"Ibu, kau baik-baik saja kan. Apakah ada yang sakit?" Jungkook bertanya kepada ibunya. Ia terlihat begitu khawatir, nafas ibunya terengah-engah dan adiknya, Jaemin wajah sudah bengkak dan biru akibat pukulan oleh yang dilemparkan Tuan Shim kepadanya.
"Hyung, lihat pengawal yang tidak sengaja tadi menembak kaki Tuan Shim digeret secara paksa. Aku kasihan padanya padahal dia sudah meminta maaf hingga bersujud supaya tidak disiksa," ucap Jaemin.
"Sudah-sudah kita diam saja, jika kita banyak berbicara nasib kita akan seperti mereka. Aku sudah tahu rencana ini akan terjadi tapi aku tidak tahu jika Shim membawa semuanya termasuk kamu dan Ibu. Semuanya akan baik-baik saja sebentar lagi, ayo kita bertahan sedikit lagi," ucap Jaehyun yang begitu semangat. Terlihat senyum kecil menghiasi wajah adiknya, hatinya begitu senang akhirnya dia melihat Jaemin senyum kepadanya.
Tuan Shim kembali dari ruangan tempat dimana pengawal itu disiksa. Dia datang ke arah Jaemin, Jaehyun, dan ibunya diikat.
"Hey, kalian bertiga pondok ini sedikit luas dan jauh dari jangkauan manapun, jika ku tinggalkan biasa, kalian akan mati dan membusuk tidak akan ada orang yang tahu,"
"Jadi lebih baik kalian menurut lah denganku,"
"Persetanan denganmu Shim sudah cukup kamu mempermainkan aku. Aku bukan boneka murahan yang mudah kamu siksa dan buang," ucap Nyonya Na.
Tuan Shim datang dan mencekik leher Nyonya Na, "Diam Na, kau tidak lupa kan? Bahwa aku masih jadi suamimu yang sah kau tidak bisa berlaku semena-menanya kepadaku, sialan." Suara tamparan terdengar begitu kencang, tentu saja Jaemin dan Jaehyun yang melihat berusaha memberontak mereka tidak terima atas perilaku Tuan Shim kepada Ibunya.
"Pak Tua, kamu boleh berstatus suami ibuku, tapi kamu tidak mempunyai kuasa atas kami, kamu hanyalah seorang pengecut yang selalu ketakutan akan masa lalu mu," ucap Jaemin.
"Apa maksud mu, Huh?"
"Jake pernah bercerita padaku bagaimana reaksi mu setelah Nyonya Isbel tiada. Kau seperti orang gila Tuan Shim, Putramu mendapatkan cerita dari mendiang ibumu. Bagaimana kau menyesal atas perilaku kasar mu kepada Nyonya Isbel. Kau menjadi seperti ini karena kamu ingin melupakan bayangan Nyonya Isbel yang selalu ada di otak mu itu,"
"Kau bohong," kali ini tidak hanya satu tamparan saja yang diterima oleh Jaemin tapi dua hingga tiga kali.
"Ah, aku lupa bahwa aku dan Jake hubungan kami tidak baik-baik saja itu hanya tipuan. Jake anak yang polos dan baik ia bagaikan kapas putih tidak ada noda. Aku bertindak membencinya supaya aku tidak kena masalah sebaliknya juga gitu, Jake berekspresi di depan semua orang bahwa dia telah mengalami kekerasan verbal oleh ku,"
Semuanya berputar di kepala Jaehyun. Kata-kata Jaemin membuatnya semakin pusing. Jadi, mereka sebenarnya dekat tapi berpura-pura salah satu membenci satunya, satunya pura-pura seperti orang yang perlu dikasiani.
"Disini yang salah adalah dirimu. Setelah kematian Nyonya Isbel. Kau tak berusaha memperbaiki kualitas dirimu, memberikan Jake lingkungan yang aman dan nyaman hidup sebagai keluarga. Sedangkan Tuan Shim? Bertindak seolah-olah kau tuhan menentukan hidup dan mati seseorang,"
Wajah Tuan Shim semakin memerah. Ia berusaha ingin memberikan pukulan yang keras kepada Jaemin. Tiba-tiba.
"Lokasi sudah dikepung, jangan ada yang bergerak," itu suara dari depan pondok polisi bersama Tuan Jeon datang ke lokasi.
Tuan Shim melepas ikatan Jaemin dan menariknya dan membuatnya jadi sander dan membawanya kearah polisi, "Jangan ada yang bergerak Jaemin berada di tanganku, berikan putraku maka akan aku bebaskan Jaemin kepada kalian."
Selagi Tuan Shim di depan. Para pengawal Tuan Jeon masuk kedalam melalui pintu belakang dan menyelinap pelan-pelan. Pengawal Tuan Shim hanya bisa diam tidak bergerak karena mereka juga membawa senjata bersama polisi lainnya untuk membantu membebaskan semuanya.
"Eunji, Jaehyun kalian baik-baik saja kan?" Tanya Tuan Jeon.
"Kami baik-baik saja paman bagaimana dengan Jaemin ia-,"
"Kalian tenang saja semua sudah dipersiapkan kalian lewat dibelakang urusan Shim itu urusan kami,"
Jaehyun dan ibunya mengikuti perintah Tuan Jeon.
"Paman,"
"Iya?"
"Jungkook ada diruangan itu aku tidak tahu apa yang terjadi. Setelah aku mengatakannya ia sedikit frustasi,"
"Baik, aku akan kesana menemui putraku,"
Jaehyun tersenyum, ia melanjutkan berjalan bersama ibunya. Setelah menunggu hingga satu jam terdengar suara tembakan. Tentu hal itu membuat Nyonya Na histeris ia takut jika yang tertembak ialah putranya.
Tak lama ada gerombolan polisi terlihat Jaemin, Jake, dan juga Tuan Jeon datang ke arah mereka.
Nyonya Na lari memeluk keduanya, Jaemin dan Jake, "Kalian tidak papa kan? Apa yang terluka sini Ibu obati."
"Semuanya baik-baik saja tidak ada yang terluka. Ayahku sudah dilumpuhkan oleh polisi dengan cara kaki satunya ditembak dan Jaemin juga aman," ucap Jake. Terlihat raut mukanya sedih menimpa yang terjadi pada Ayahnya. Tapi itulah konsekuensi yang harus didapatkan oleh Tuan Shim.
"Jangan bersedih, Nak. Mungkin kau telah kehilangan Ibu kandungmu tapi tidak kehilangan Ibu satunya lagi. Aku memang tidak pernah melahirkanmu seperti Jaehyun dan Jaemin lahir dari rahimku. Tapi kasih sayangku kepadamu tidak pernah berbeda, kau tetap putraku, selamanya tidak akan pernah berubah," Nyonya Na tersenyum mengelus pipi Jake.
Jake yang tak sanggup menahan air matanya memeluk Nyonya Na.
Check ombak wkwk
Maaf ya ampun lupa kalo belum update
Tinggal satu eps lagi yakk
Gimana ya kehidupan mereka setelah ini?
XixixiTBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin
FanfictionPerceraian kedua orang tua membuat Jaemin dan Jaehyun terpaksa berpisah sejak kecil. Kedua anak ini hidup memiliki takdir yang berbeda dan membuat pikiran mereka pun berbeda. Setelah dewasa, mereka dipertemukan dalam situasi yang tidak tepat.