15. 🌤️

1.3K 84 0
                                    

Hari ini adalah cek kehamilan Minho yang terakhir menjelang HPL. Seungmin meminta ijin kekantornya agar bisa berangkat siang, karena dia harus mengantarkan Minho ke bidan.

" Aku cuti aja apa Yang? Ga tega aku ninggalin kamu sendirian di sini." Ucap Seungmin ragu.

" Jangan dong, kan kamu sendiri yang bilang kalau cutinya di hemat buat temenin aku nanti pas lahiran, gimana sih?"

" Ya, tapi nanti kamu_____"

" Udah ga apa-apa! Aku kan udah biasa cek up kehamilan. Lagian nanti ada kak Minhyuk yang jemput. Kamu konsentrasi aja sama pekerjaannya, aku bakal baik-baik aja kok. Ya sayang..." Minho merapihkan kemeja Seungmin dan mengelus dada Seungmin manja.

" Ya udah deh. Aku tinggal dulu ya, kamu hati-hati. Kalau ada apa-apa langsung telpon aku!"

" Iya sayang,"

" Aku berangkat!" Seungmin mengecup kening Minho. Kemudian Seungmin merunduk, kini perut bulat Minho yang dia ajak berbicara.

" Papa berangkat kerja dulu ya nak. Nanti sore papa bawain roti bakar kesukaan kamu," Seungmin mencium perut Minho. Seungmin pun melangkah pergi menuju mobilnya.

Minho duduk di samping seorang perempuan yang sedari tadi mengamati dirinya dan Seungmin sambil melemparkan senyum di wajahnya.

" Suaminya ya mba?" Tanya wanita tersebut.

" Iya mba."

" Seneng ya, punya suami yang perhatian gitu, di saat istrinya hamil besar. Saya jadi iri lihat mba nya dimanjain banget sama suami, ga kayak saya."

" Hmm ---- maksudnya mba, gimana ya? Emangnya suami mba ga ngaterin?"

" Saya udah ga punya suami mba, lebih tepatnya punya suami, tapi berasa seperti ga punya suami."

" Loh kok bisa gitu?"

" Suami saya sudah nikah lagi sama perempuan lain mba."

" Aduh, maaf mba saya ga tau."

" Ga apa-apa mba, itu bukan hal yang tabu buat saya. Lagian itu semua juga salah saya, karena dulu saya yang sering diam-diam bertemu mantan saya saat suami saya ga ada dirumah. Al hasil, saat saya hamil, suami ga percaya kalau yang saya kandung ini benar anak dia. Dia menganggap anak ini adalah hasil perselingkuhan saya dengan mantan pacar saya. Saya udah mencoba menjelaskannya dengan berbagai cara tapi suami saya tetap bersikukuh menolak anak ini. Setelah saya selidiki ternyata suami saya sudah menikah lagi dengan perempuan lain di luar sana dan perempuan itu juga tengah hamil muda saat ini."

" Tapi, memangnya mba sama suami sudah bercerai? Kok dia sudah menikah lagi?"

" Itu dia mba, sebenarnya saat dia tau saya berselingkuh, suami saya sudah mengirimkan surat cerai. Tapi karena kehamilan ini saya berusaha untuk membangun lagi rumah tangga yang sempat hancur itu, tapi ya ---- semuanya sia-sia. Setelah anak ini lahir, saya dan suami akan menghadapi sidang perceraian kami." Wanita itu tertunduk lemas.

" Yang saya khawatirkan hanya satu mba. Saya sedih jika nantinya anak saya tidak bisa bertemu dengan ayahnya. Walau pun bisa bertemu, tapi ayahnya belum tentu menerima kehadirannya. Dia malah lebih bahagia mendapatkan anak dari wanita lain." Air mata tak henti mengalir membasahi wajah wanita itu.

Tiba-tiba terbesit dipikiran Minho bagaimana jika ternyata apa yang terjadi pada wanita itu pun terjadi padanya.

Sebelum Minho tau jika dirinya hamil, Seungmin sudah lebih dulu mengiriminya surat cerai.

" Bagaimana kalau perhatian Seungmin selama ini hanya sebuah kebohongan? Gimana kalau sebenarnya Seungmin menanti anak ini lahir cuma untuk berpisah dari gua? Kenapa hati gua malah resah begini? Seungmin bukan orang yang begitu! Cinta dia tulus dan ga seharunya gua ragu kayak gini. Tapi____"

Minho terus diam, hatinya terus bertanya-tanya. Akankah hal buruk itu juga akan menimpanya. Meski Minho terus mencoba meyakinkan dirinya, namun momok menyeramkan itu kembali mengusik relung hatinya.

______________________________________

Sesampainya di rumah, Minho duduk diam di kamarnya selama berjam-jam. Dia memperhatikan perutnya yang semakin membesar dan surat cerai yang sempat Seungmin kirim kan padanya melalui Felix di pangkuannya.

" Setelah berbulan-bulan baik-baik saja, kenapa sekarang hati gua resah cuma karena secarik kertas ini?"

" Seungmin bahkan ga pernah membahas soal perceraian di hadapan gua, tapi kenapa hati gua masih aja ga tenang? Gua takut kehilangan Seungmin. Gua ga mau dia ninggalin gua. Gua cinta banget sama Seungmin." Minho menangis sendiri di kamarnya.

Malam menjelang, Seungmin baru saja pulang bekerja. Dia membawa roti bakar kesukaan Minho dan beberapa camilan untuk kakak iparnya.

" Kak, nih saya bawa cemilan! Kakak udah makan belum? Mau saya beliin nasi gorenh di depan apa mau pesen online aja?"

" Ga usah Min, kakak udah makan. Oya, Minho dari tadi ga keluar kamar tuh, tadi pas kakak jemput ke klinik juga wajahnya murung gitu. Kamu lagi berantem sama dia?" Minhyuk curiga.

" Engga kok kak, tadi pagi pas saya pamit berangkat kerja juga dia ga ngerengek kayak biasa."

" Coba kamu tanya deh, kakak takut ada sesuatu yang mengusik pikiran Minho! Kalau kakak yang nanya dia pasti ga mau cerita."

" Iya deh kak, nanti abis mandi saya coba ajak bicara."

" Ya udah, kakak pamit dulu ya."

" Iya kak, makasih ya."

Minhyuk pun pergi meninggalkan kediaman SeungHo.

" Kira-kira Minho kenapa lagi ya? Apa hasil cek up nya ga bagus? Aduh ---- kenapa jadi ga karuan gini perasaan gua. Khawatir istri sama anak gua kenapa-napa." Gumam Seungmin.

Seungmin segera menarik handuk dan mandi. Dia tak ingin membuang waktu. Hatinya mendadak resah karena perkataan Minhyuk.















Kyuji_25

[ GS ] KUSUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang