bagian ke dua puluh

16 44 16
                                    

Pantai dengan pasir putih, air berwarna biru, dan cuaca cerah di hari minggu mampu mendefinisikan keceriaan seseorang jika berada disana. Tapi tidak dengan seorang gadis yang sedang duduk di tikar sembari menatap kosong ke arah pantai.

Lamunannya buyar saat mendengar teriakan bocah yang berada sekitar 5meter dari tempat duduknya, bisa dilihat bocah itu berumur sekitar 5 tahunan.

"AYAH...BUNDAAA....BUNGA DAPAT ANAK KEPITING.  HAHAHHAHA" Teriak bocah itu bernama bunga.

"Hhhhh iyah sayang" Ucap lelaki  yang tidak lain adalah ayah dari bocah kecil itu.
Lelaki itu membelai pucuk kepala bocah yang bernama bunga dengan lembut.
"Liat bun, anak kita dapat kepiting kecil"

"Pinter anak bunda"

Salsa tersenyum getir melihat kehangatan keluarga kecil mereka, ia jadi ingat saat kedua orangtuanya mengajaknya berlibur di pantai.

"Sini sayang kejar ayah" Ucap  haris sembari berlari di atas pasir putih. Salsa kecil yang berumur 5 tahun itu langsung berlari untuk mengejar sang ayah, disertai tawa ceria dari keduanya.

"Sini ayah, jangan jauh-jauh larinya" Salsa berjongkok karena kelelahan. Ia berjalan mendekati wanita yang tengah duduk di tikar sembari melihat aksinya bersama ayahnya.

"Bunda, ayah licik tuh. Larinya jauh-jauh, kan salsa jadi ga bisa ngejer" Rengeknya di pangkuan sang bunda.

"Cupcupcup anak cantik ga boleh ngambek, emang mau cantiknya ilang?" Goda sang bunda.

"Ihhhh bunda"

Haris berjalan menghampiri dua wanita yang duduk bersantai di atas tikar.

"Sayang liat, ayah dapet anak kepiting sama bintang laut" Ucap haris menunjukkan 2 hewan laut yang di pegangnya.

"Waaahhhhh....ini gigit yah?" Tanya salsa yang sedikit takut untuk menyentuhnya.

"Ngga sayang,  nih nihhh"  Haris menyodorkan hewan laut itu pada salsa yang sudah ketakutan.

"Bundaaa,,,,ayah jahill" Aduhnya pada bunda.

"Ayah jangan gitu ih"

"Maaf sayang"
Haris mengecup pipi kanan kiri salsa.

"Ayah ayah, besok kalo salsa udah besar salsa pengen deh ngerayain ulang tahun di pantai. Kayaknya seru" Celoteh salsa.

"Pasti ayah buatin, tapi pas umur salsa 18 tahun yah"

"Janji ya ayah" Ucap salsa sembari menaikkan jari kelingkingnya.

Haris menautkan jari kelingkingnya pada kelingking mungil milik salsa.
"Iyah sayang, ayah janji"

Sedangkan sang bunda hanya tersenyum mendengar perbincangan antara anak dan ayah itu, ia masih sibuk menyiapkan makanan untuk mereka.

"Salsa ga sabar mau gedek"

"Salsa mau gedek kan, sini bunda suapin"

"Nah iyah, salsa makan yang banyak yah biar cepat gedek" Imbuh haris. 

"Satu tahun lagi, semoga ayah ga ingkar sama janji nya" Gumam salsa.

"WOIIIIII RATU GAMON, SINI IKUTAN MAIN VOLI SAMA KITA" Teriak gavin yang berada sedikit jauh dari salsa.

"OKE" Salsa mengangkat ibu jarinya dan berusaha untuk bangkit, ia berjalan menghampiri para sahabatnya untuk bergabung bermain voli.

"Gue ajak kesini untuk seneng-seneng, bukan malah galau" Sindir aksa.

"Bacod ahk"

Mereka berempat menghabiskan waktu di pinggir pantai, tidak luput dari tawa mereka  masing-masing.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.30, pantai terlihat masih banyak pengunjungnya. Namun, salsa dan juga yang lain terpaksa pulang dan tidak sempat menikmati senja di sore hari, dikarenakan mama gavin menelepon dirinya untuk segera pulang. 

Setelah menempu jarak yang cukup lama, mereka sampai di depan rumah salsa. Salsa yang tertidur akibat kelelahan itu tidak sadar jika dirinya sudah sampai di ruamh.

"Salsa, bangun. Udah nyampe ini" Ucap aksa menepuk pelan pipi salsa.

"Eummmm....." Lenguh salsa seraya merentangkan tangannya.
"Udah nyampe yah?" Tanya salsa.

"Udah ratu gamon, makanya lo bangun" Jawab gavin.

Salsa meletakkan jarinya di wajah aksa dengan mata yang masih terpejam.
"Sekali lagi lo bilang gue ratu gamon, ilang pala lo gue buat"

Aksa memegang lengan salsa yang berada di depan wajahnya dan langsung menyingkirkannya.
"Gavin di depan lagi nyetir, ini gue aksa"

Refleks membuat salsa membuka matanya lebar.

"Sory"

"Yaudah sana turun" Ucap aksa.

"Ngusir lo?? tanya salsa yang di tanggapi dengan angkatan kedua bahu dari aksa.

Salsa membuka pintu mobil dan menutupnya dengan sangat kasar hingga menciptakan suara yang begitu keras.
Sedangkan mereka yang ada di dalam mobil hanya bisa mengelus dada menghadapi salsa.

"Assalamualaikum" Ucap salsa saat sampai di dalam rumah.

Sunyi, hanya kata itu yang dapat ia rasakan sekarang. Rumah besar salsa serasa tidak ada penghuni kecuali dirinya. Ia melangkah menuju dapur untuk mencari keberadaan bi darti namun tidak ada, ia juga naik ke lantai dua tapi tetap tidak ada, salsa kembali turun untuk menuju taman belakang. Benar saja, bi darti sedang memberikan makan kucing abu-abu milik salsa.

Salsa menghampiri bi darti sembari memeluknya.
"Bibi"

"Non salsa udah pulang dari tadi?" Tanya bi darti.

"Baru aja bi, salsa cari-cari bibi tau. Ke dapur ga ada, di atad juga ga ada, ternyata bibi di sini sam mpus nya salsa"

"Ouh iya bi, ayah kemana? Kok sunyi?" Sambung salsa.

"Kalo bibi ga salah denger, tadi katanya mau ke pantai non"

"Samaaaa......

"Iyah, sama non dian dan buk kania juga"
Potong bi darti yang sudah tau arah percakapan salsa.

Salsa membalikkan badan untuk tidak menghadap bi darti.
"Salsa bersih-bersih dulu ya bi" Ucapnya dan langsung berlari menuju kamarnya.

Bi darti hanya melihat nanar kepergian salsa, ia juga merasa kasihan dengan salsa yang sudah ia anggap sebagai anaknya.

"Kasihan kamu non" Lirih bi darti yang tidak bisa berbuat apa-apa.

*
*
*
*
*
Jangan lupa untuk vote and komen part ini.

Vote dan komen kalian menyalurkan semangat untuk aku terus up tiap chapternya.

See you in the next part 👋

Next??








Have To Move'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang