Khawatir,kata itulah yang menyelubungi diriku sekarang. Seusai sarapan win yang aku tuntun ke depan tiba-tiba merintih kesakitan. Aku langsung berkeringat dingin dan deg-degan saat itu juga. Kubawa win duduk dan aku oles minyak kayu putih diperutnya.
"Aww,sakit mas~"
"Sayang ihh jangan bikin takut,ayo ke dokter" pintaku,tapi win selalu menggelengkan kepalanya.
"Nggak perlu shh~ mas usap-usap aja aww,nanti hilang sendiri" katanya masih bisa tersenyum. Padahal dia kesakitan tapi masih sempat senyum:(
Yaudah aku nurut aja,dengan mata sembab karena nangis aku telaten mengusap perut win. Aku takut terjadi apa-apa dengannya dan bayi kami,tapi win selalu mengatakan nggak akan terjadi apa-apa.
Ini terjadi ketiga kalinya di usia kandungannya yang ke delapan bulan lebih menuju sembilan bulan ini. Aku nggak tau,mungkin ini gejala umum atau apa.
Yang jelas aku takut:(
Sungguh,aku rasanya mau hancur liat win kayak gini. Tapi untungnya dia kuat.
"Hiks,adek jangan gini dong daddy khawatir loh" udahlah aku mewek lagi.
Dengan sigap win menghapus air mataku walau dia nahan sakit.
Huhu~ iwinku...
"Gapapa mas,mung-awwsh~ kin adek lagi main hehe" tuh kan,gimana nggak nangis kalo win bilang gitu. Lagian anakku main apa coba didalam sana? Main badminton? Sampek bikin papanya sakit gini.
Pliss adek jangan gini:(
"Huhu~ papa gak kenapa-napa kan? Hiks aroon sedih liat papa gini"
Anakku bahkan yang mau berangkat sekolah malah nggak jadi. Dia langsung menjerit nangis saat tau papa kesakitan. Dari tadi aja dia meluk lengan papanya nggak mau lepas.
Win noleh ke aroon. "Dedek nggak usah sedih,sakitnya sebentar kok"
"Dedek berangkat sekolah ya,nanti telat"
Aroon menggeleng,bibirnya mewek sesenggukan. "Aroon mau nemenin papa aja,hiks nggak sekolah"
Anakku sangat perhatian.
"Jangan gitu sayang,dedek harus sekolah. Papa ada daddy disini,dedek nggak boleh ketinggalan pelajaran,kan dedek katanya mau jadi anak rajin biar papa bangga"
"Tapi pa.."
"Papa gapapa,ini udah mendingan kok,dedek sekolah ya,nurut sama papa" kata win sambil menyeka ingus aroon.
Aroon diam sejenak. Lalu mengangguk kecil. Aku tau dia terpaksa,tapi jika papanya yang nyuruh pasti aroon mau.
"Nah gitu dong,sini cium"
Aroon mendekat dan win memberi ciuman dimasing-masing pipi dan bibirnya. Uhh aku iri tapi bukan saatnya:(
Aroon turun dan megang perut win. "Adek nggak boleh nakal,hiks kasihan papa kesakitan loh hiks"
Hatiku menghangat denger aroon bilang gitu. Win juga tersenyum teduh. Aroon itu masih umur tujuh tahun tapi udah perhatian banget ke papanya.
Daddy bangga sama kamu aroon:)
"Papa,daddy aroon sekolah dulu. Daddy jagain papa ya hiks" dia meluk leherku dan seperti biasa memberi tiga ciuman untukku sebelum berangkat.
Aku usak rambutnya pelan. "Fokus belajarnya,daddy jagain papa kok"
"Iya,dadah papa daddy adek~"
"Dah sayang..."
Aroon berjalan kedepan sendiria,aku ingin mengantarnya tapi nggak bisa. Aroon berangkat sekolah diantar supir,biasanya aku yang ngantar. Hiks sedih banget...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE FAMILY |•meet S3•| Brightwin Story🔞
Разное"Burungnya gede!" Book MEET SEASON 3 🔞 Alur makin kacau⚠️ Garing kayak krupuk⚠️ Burung ketemu Burung👉👌 🏅#1 - win ( 26/10/2021) 🏅#1 - sarawat (27/10/2021) 🏅#2 - win (4/12/2021) 🏅#1 - brightxwin (6/12/2021) 🏅#1 - brightxwin (30/12/2021) 🏅#2...