Minho mulai membuka matanya, Minhyuk menghampiri sang adik yang terlihat kebingungan.
" Ho...." Panggil Minhyuk lirih, dia mengelus lembut surai sang adik.
" Kok kakak ada di sini? Seungmin mana?"
" Seungmin pergi kerja, dia bilang ada meeting penting." Minhyuk terpaksa berbohong demi kesehatan sang adik.
" Ih! Tau istri lagi sakit masih aja kerjaan yang di urusin! Jadi manusia ga peka banget sih!" Oceh Minho. Minhyuk hanya tersenyum tipis.
" Baby.... Baby kamu baik-baik aja kan sayang? Kamu sakit apa?" Han datang, dia panik melihat keadaan Minho.
" Ga apa-apa, cuma kecapean aja kayaknya." Ucap Minho.
" Syukur deh, aku panik pas tetangga kamu bilang kamu sakit. Mangkanya aku cepet-cepet dateng kesini." Minho dan Han saling beradu senyum manis membuat Minhyuk geram.
" Han, keluar sebentar! Ada yang harus kita bicarakan!" Kode Minhyuk sambil berjalan keluar ruang rawat Minho. Han pun segera menyusulnya.
" Ada apa kak?"
" Udah sejauh apa hubungan kamu sama Minho? Kamu harusnya sadar kalau Minho udah punya suami. Hubungan kalian ini ga bisa di lanjutkan. Aku mohon Han, jangan ganggu Minho lagi." Tegas Minhyuk.
" Saya serius dengan perasaan saya ke Minho kak, saya cinta sama Minho."
" Harusnya kamu bilang itu sejak dulu! Sekarang udah terlambat Han."
" Kak, Minho itu ga pernah cinta Seungmin, dan Seungmin dia itu cuma mau enaknya aja sama adik kakak. Dia ga pernah kasih perhatian, dia ga pernah bisa mengerti Minho." Han mencoba membenarkan hubungan gelapnya dengan Minho.
" Kamu pikir, gimana caranya Seungmin bisa ngasih perhatian sama Minho kalau tiap hari kamu muncul di tengah rumah tangga mereka?!" Minhyuk meninggikan nada bicaranya.
Mendengar keributan di luar, Minho bangkit perlahan dan berjalan menuju pintu.
" Saya cinta sama Minho kak, saya ga bisa lupain dia."
" Terus perasaan istri kamu gimana? Perasaan Seungmin gimana? Asal kamu tau, istri kamu itu terus meneror Seungmin dengan mengiriminya foto dan video tentang perselingkuhan kalian. Coba kamu posisi kan diri kamu menjadi dua orang itu. Apa kamu sanggup menahan perselingkuhan pasangan yang sangat kamu cintai?!" Han tak menjawab, dia hanya tertunduk lesu.
" Mendingan kamu sekarang pergi! Dan jangan pernah menunjukan wajah kamu di depan kami lagi. PERGI!!" Usir Minhyuk tegas.
Han berjalan menjauh. Minho datang dan menghentikan langkahnya.
" Kakak kenapa sih? Kenapa kakak marah-marah sama Han? Seharusnya kakak marah sama Seungmin. Sebagai suami dia ga pernah ngasih perhatian, bahkan sekarang aku sakit pun dia ga perduli. Seharusnya kakak usir dia bukan usir Han!" Bela Minho.
Minhyuk terkekeh, dia seolah di buat mengerti dengan keresahan hati yang Seungmin rasakan selama ini.
" Buat apa kakak usir Seungmin? Tanpa kakak usir pun, kamu udah usir dia selamanya dari hidup kamu. Ngeliat kamu membela Han sampai seperti ini, kakak jadi ngerti gimana hancurnya perasaan Seungmin kamu buat."
" Seungmin---- pergi? Tapi tadi kakak bilang Seungmin____" Minho terkejut dengan perkataan Minhyuk.
