Gracella's POV
Gue gatau. Apa motiv penculikan Yang gue alami, Sumpah.
Gue gapaham, Seakan gue salah besar dikasus ini
Tapi, gue salah apa? Kenapa semua seakan bikin gue ngerasa bersalah. Dunia seakan menjerumuskan gue, mencerca, Mengritik dengan kritik'an pedas yang tak masuk akal Dan hanya banyak membawa Emosi.
Hey? Tak bisakah kita membawa masalah ini dengan santai?.
Ehm, dengan jalur kekeluargaan misalnya?.
Gue gak bakalan ngelawan apapun yang elo ucapin sampe elo kelar ngomong. Gue bakal beri penjelasan sejelas jelasnya.
Yang gue tau, salah satu motif penculik itu Kak dimas. Yang diincer penculik itu kak dimas. Iyaa dia yang diincer penculik cewek itu.
Apa ya?
Gue takut, kalo seandainya gue gak nepati janji gue ke penculik laknat ntuh bakalan nyakitin seluruh orang yang sayang sama gue.
Gue gak mau.
Gak sepantesnya mereka dapet perlakuan kasar dari Akibat perbuatan gue.
Seandainya Kakdimas jadian sama Itu penculik. Jadi nikah sama penculik itu gue rela.
Yang penting gue bisa liat kakdimas tersenyum bahagia di Altar.
Gue harap gue bisa liat hal itu.
Semoga Tuhan memberikan Hidup yang lebih panjang buat gue.
Seenggaknya meski gue gak dapetin apa itu kebahagiaan gue. Seenggaknya gue bisa orang disekeliling gue seneng.
Itu aja rasanya awesome banget.
Dengan segenap keberanian yang udah gue kumpulin jadi satu.
Akhirnya surat ini. Mungkin akan jadi surat Laknat yang akan memperjauh hubunganku dengan Kakdimas.
Tapi gue gak peduli.
Seenggaknya, diujung hidup gue, gue udah ngungkapin Perasaan besar gue ini.
Gak selamanya kan kita bisa nyembunyiin ini?
Tik
Tak terasa Air mata jatuh meluruh dari ujung mata tempat biasa keluarnya belek, haha, jatuh meluncur seperti cococrunch! Oh enggak enggak. Meluncur seperti kau tau? Prosotan di taman bermain. Dan akhirnya jatuh ke kertas ini.
Sungguh menyedihkannya perasaanku.
Segera aku melipat surat berwarna hijau.
Warna kesukaannya kak dimas.
Kertas hijau itu Bergambar Snow white. Princess favorite Ku
Lalu dengan rapi dan meletakkannya kedalam amplop berwarna biru.
Warna kesukaanku.
Aku mengambil Sebuah bunga Matahari yang terlihat lebih bersinar dibanding yang lainnya.
Aku menyeleksinya Dari Satu pot ke yang lain. Dan akhirnya kutemukan bunga Matahari yang berwarna Kuning cerah, sangaat cerah.
Bunga matahari. Pemuja jarak jauh matahari. Meski mereka bertemu hampir setiap hari.
Tapi hey? Kau tak memikirkan jarak diantara mereka bukan?
Dramaku akan segera berakhir. Kurasa. Dan semoga seperti itu.
Aku keluar balkon Dan mengamati kondisi sekitar yang tampak sepi. Hey ini masih jam 4 pagi.
Aku segera mengganti pakaian tidurku dengan dress dengan panjang sampai sebawah lutut, berlengan pendek Dan Cardingan Putih. Entahlah, aku benar benar menyukai warna putih sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grace's Lie
Novela JuvenilAku yang tak berjuang dengan sungguh sungguh, atau kamu yang memang tak pantas untuk kuperjuangkan? -Gracella Shalooferine -