Hari ini Jaehyun memutuskan untuk bertemu dengan Jake. Ia ingin sekali bertanya tentang ibunya dan juga adiknya. Semuanya memutuskan untuk tidak memberitahukan kepada Jaemin, mereka takut jika Jaemin akan melakukan hal yang di luar dugaan.
"Ada apa Hyung? Tumben kau mengajak ku untuk bertemu secara langsung biasanya hanya lewat chat saja,"
"Bagaimana keadaan mereka?"
"Sejauh ini masih baik-baik saja,"
"Maksudmu? Sejauh ini itu bagaimana?"
"Ayah ku sedang berada di Australia. Mereka berdua sangat aman selama Ayahku tidak di rumah. Jika dia sudah di rumah semua yang ada akan... ya kau tau sendiri lah maksudku Hyung,"
"Apa sebaiknya aku bertemu Ibu? Aku takut bertemu dengannya...,"
"Hyung, sebelum kau bertemu dengan Jaemin lebih baik kau berdamai dengan Ibumu untuk urusan Ayah, itu akan menjadi urusan ku,"
"Tapi pengamanan mereka sangat ketat, sangat tidak mungkin untuk bertemu dengannya,"
"Itu akan jadi urusan ku, kau atur kapan ingin bertemu aku akan mengatur untuk tempat nya,"
"Akan ku kabari segera,"
Selesai percakapan mereka, Jaehyun mentimang-timang keputusannya untuk bertemu dengan sang Ibu. Disisi lain dia tidak bisa hidup seperti ini, disisi lain rasa ego dan dendam didalam dirinya lebih tinggi.
'Apa sebaiknya aku bertemu dengannya?'
'Apakah dia pantas aku maafkan,'
'Seharusnya pantas jika dia melakukan itu demi ku dan juga Jaemin,'
'Bimbang,'
Membutuhkan waktu berhari-hari untuk Jaehyun berdamai dengan masa lalu nya dan bertemu dengan Ibunya. Saat ia merasa siap bertemu, ia mengabari Jake terlebih dahulu.
Jake memberi lokasi dimana mereka akan bertemu, kafe yang tidak terlalu ramai sekali dengan dekorasi yang cukup sederhana tapi sangat menenangkan hati.
"Nak..."
Suara itu Jaehyun langsung mendongak ternyata sang Ibu ada di depannya. Ia tak percaya akan berbicara dengan Ibunya secara langsung setelah kejadian yang sangat sengit itu. Tapi keadaan hari ini berbeda, Jaehyun justru lebih tenang.
"Kenapa kalian berdua ikut, Choi Soobin dan kau Choi Bomin...,"
"Aku yang mengajak mereka Hyung, kalian berdua berbicara dengan Ibu sedangkan aku? Apakah aku harus menatap kalian saja tentu saja tidak,"
"Baiklah, manfaatkan waktu sebaik mungkin Hyung kesempatan ini tidak terulang,"
Jake bersama Soobin dan Bomin memutuskan untuk naik ke lantai 2 dari kafe itu dan memberikan ruang untuk antara ibu dan anak ini untuk berbicara.
"Kau ingin minum apa?"
"Jangan panggil sebutan itu Nak, panggil Ibu,"
"Maaf, Ibu ingin minum apa?"
"Terserah kau saja,"
"Baiklah,"
Jaehyun datang ke tempat kasir untuk membeli minuman dan juga makan ringan untuk Ibunya. Ia memesan Coffee Latte dan Juga Americano untuk dirinya. Dan tak lupa ia membeli sepotong kue Red Velvet untuk Ibunya.
"Ulasan di kafe ini kue varian ini sangat digemari oleh pengunjung disini. Dan juga ini minuman tidak masalah kan aku memesankan Coffee Latte,"
"Terima kasih Nak,"
Nyonya Na membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa album foto berisi masa kecil Jaehyun.
"Ini foto saat kau pertama kali melihat dunia Nak, ini foto saat kau mengatakan kata pertama mu. Ini semua mending Ayahmu yang memotretnya,"
"Ini saat kau pertama kali jalan dan ini juga pertama kalinya kau menjadi kakak. Saat kehamilan Jaemin kau sangat menantikannya dia lahir,"
"Jam berganti hari, hari menjadi bulan dan bulan jadi tahun. Tiap hari aku merindukan mu, bagaimana bisa aku lupa dengan anak yang aku lahirkan dan aku bawa ke dunia ini. Mungkin kau selalu bertanya kemana aku selama ini kan? Dibenak mu pasti hanya kebencian meninggalkan mu sebatang kara dan membuat mendiang Ayahmu tiada,"
"Jelaskan kepadaku, alasan kenapa kau meninggalkan ayah, meninggalkan ku, dan juga memisahkan adik dan kakak," ucap Jaehyun.
"Saat itu Ayahmu bekerja sebagai tangan kanan Tuan Shim hingga ia menemukan ada yang salah tenang Tuan Shim. Bisnis Illegal ia dan temannya yang lain ingin mengungkapkan itu semua, tapi kau tahu bahwa Tuan Shim bukan pria bodoh yang mudah ditipu,"
"Ia bertemu dengan ku memberikan penawaran yang cukup mengejutkan, meninggalkan ayahmu dan kalian akan selamat. Ia mengancam membunuh kalian saat itu aku tidak bisa memikirkan hal selain keselamatan kalian,"
"Jadi aku putuskan untuk mengikuti rencananya,"
"Tapi kenapa Jaemin saja yang Ibu bawa saat itu," tanya Jaehyun.
"Saat itu Ibu berpikir bahwa kau anak yang kuat sedangkan adikmu masih terlalu kecil untuk menghadapi ini semua,"
"Tapi saat itu aku juga sama kecilnya. Kau meninggalkan dendam kepadaku saat anak-anak yang sama denganku begitu mencintai Ibunya sedangkan aku?" Balasan Jaehyun membuat Ibunya tak tahan membendung air matanya.
"Ibu tahu nak. Maafkan Ibu yang tidak bisa berpikir secara bijak saat itu. Tapi ketahui lah bahwa aku sangat menyayangi kali dan selama hidup ku hanya mencintai Ayahmu,"
"Tapi kenapa kau tak membawaku saat Ayah tiada?"
"Siapa yang tak ingin? Keadaan lah yang membuat Ibu ini tidak berkutik, Ibu hanya bisa memandang mu dari kejauhan murung dan didatangi anak kecil yang seusia mu dan menghibur mu. Hatiku saat itu sangat sakit, ingin sekali memelukmu. Bahkan saat Jaemin menjadi pelampiasan Tuan Shim aku hanya bisa memandang putraku meminta pertolongan ku dan lagi-lagi aku tak bisa berkutik,"
"Ibu tau kesalahan ku tidak akan pernah kalian maafkan, sekarang Ibu memohon kepadamu untuk memaafkan Ibu mu ini,"
Jaehyun hanya bisa diam dan menangis mendengar perkataan Ibunya. Selama ini Ibunya selalu mengawasi ia secara diam-diam.
"Ibu sekarang waktunya pulang," ucap Jake yang membuyarkan semua suasana ini.
"Baiklah Nak, Ibu harus pulang kau jaga kesehatan mu,"
Jaehyun hanya bisa memandang Ibunya menghilang dari balik pintu dan sekarang ia hanya ditemani oleh Bomin dan Soobin.
"Sebaiknya aku harus bertemu dengan Jaemin,"
Ya ampun lupa punya cerita disini
Oke happy reading
Jaga kesehatan yaaaaTBC......
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin
FanfictionPerceraian kedua orang tua membuat Jaemin dan Jaehyun terpaksa berpisah sejak kecil. Kedua anak ini hidup memiliki takdir yang berbeda dan membuat pikiran mereka pun berbeda. Setelah dewasa, mereka dipertemukan dalam situasi yang tidak tepat.