15

356 41 11
                                    

Hyunjin duduk merenung di atas pasir putih sambil memandangi matahari terbenam di ujung sana. Banyak hal terlintas di pikirannya, mulai dari keseharian tinggal bersama Seungmin, jauh dari pekerjaannya dan rencana masa depan yang tak sanggup ia bayangkan. Entah kenapa kegelisahan selalu menghantui dan itu bisa mengakibatkan hal buruk untuk dirinya juga Seungmin.

Di tengah lamunan itu, Seungmin berlari menghampirinya, memeluk Hyunjin dari samping dengan erat tak lupa memperlihatkan senyum lebar yang bisa menghangatkan perasaan Hyunjin. Kegelisahaan itu seketika memudar digantikan rasa menggelitik dalam perut yang memberontak ingin disalurkan. Mereka saling bertatapan seolah dari tatapan saja sudah bisa mengerti satu sama lain. Selang beberapa detik, mereka pun berciuman di hadapan matahari terbenam yang menambah kesan romantis kala itu.

"Hyunjin, terima kasih."

"Hm?"

Seungmin menggeleng, "Tidak apa-apa, aku hanya ingin mengatakannya saja."

"Apa kau tidak kedinginan? Anginnya semakin kencang."

"Tidak, ciuman tadi sudah menghangatkanku."

Hyunjin terkekeh, "Benar juga."

"Kau mau ikut ke luar negeri bersamaku?"

"Kemana?"

"Kita cari negera yang tenang dan banyak pegunungan. Hmm misalnya... Swiss?"

Hyunjin pun tersenyum lalu memeluk pinggang Seungmin, "Kemanapun tidak masalah. Aku akan ikut bersamamu."

"Benarkah? Tapi jujur saja di desa ini juga bagus. Kita bisa bersenang-senang tanpa harus memikirkan yang lain. Penduduknya juga ramah dan banyak anak kecil yang sering mampir ke rumah kita."

"Iya, di sini sangat nyaman."

"Nah ayo kita pulang. Aku sangat lapar dan tidak sabar ingin makan ramen seafood buatanmu."

"Kau tidak bosan makan itu?"

"Kenapa bosan?? Rasanya sangat enak tau."

"Baiklah, kita pulang sekarang."

Siapapun yang melihat pasti akan tau jika Seungmin adalah orang paling bahagia saat ini. Ia tidak butuh apa-apa, hanya Hyunjin seorang yang bisa membuat matanya berbinar dan tersenyum lebar tanpa beban.



_____




Sudah hampir 2 minggu Hyunjin tidak mengaktifkan handphonenya. Entah sudah berapa banyak panggilan, pesan atau chat yang masuk. Hyunjin menghilang tanpa kabar dan bisa saja ia masuk ke daftar orang hilang mengingat Karina akan bertindak demikian karena menyadari teman kerjanya tidak ada kabar.

Nekat, Hyunjin mengaktifkan benda pipih itu dan menunggu layarnya menyala. Benar saja, ada banyak notifikasi yang masuk mulai dari rekan kerja, brand, Karina serta ibunya.

"Ah... Aku bahkan tidak mengabari ibu..." gumam Hyunjin.

Dengan cepat Hyunjin mengetik pesan balasan untuk ibunya. Sebisa mungkin ia harus meyakinkan beliau bahwa dirinya sedang pergi bekerja ke luar kita dan sangat sibuk. Begitu selesai, Hyunjin langsung mengecek pesan yang lain. Ada pesan dari nomor tidak dikenal yang mana isi pesannya adalah sebuah foto ibunya yang sedang membuang sampah di depan rumah Minho serta kalimat "Ibumu dalam bahaya" serta sebuah kabar mengejutkan dari Karina.

"Sial!" umpat Hyunjin begitu kesal karena apa yang ia takutkan mulai terjadi.

Hyunjin tau siapa pengirim pesan itu. Jika bukan Lee Minho, maka pasti orang suruhannya. Di samping itu ibu Seungmin pasti ikut bertindak. Mereka akan melakukan segala cara untuk mencari Seungmin dan memisahkannya dari Hyunjin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He Didn't Love Me || HyunMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang