"Kau sadar tidak jika kehidupan orang kaya itu sangat mudah semulus jalan tol? Jika perlu sesuatu mereka hanya tinggal bilang, sudah ada yang menyediakan dan jika buat masalah mereka hanya tinggal menyuruh orang untuk membereskannya."
Hyunjin menoleh ke Karina yang duduk di sampingnya. Karina hanya terus memandang ke depan melihat lampu-lampu kota yang begitu gemerlap dari atas bukit tempat mereka berbincang sekarang.
"Itulah hak istimewa untuk orang kaya, privilege. Mereka ingin melakukan apapun tidak akan sulit karena jika mereka gagal masih ada banyak uang yang bisa digunakan untuk menutupi kegagalan itu."
Yah, ucapan Karina memang benar. Hyunjin hanya tersenyum tipis sebelum kembali meneguk sekaleng bir yang dibelikan Karina.
"Aku tidak menyangka kau sempat pacaran dengan Seungmin. Pasti sulit sekali..."
"Tidak juga," ucap Hyunjin berbohong kemudian menundukkan kepala.
"Tapi saat aku pergi ke pesta pertunangannya minggu lalu dia tidak terlihat bahagia. Aku pikir dia kelelahan..." Giliran Karina yang menoleh ke Hyunjin, "Ternyata karena dirimu."
"Sebenarnya kenapa kau mengajakku bertemu di sini?"
"Aku belum selesai bicara."
Hyunjin terkekeh melihat Karina yang kesal padanya. Bisa dibilang ini adalah pertama kali Karina melihat Hyunjin dengan ekspresi itu. Pantas saja Seungmin tidak ingin berpisah darinya.
"Ehem, untuk orang seperti kita yang bukan berasal dari keluarga kaya tentu saja akan sulit jika ingin memulai sesuatu. Tapi pikiranku jadi terbuka setelah bertemu kakak designer yang waktu itu menyapamu. Katanya aku punya potensi," ucap Karina dengan lebih bersemangat. "Dan kau tau? Wajah yang cantik dan tampan juga sebuah privilege! Kau harus menyadari hal itu."
"Aku tidak tertarik. Aku suka kehidupanku yang sekarang."
"Bohong. Kenapa kau tidak ingin mencoba dulu? Siapa tau jika fotomu terpampang dimana-mana akan ada banyak agensi yang melirikmu."
Hyunjin sangat lelah karena seharian bekerja ditambah Karina terus mengajaknya untuk menjadi model fashion. Jika tidak dituruti Karina pasti akan selalu menelponnya. Mau tidak mau Hyunjin pun harus menerima tawaran itu.
"Baiklah, akan kucoba."
"Benarkah?? Kau serius??"
"Iya."
"Akhirnya! Aku senang sekali!!" seru Karina yang tanpa sadar langsung memeluk Hyunjin dengan erat. Tak lama kemudian ia menyadari perbuatan itu dan dengan cepat melepas pelukan tersebut.
"Ups... Sorry."
_____
"Iya bagus sekali, sedikit lebih dekat. Bagus! Pertahankan..."
Karina dan Hyunjin sedang melakukan pemotretan untuk pakaian musim dingin. Tema kali ini adalah couple, jadi mereka harus berpose layaknya sepasang kekasih. Karina tidak merasa canggung sedikitpun karena sudah terbiasa sedangkan Hyunjin ia masih terlihat kaku.
"Sekarang kalian duduk bersebelahan dan Hyunjin merangkul pundak Karina. Untuk Karina kau peluklah pinggang Hyunjin dan tatap dari samping."
"Baik."
"Haruskah sedekat ini?" tanya Hyunjin berbisik.
"Turuti saja apa arahan fotografer."
"Hyunjin lihat ke kamera, senyum."
Dan Karina langsung memeluk pinggang Hyunjin sesuai yang diinstruksikan.
Setelah foto couple, sekarang Hyunjin lanjut berpose sendiri untuk pakaian musim dingin laki-laki. Jika sendirian begini Hyunjin seperti orang yang berbeda. Posenya tidak canggung dan sangat natural seolah ia memang terlahir untuk bekerja di bidang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Didn't Love Me || HyunMin
FanfictionSekeras apapun berusaha, kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama. ⚠️ BxB ⚠️ Bahasa baku 29-01-22 s/d ??? © 2022 by hwangsoul