"Hari ini aku lihat kau tidak seperti biasanya."
"Maksudmu?"
"Kau lebih sering menanggapi ucapan pelanggan dan mendadak sangat... ramah? Apa aku salah?"
Hyunjin mendesis mendengar ucapan Sunwoo. Ia pun kembali menyeruput kopi instan di dalam gelas kertas yang isinya tinggal sedikit.
"Seungmin..."
"Seungmin kenapa?" tanya Sunwoo penasaran.
"Dia sudah punya calon tunangan."
"Apa?? Tapi kalian kan pacaran..." Sunwoo mendadak memelankan suaranya karena melihat Hyunjin menundukkan kepala.
Sunwoo pun memilih untuk duduk di samping Hyunjin, menyaksikan matahari terbenam di sebelah barat. Pemandangan sore di atap restoran tersebut sangat indah berbanding terbalik dengan kondisi Hyunjin saat ini.
"Meski begitu anehnya aku tidak merasa sedih," ucap Hyunjin diikuti senyum tipis sambil memandangi matahari terbenam.
"Tapi yang aku lihat tidak begitu."
"Sungguh, aku tidak sedih atau pun kecewa. Lagipula sejak awal aku tidak pernah serius menjalani hubungan itu."
"Bohong," batin Sunwoo sambil memperhatikan raut wajah Hyunjin. "Lalu sekarang bagaimana? Kalian masih pacaran?"
"Yah begitulah. Tinggal menunggu waktu hingga Seungmin mengaku padaku. Setelah itu mungkin aku bisa kembali ke kehidupanku yang biasanya."
Sunwoo tidak bisa mengatakan apapun. Memang semua ini adalah pilihan Hyunjin tapi tetap saja ia merasa simpati pada pemuda itu.
"Hyunjin... Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri."
Hyunjin hanya memaksakan seulas senyum.
Sunwoo pun berdiri karena waktu istirahat mereka sudah berakhir. "Kau masih ingin berada di sini?"
Hyunjin mengangguk, "Nanti aku akan menyusulmu."
"Baiklah, tenangkan dirimu dulu setelah itu pikirkan jalan keluarnya dengan kepala dingin. Itu bukan sekedar saran tapi perintah."
Hyunjin lagi-lagi mendesis. Sekarang hanya ada dirinya di sana dan seketika ucapan Sunwoo tadi membuatnya termenung.
"Iya, aku memang keras pada diri sendiri. Kalau tidak begitu mungkin aku sudah menyerah sejak dulu," gumam Hyunjin kemudian menjepit sebatang rokok diantara kedua bibirnya.
Saat ingin menyalakan rokok tersebut dengan korek api, tiba-tiba bayangan dan suara Seungmin muncul di pikiran Hyunjin dan langsung membuatnya goyah.
"Aku tidak suka dengan asap rokok."
Hyunjin pun menarik rokok tersebut dan langsung meremasnya dengan kesal. Kenapa ia harus mengingat Seungmin di saat seperti ini? Hyunjin hanya ingin menenangkan diri bukannya teringat pemuda itu.
"Sial!"
_____
Sudah 3 hari tidak ada kabar dari Hyunjin. Ingin menemuinya pun sulit karena ada banyak tugas mengantri untuk dikerjakan. Belum lagi Minho selalu mengantar jemputnya. Sangat jelas terlihat ia semakin gencar untuk mendapatkan cinta dari Seungmin.
Harus diakui Minho itu memang perhatian. Belakangan ini dia juga lebih sering memberi hadiah untuk Seungmin seperti bunga, cokelat dan sebagainya. Tapi tetap saja, di hati Seungmin hanya ada Hyunjin. Seungmin bahkan tidak habis pikir kenapa ia masih merindukan Hyunjin yang sama sekali tidak membalas chat atau menerima telponnya. Benar apa kata teman Seungmin di kampus, bad boy itu lebih menarik karena selalu membuat penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Didn't Love Me || HyunMin
FanfictionSekeras apapun berusaha, kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama. ⚠️ BxB ⚠️ Bahasa baku 29-01-22 s/d ??? © 2022 by hwangsoul