" Iya, kakak udah bohong sama kamu. Yah---- kalian pasti seneng kan? Akhirnya tembok penghalang cinta kalian hancur lebur tanpa sisa."
Minhyuk mendekati Minho dan menggenggam tangan adiknya itu.
" Kalau memang ini yang kalian inginkan, kakak ga akan menghalangi kalian. Tapi sebelum itu, kamu tanda tangani dulu surat cerai yang Seungmin kirimkan, supaya Seungmin juga bisa memulai kehidupan barunya bersama orang lain yang lebih bisa menghargai hatinya."
" Seungmin---- mengirim---- surat cerai?" Mata Minho berkaca-kaca. Perlahan ingatannya tentang Felix yang datang dengan membawa surat itu pun mulai kembali.
" Seungmin____" Tubuh Minho mendadak lemah. Hatinya terasa lebih sakit dari yang dia bayangkan. Kehilangan Seungmin mendadak menjadi momok yang sangat menakutkan baginya. Dia pun kembali jatuh pingsan.
______________________________________
Sejak dokter memberi kabar jika dirinya sedang mengandung, Minho jadi lebih banyak diam dan merenung.
Hari ini Minho keluar dari rumah sakit. Minhyuk mengambil cuti di kantornya untuk membantu membereskan barang-barang Minho dan mengantarkannya kembali kerumah.
Sesampainya di rumah, Minho tak ingin masuk. Dia duduk di teras hingga malam menjelang. Minhyuk yang berusaha membujuknya pun tak mampu membuat tubuh Minho beranjak dari sana.
" Ho! Udah malem, masuk yuk! Di luar dingin. Kamu ingatkan kata dokter, kamu harus jaga kesehatan, untuk kamu dan calon anak kamu." Minhyuk mengelus surai Minho.
Wajah pucat itu hanya diam terpaku, memandangi jalanan yang biasa Seungmin lewati untuk sampai kerumah.
" Baby.... Hai, lihat aku bawa apa? Nasi goreng kesukaan kamu. Kita masuk yuk! Kamu pasti laperkan? Kamu kan belum makan dari siang ya!" Han juga datang untuk membujuk Minho, namun untuk kali ini Minho mengacuhkannya.
" Ho.... Hey! Masuk yuk dek!"
Minho menggeleng singkat dan kembali terdiam. Minhyuk memegangi kepalanya yang pening. Hyunjin memperhatikan mereka dari rumahnya.
" Minho, masuk yuk! Hari ini Seungmin pulang agak malam, dia lembur. Jadi lu mendingan nunggunya di dalam rumah aja ya!" Hyunjin membantu membujuk Minho.
" Kok Seungmin ga ngasih tau gua? Kok di kasih taunya ke lu?" Minho malah melayangkan pandangan tajam pada Hyunjin.
" Oh iya, kakak lupa! Tadi Seungmin bilang ke kakak pas ada tetangga kamu ini. Katanya dia ada lembur di kantornya."
" Jadi Seungmin lembur? Pantes dia belum pulang juga----"
" Mangkanya sekarang, lebih baik kamu masuk kerumah karena udaranya makin dingin. Nanti kalau kamu sakit lagi, bisa-bisa kakak di marahin Seungmin. Mau ya?!"
Kali ini Minho menurut, dia bangkit dari teras rumah menuju kamarnya. Minhyuk menatap lega.
" Makasih ya, udah bantu bujuk adik saya." Ucap Minhyuk sungkan.
" Sama-sama kak, kalau gitu saya permisi dulu." Hyunjin pun kembali kerumahnya. Sementara itu Han yang kehadirannya tak lagi di anggap oleh Minho, pergi dari sana dengan perasaan kecewa.
Kyuji_25
KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] KUSUT
Fanfiction[ 2MIN AREA ] Bijak sebelum membaca! Book ini BUKAN bxb dan mengandung konten dewasa [ 25+ ] Bagi yang berbeda pandangan / belum cukup umur harap Skip saja. Sekian dan terimagaji