14

431 67 16
                                    

"Seungmin?"

Hyunjin mengangkat satu alisnya saat melihat Seungmin berdiri di depan gang rumahnya. Hebat sekali Seungmin bisa tau di mana alamat tempat tinggal Hyunjin padahal selama ini dia tidak pernah memberitahu.

"Sedang apa kau-"

"Hyunjin, kita tidak punya banyak waktu!"

"Apa maksudmu?"

Seungmin menggenggam kedua tangan Hyunjin, dengan gelisah dan mata berkaca-kaca. "Kita harus pergi dari sini, sejauh mungkin sampai tidak ada seorang pun yang bisa menemukan kita."

"Pelan-pelan Seungmin, ceritakan dengan pelan."

"Tidak bisa! Cepat masuk ke mobil!"

Seungmin mendorong Hyunjin yang masih bingung masuk ke mobilnya. Bersusah payah Seungmin punya kesempatan untuk kabur, tentu saja ia tidak ingin rencananya gagal.

Di dalam mobil Seungmin terlihat gemetar. Hyunjin yang duduk di sampingnya masih belum mengerti dengan apa yang terjadi. Pukul 23.00 Seungmin datang menemuinya, dengan mobil yang ia kendarai sendiri dan di kursi belakang ada sebuah koper besar.

"Sebaiknya kita berhenti dulu."

"Tidak! Kita belum sampai."

"Aku hanya khawatir, tanganmu saja gemetar begitu."

"A-aku tidak apa-apa."

Beberapa kali Seungmin melirik ke kaca spion untuk memastikan bahwa tidak ada yang mengikutinya.

Perjalanan mereka terbilang panjang dan Hyunjin sama sekali tidak berniat tidur. Ia terus mengawasi Seungmin dan tidak bicara sampai situasi membaik apalagi hujan tiba-tiba turun membuat situasi semakin menegangkan.

Dua jam berlalu akhirnya mereka tiba di sebuah desa dekat perbukitan. Mobil itu melewati jalanan sepi dengan pohon pinus di sisi kanan dan kiri. Setelah menunggu 15 menit, Seungmin pun memarkir mobilnya di depan sebuah rumah yang minimalis tapi terawat.

"Kita di mana?"

"Ini rumah temanku. Katanya aku bisa tinggal di sini sampai kapanpun."

"Apa?" Hyunjin terkejut dengan ucapan Seungmin.

"Aku ingin tinggal bersamamu Hyunjin. Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku sudah muak dengan keluargaku, dengan tunanganku dan hidupku yang menyesakkan itu."

"Kau... serius?"

"Iya, aku sudah memikirkannya matang-matang. Aku bahkan berencana mengajakmu ke luar negeri..." Seungmin menghembuskan napasnya yang berat kemudian tersenyum, "Untuk sementara kita di sini dulu."

Hyunjin tidak pernah menyangka Seungmin akan bertindak sejauh ini. Memang ia tau betapa tidak sukanya Seungmin dengan pertunangan itu. Meski ini salah, tapi tidak bisakah Hyunjin mengikuti apa kemauan Seungmin kali ini saja? Ia pun membalas senyuman Seungmin sebelum akhirnya Seungmin memeluk Hyunjin dengan erat.

"Aku sangat mencintaimu, selamanya akan selalu begitu," ucap Seungmin sebagai ungkapan lega dan senang karena rencananya berhasil.

Pelukan hangat Seungmin sukses membuat Hyunjin terharu. Ia balas pelukan itu dan mereka saling membagi kehangatan satu sama lain. Entah apa yang akan terjadi kedepannya yang jelas Hyunjin berharap agar Seungmin baik-baik saja dan bisa terus tersenyum.



_____




Rumah itu memang sederhana tapi sangat nyaman ditempati untuk 2 orang. Seungmin mengeluarkan kopernya dari mobil dibantu Hyunjin dan mereka pun masuk bersama.

He Didn't Love Me || HyunMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang