[Snacktime] - Sagara dan Hidupnya

61 7 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








[Snacktime] - Sagara dan Hidupnya


-






Anjani menghela nafas lega ketika dokter yang menangani Saga menyatakan bahwa keadaan kakak laki-lakinya itu semakin membaik. Gadis itu memeluk Luna yang sejak tadi berdiri di sebelahnya.

"Bener, kan, Sagara tuh kuat." bisik Luna.

Anjani mengusap air mata di sudut matanya yang nyaris jatuh. Ia tersenyum pada Luna.



Keduanya masuk ke dalam ruang perawatan Saga. Sejak siuman, pemuda itu langsung di tempatkan di ruang perawatannya sendiri.

"Kak Saga.." panggil Anjani pada Sagara yang terbaring di brankarnya. Pemuda itu nyaris memejamkan matanya, namun urung ketika suara lembut sang adik menyapa indera pendengarannya.

Dia mengulas senyum, menyambut dengan hangat Anjani yang kini berdiri di sebelah brankarnya.

"Apa yang sakit?" tanya Anjani, masih khawatir.

Saga menggeleng pelan. Meski masih mengenakan selang oksigen untuk bantuan bernafasnya, pemuda itu berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja di depan adik satu-satunya itu. Ia harus terlihat tak kesakitan, meski tubuhnya masih terasa nyeri.

Anjani menghela nafas lagi. Ia melirik keranjang buah di nakas-pemberian Luna yang datang siang tadi.

"Mau buah?" tanya Anjani lagi.

Saga melirik nakas, tak mau mengecewakan sang adik, ia akhirnya mengangguk. Ia meminta Anjani untuk memotongkan sebuah apel merah untuknya. Dengan cepat, Anjani memotong sebuah apel tersebut.



Sementara itu, Saga menoleh pada Luna yang sejak tadi berdiri diam di belakang Anjani. Pemuda itu melirik sekitar. Kemudian menghela nafas ketika menyadari, Luna datang hanya sendiri.

"Nyariin Kak Aru?" tembak Luna tepat.

Saga menoleh pada gadis itu. Dia tersenyum, tak membalas. Yang ia lakukan hanya mengambil sepotong apel dari Anjani, kemudian memakannya.

"Kak Aru gak tau kalau lo disini. Gue tau, lo gak akan mau kalau Kak Aru tau." ujar Luna membuat Saga terkekeh pelan.

"Lo paling tau gue." katanya. Di tempatnya, Luna mengulum bibir.

"Jani udah makan?" Saga beralih pada adiknya. Yang ditanya menggeleng pelan. Mengundang decakkan dari pemuda itu. "Makan dulu. Nanti kamu sakit." katanya membuat bahu Anjani melemas.

"Enggak. Aku mau jagain Kak Saga."

Mendengar jawaban sang adik, Saga terkekeh. Ia mengangkat tangannya, mengelus pipi Anjani dengan lembut.

"Kakak gak apa-apa, Jani. Lagian kan nanti kalau kamu pergi, ada Luna yang nemenin- Iya, kan, Lun?" Saga beralih pada Luna yang kini tersentak, ditegur tiba-tiba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SERENADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang