Day And Night

290 54 9
                                    

"Astaga!"

Kaki Aga berjinjit kesakitan ketika membuka pintu apartemennya sudah disambut dengan bongkahan lego milik Kiran yang berserakan di lantai. Suara ramai samar terdengar dari depan. Ia membungkuk untuk mengambil serpihan lego itu dan mengumpulkannya.

Tangannya mengusap telapak kakinya yang masih terasa nyeri. Jalannya berjinjit dan menghampiri Kiran yang sedang bermain bersama Jin, Theo, dan Adi di depan televisi.

"Om Aga!" Kiran berteriak girang begitu mendapati Aga yang datang sambil menenteng tas ransel dan menaruh bongkahan lego ke dalam sebuah toples yang biasa Kiran gunakan untuk mengumpulkan legonya.

Gadis kecil itu berlari girang dan memeluk kaki Aga, lalu Aga mengusap kepala Kiran lembut dan mencium rambut keponakannya yang tercium wangi strawberry.

"Si Kiran udah gue mandiin, Ga." Ujar Jin sambil memainkan konsol playstationnya yang sedang bermain game FIFA bersama Theo.

Aga sengaja menyuruh Jin untuk menjemput Kiran di daycare, karena hari ini Sadam ada seminar dan jadwal operasi Rhea yang penuh. Sedangkan ia sendiri harus mengurus audit jurusan yang belum juga selesai.

"Tadi mandi sama om Jin?" Tanya Aga sembari berjongkok dan mencubit pipi Kiran.

"Iya. Om Jin juga yang jemput."

"GOOOLLLL!!!!" Theo dan Adi bersorak bersamaan karena Theo berhasil membobol gawang Jin.

"Asu... Asu..." Gumam Jin pelan, karena tidak ingin terdengar Kiran.

"Teriak aja kali, bang." Sindir Theo.

"Ntar gue ditendang sama bang Sadam."

"Bang Aga, pesen makanan dong." Ujar Adi yang sedang duduk di bawah lantai, bersandar pada sofa.

"Ya udah pesen aja. Bayar pake duit bang Jin." Jawab Aga asal dan berdiri hendak ke kamar mandi.

"Ye... Udah gue yang jemput Kiran, mandiin, jagain, masih aja gue yang disuruh bayar." Keluh Jin menggerakkan konsol gamenya dengan emosi.

Aga hanya terkekeh acuh, karena ia tahu Jin juga tidak akan melakukannya. Ia masuk ke dalam kamar dan memesan makanan untuk teman-temannya. Tidak lupa ia membeli lebih karena Janu, Habi, dan, Ajun juga akan mampir untuk menginap.

Ia melepas kemejanya dan menyisakan kaus putih yang ia gunakan sebagai pakaian dalam. Dan Aga keluar dari kamar, Kiran sedang anteng duduk dipangku oleh Adi.

"Gue mau mandi dulu, Di. Nanti kalo makanannya dateng ambil aja."

"Yang bayar siape?"

"Abangnya yang bayar." Jawab Aga sarkas dan langsung melesat ke kamar mandi.

---

"BANG AGAAA..." Janu datang menyelonong ke dalam dan langsung menyendok nasi goreng milik Theo dengan kerupuk.

Jin menepis tangan Janu dan membuat lelaki itu mengaduh.

"Ih, apa sih bang Jin?"

"Cuci tangan dulu, tuh tangan lu bekas megang apaan kan gak tau."

"Oh iya kan tadi bekas salaman sama bang Habi." Ujar Janu panik langsung melesat menuju kamar mandi.

Habibi hanya melotot memandang Janu, "Dikira gue najis apa?"

"Si Ajun jadi mampir gak?" Tanya Aga.

"Jadi, tadi dia habis dari galeri terus lanjut nge-gym." Jawab Habi.

"Bang Ajun ke art gallery terus, ketemu siapa sih?" Tanya Theo heran.

"Ya... Kan dia kayak gitu biar gak stress. Emang udah jadi pengobatan pikirannya biar waras tuh, kalo gak gitu dia gila."

end gameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang