murahan itu?"

"Ini bukan barang murahan, ma."

"Lalu boleh aku tau berapa harga dan nama brand-nya?"

"I-itu..." Seungmin menggenggam hiasan bunga daisy di kalung tersebut dengan erat, "Tidak ternilai harganya."

Nyonya Kim pun mendesis kemudian kembali melanjutkan makan malam.

"Berhentilah main-main, kau harus fokus pada kuliahmu."

"Aku selalu fokus, ma."

"Benarkah? Lalu kenapa ada nilai B saat UTS kemarin?"

"Soal itu..."

Seungmin menggantung ucapan. Sebenarnya alasan ia sampai mendapat nilai B karena mata kuliah itu memakai nilai presentasi kelompok sebagai nilai UTS. Salah satu anggota kelompoknya tidak berkontribusi namun tetap ikut presentasi. Ketika mendapat pertanyaan, dia tidak bisa menjawab dan itu dianggap sebagai kesalahan bersama oleh dosen.

"Maaf... Aku tidak akan mengecewakan mama lagi ke depannya."

Ibu Seungmin adalah sosok yang tegas. Jujur saja selama ini Seungmin selalu hidup di bawah tekanan. Beliau menuntut Seungmin untuk menjadi sempurna di segala bidang. Ayahnya pun sama, hanya saja Tuan Kim jarang berada di rumah karena sibuk mengurus perusahaan.

Apakah mereka tau jika Seungmin sudah punya pacar? Jawabannya tidak. Seungmin berusaha menyembunyikan hal itu karena tau bagaimana sifat kedua orang tuanya. Ia juga tidak ingin menyusahkan Hyunjin. Untuk sekarang menjalani hubungan begini saja sudah cukup.


_____


"Kau sudah pulang?"

"Kenapa ibu belum tidur?"

"Aku menunggumu. Sudah makan? Ibu bawakan banyak makanan dari rumah mewah itu."

"Sebanyak apa?"

Hyunjin pun melihat ada banyak piring berisi makanan yang berbeda. Dia bahkan sampai menelan ludah saking tergiurnya dengan makanan itu.

"Ayo kita makan."

Mereka duduk lesehan di lantai dan menyantap makanan itu bersama. Hyunjin benar-benar tidak habis pikir kenapa orang kaya selalu membuang-buang makanan seenak ini? Kalau dinilai dari rasa, makanan di hadapan Hyunjin sama sekali tidak layak dibuang. Sangat disayangkan...

"Makan yang banyak anakku."

Hyunjin hanya mengangguk sementara sang ibu tersenyum melihatnya makan dengan lahap.

"Putra tunggal dari keluarga itu harusnya pulang hari ini. Tapi entah kenapa dia membatalkannya dan majikan ibu sangat kecewa. Jadi semua makanan ini dibagikan ke para pelayanan."

"Apa anaknya masih kuliah?"

"Iya, kalau tidak salah kuliahnya di Jepang. Itu universitas yang bagus."

Hyunjin diam saja karena menurutnya cerita tentang tempat ibunya bekerja tidak begitu penting, hanya untuk sekedar menghapus kesunyian di meja makan.

"Hyunjin, apa itu yang di sebelahmu?"

"Hm? Ini? Bukan apa-apa," kata Hyunjin sambil memasukkan kantong plastik putih tersebut ke saku celananya.

Hyunjin tidak bisa jujur jika sebenarnya kantong plastik itu berisi kalung dengan hiasan bunga daisy yang mirip seperti punya Seungmin. Iya, Hyunjin benar-benar membelinya. Ucapan Seungmin tentang barang couple terus membekas di pikirannya.

Sesekali Hyunjin juga ingin membahagiakan Seungmin meski dengan cara sederhana.



Bersambung




Bentar lagi saingannya Hyunjin bakal muncul nih. Ada yang bisa nebak siapa? Cluenya... Bapak kocenk 😂

He Didn't Love Me || HyunMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang