Jaehyun dan Jungkook memutuskan untuk menginap beberapa di villa alasannya ada hujan salju. Taemin khawatir jalanan pasti licin dan pandangan jalan kabur yang bisa mengakibatkan kecelakaan fatal.
Waktu menunjukkan 11 malam, Jungkook terbangun dari tidurnya karena tiba-tiba lapar. Jungkook sadar Jaehyun keluar dari kamar, tapi di dapur tidak ada Jaehyun.
Setelah mencari ternyata Jaehyun berdiri di dekat danau, tanpa memakai mantel atau baju hangat apapun. Jungkook yang melihat itu membuat susu coklat panas dan membawakan mantel untuknya.
"Untukmu,"
"Ku kira kau sudah tidur,"
"Aku sudah tidur tiba-tiba lapar, tapi kau tak ada di rumah ternyata disini. Sedang apa kau dan foto itu?"
"Foto ini, foto keluarga ku lihat disini adikku sangat kecil dia tampan, bukan?"
Foto yang ditunjukkan oleh Jaehyun ada seorang wanita dan pria dewasa dan dua anak kecil yang pasti itu adalah Jaehyun dan adiknya.
"Salju pertama turun mengingatkan ku tentang tragedi di rumah,"
"Maksudmu Jae?"
"Keluargaku bukan berasal dari kalangan atas, tapi kami tak pernah kekurangan apapun. Setiap akhir pekan, Appa membawa kami pergi ke taman, sederhana tapi menyenangkan,"
"Kemudian, apa pokok permasalahannya,"
Nafas Jaehyun semakin berat, Jungkook yang menyadari itu tahu jika Jaehyun berusaha menahan tangisan.
"Di suatu malam, aku mendengar mereka bertengkar hebat. Jujur, saat itu aku sangat takut dan hanya memeluk tubuh mungil adikku,"
"Keesokannya Eomma, membawa pria lain yang membuat Appa semakin marah dan memukuli pria itu. Eomma berusaha melerai pertengkaran yang terjadi dan membawa adikku pergi. Saat itu aku masih belum paham dan hanya menangis meminta Eomma kembali,"
"Setelah setahun Eomma pergi, selama itu pula Appa hanya merokok, beli minuman keras, dan judi. Membuat keluarga ku terlilit hutang, tak lama dokter mengatakan ada masalah di paru-paru dan hatinya, Appa tak punya uang untuk perawatan yang menyebabkan nyawanya tak tertolong,"
Jaehyun mengambil nafas lebih dalam lagi dan berusaha untuk menyelesaikan ceritanya. Mengingat masa lalu apalagi masa itu sangat menyakitkan, membuat batin ini merasakan rasa marah, sedih, dan kesal.
"Aku di titipkan di panti asuhan, rumah sudah tidak ada lagi karena untuk membayar semua utang yang ada. Keluarga Eomma dan Appa sudah dikabari tapi mereka tak mau membantuku. Bahkan, Eomma ku sendiri juga mengatakan bahwa itu hanya bualan semata. Semenjak itu aku sangat benci kepada wanita yang harus kupanggil Eomma,"
"Apa kau tidak mencari informasi tentang keberadaan Eomma mu sekarang? Maaf jika aku lancang," tanya Jungkook.
"Sudah, sejak aku terjun ke dunia ini aku mencari informasi tentang Eomma, katanya ia menikah dengan orang keturunan Australia dan Korea, jelasnya lagi aku tak tahu,"
"Yak, Jaehyun-ah jika memang tak tahu jangan mencari tahu lagi, lagi pula kau ada sahabat seperti diriku ini. Mencari informasi tentang orang yang kau benci hanya menimbulkan luka tersendiri, oleh sebab itu lebih baik tutup mata dan telinga saja,"
"Aku hanya ingin tahu kabar adikku. Pasti dia sekarang seumuran dengan sepupumu,"
"Ya sudah sekarang kita masuk ke dalam. Kau tak ingin kan berubah menjadi patung es,"
Jaehyun hanya bisa tertawa, Jungkook yang melihat itu sangat senang. Pria ini jarang sekali tersenyum kepada siapapun. Tapi, sekali tersenyum terlihat dari wajahnya serasa semua beban hilang.
Jungkook mengenal Jaehyun saat kedua orang tuanya berkunjung ke panti asuhan, melihat Jaehyun yang duduk sendirian di ayunan membuat Jungkook berinisiatif untuk menyapanya. Bahkan, yang mengenalkan Jaehyun dengan kepala mafia itu ayah Jungkook sendiri karena merasa iba kepada Jaehyun.
TBC.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin
FanfictionPerceraian kedua orang tua membuat Jaemin dan Jaehyun terpaksa berpisah sejak kecil. Kedua anak ini hidup memiliki takdir yang berbeda dan membuat pikiran mereka pun berbeda. Setelah dewasa, mereka dipertemukan dalam situasi yang tidak tepat.