"Yang ikutan arisan Ade's Project ayo ngumpul semuanya!" seruan kencang itu mampu membuat semua anak kelas menoleh cepat dari kesibukannya di tengah waktu istirahat.
Beberapa anak yang kebanyakan perempuan mendatangi meja Ade untuk mengetahui siapa yang akan menang arisan di minggu ini.
"Mulai sekarang aja deh De, udah gak sabar nih siapa yang menang arisan pertama," kata Didi yang merupakan salah satu anggota dari Ade's Project atau arisan yang dibuat oleh Ade.
Kaluna yang duduk tak jauh dari meja Ade hanya menggelengkan kepalanya, masih tidak percaya kalau kejadian yang tidak berakhir baik itu akan terulang lagi. Tetapi lebih baik ia diam, karena tanpa ia harus membuka mulut pun, semuanya akan terbongkar.
"Semoga minggu pertama gue yang menang," gumam Nuraini memanjat doa.
"Duh semoga gue yang menang, gue lagi butuh duit banget minggu ini, mau nonton konser Cherrybelle di Inbox," kata Hesti ikut memanjat doa.
Ade lalu mengeluarkan gelas yang sudah dilapisi plastik di atasnya, dan diberi bolongan agar gulungan kertas di dalamnya bisa keluar setelah dikocok.
"Kok udah dimasukin sih De gulungan kertasnya ke dalem gelas?" tanya Didi merasa heran kenapa gulungan kertas berisi nama calon pemenang arisan sudah dimasukkan ke dalam gelas.
"Iya, sengaja supaya langsung dikocok aja hari," ujar Ade setenang mungkin.
"Ooh gitu," gumam Didi tanpa curiga.
"Ayo dong De cepetan dikocok, udah gak sabar nih kita," gerutu Nuraini mengebu-ngebu, ia menyatukan kedua tangan berharap dalam hati kalau hari ini ia yang akan keluar menjadi pemenangnya.
Ade berdeham kecil, ia mengocok gelas itu berkali-kali lalu mencoba mengeluarkan satu gulungan kertas dari dalam gelas tersebut. Begitu keluar satu gulungan kertas, ekspresi wajah semua orang terlihat tegang.
"Aduh deg deggan anjir," gumam Ade seraya mengambil gulungan kertas tersebut. Ia mencoba membuka gulungan kertas tersebut dan pemenangnya adalah...
"Ade!"
Anak-anak yang membaca nama dari gulungan kertas itu berseru kencang, sedangkan Ade tampak terlihat bahagia, seolah-olah tidak menyangka kalau dirinya yang menang.
"Gila ini beneran gue yang dapet? Padahal gue gak berharap lho," kata Ade dengan senyum lebar.
"De, tukeran sama gue mau gak lu? Gue beneran harus nonton Cherrybelle nih," kata Hesti mencoba bernegosiasi.
"Duh maap ya, sorry to be sorry nih, gue juga butuh," kata Ade kepada Hesti.
Didi menghelas napas berat, dengan iseng ia mengambil gelas yang ditaruh di meja tanpa sepengetahuan Ade. Ia pun mencoba mengeluarkan gulungan dalam kertas dari gelas tersebut. Begitu keluar, ia membuka gulungan kertas itu. Mata Didi kontan terbelalak begitu melihat nama Ade dari gulungan kertas yang ia buka.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Chance (END)
Ficción GeneralKaluna Utari merasa hidupnya berjalan dengan baik hingga berumur dua puluh lima tahun. Ia memiliki semua yang tak banyak orang bisa dapatkan. Tapi dengan semua keberkahan itu, kenapa ia masih tetap merasa kesepian? Sebenarnya apa yang sudah tertingg...