Di pagi yang cerah para pelayan sudah menyiapkan segala kebutuhan yang diinginkan Jaemin, semua sudah tertata rapi, bahkan Jaemin hanya tinggal duduk dan para pelayan akan datang.
"Sudah kukatakan beberapa kali aku alergi kacang! Kalian ingin membunuhku?"
"M-Maaf Tuan, saya pelayan baru disini," pelayan itu terlihat sangat ketakutan saat Jaemin melempar botol kaca berisi selai kacang.
"Seharusnya sebelum kau menyajikan makanan ini tanya ke kepala pelayan makanan apa yang aku suka dan tidak! Kau paham? Sekarang aku tidak ingin kau berada disini, KELUAR CEPAT DARI RUMAHKU!"
"T-Tuan saya minta maaf, saya berjanji tidak akan mengulangi lagi, saya membutuhkan pekerjaan ini Tuan. Saya mohon ampun," pelayan baru itu memohon ampun kepada Jaemin, tapi ia tak pernah merubah keputusannya.
"Saya mohon Tuan, pekerjaan ini sangat penting, saya butuh uang untuk mengobati ibu saya,"
"Kau kira aku akan peduli? Ini uang untukmu jangan pernah kau memperlihatkan wajahmu lagi dihadapan ku. Seret wanita itu keluar dari rumahku,"
Wanita itu di seret secara paksa, hati seorang Na Jaemin memang keras dan buta. Ia bahkan tak ada rasa iba sedikit pun kepada siapapun, bahkan wanita. Umurnya yang baru beranjak 19 tahun membuat semua orang merinding melihatnya. Mereka memikirkan bagaimana Na Jaemin nanti saat ia semakin dewasa.
-
-
-
-
-
-
Di tempat lain ada pria yang berumur 23 tahun, ia adalah tangan kanan dari seorang mafia terkenal di Korea Selatan."Jung Jaehyun, anakku. Bagaimana dengan Lee Wonyoung?"
"Sesuai dengan perintahmu ayah, aku sudah membunuhnya tanpa menyisakan bukti sedikit pun, semua hartanya akan menjadi milikmu lagi,"
"Anak pintar. Tidak sia-sia aku mengambilmu dari panti asuhan itu,"
"Aku berterima kasih kepadamu ayah, karena telah mengambilku dari panti itu dan mendidikku seperti ini,"
Walau kepala mafia itu bukan ayah kandungnya, tapi Jaehyun sangat sayang. Disaat keluarganya membuang Jaehyun kecil, pria itu mendidik Jaehyun menjadi orang yang kuat. Semenjak saat itu, Jaehyun menjadi haus darah. Hari-harinya mulai detik itu hanya mendengar jeritan dan tangisan.
"Targetmu sekarang adalah Na Jaemin, pewaris perusahaan ternama, tujuan kita hanya mengambil sebagian sahamnya jadi kau jangan sampai membuat bocah ini lecet sedikit pun atau kau yang akan menjadi penggantinya, paham?"
"Sangat paham ayah, aku akan mencari tahu Na Jaemin ini siapa,"
Kepala mafia hanya bisa tersenyum sinis, ia tahu semua pekerjaan yang ditangani langsung oleh Jaehyun akan sesuai dengan ekspetasinya.
Kepergian Kepala mafia membuat Jaehyun mengambil alih komando dan meminta semua yang ada berbaris rapi.
"Aku dengar disini ada yang menjadi pengawal Na Jaemin, benarkah?"
"Siap, benar Tuan,"
"Bagus, tipu Jaemin kesini jangan sampai ia tahu jika kau adalah suruhanku, kau tahu apa yang terjadi jika rencana ini gagal,"
Para pria yang berbaris rapi hanya bisa meneguk ludahnya sendiri, mereka tahu konsekuensi apa yang harus di hadapi jika mereka gagal. Jika di keluarkan dari sini dengan keadaan selamat itu bukan masalah, tapi keluar hanya tinggal nama saja.
Jaehyun meminta semuanya pergi dan meminta pengawal Jaemin untuk membawa Jaemin ke gedung tua.
Pengawal Jaemin akhirnya bisa membujuk dengan alasan ada barang yang harus di periksa langsung oleh Jaemin, karena itu perintah dari ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin
FanfictionPerceraian kedua orang tua membuat Jaemin dan Jaehyun terpaksa berpisah sejak kecil. Kedua anak ini hidup memiliki takdir yang berbeda dan membuat pikiran mereka pun berbeda. Setelah dewasa, mereka dipertemukan dalam situasi yang tidak tepat.