bagian ke dua puluh dua

9 22 3
                                    

"Apa ini akan terasa sakit dok?" Tanya salsa pada nayla yang senantiasa menunggunya.

"Tenang yah, ini ga bakalan sakit kok" Ujar dokter nayla.

Dokter nayla yang masih berusia sekitar 20 tahunan itu kembali ke ruang kerjanya karena melihat dokter spesialis cuci darah sudah datang.

Dokter nayla mendekat ke arah Juan selaku dokter spesialis cuci darah.
"Dok, tolong lakukan yang terbaik buat dia yah"

"Saya selaku dokter selalu berusaha yang terbaik untuk pasien" Ujar juan.

"Terima kasih dok"

Nayla kembali ke ruang kerja dan langsung melanjutkan kerjaan yang ia handle tadi.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.30, alarm dari hp Nayla terdengar begitu nyaring. Hal itu spontan membuat dirinya terperanjat kaget dan langsung bangun dari tidurnya. Ia sengaja memasang alarm untuk mengingatkan dirinya jika salsa selesai cuci darah, nayla yang tadi sempat kelelahan akhirnya tidur dengan lelap dan terbangun ketika alarm berbunyi.

"Pasti sudah selesai" Lirih nayla sembari merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

__________

"Haiiiiii" Sapa nayla dengan senyum yang terukir indah di wajahnya.

"Dokter ngapai disini?" Tanya salsa.

"Saya kerja disini kalo kamu lupa, saya kesini hanya ingin melihat kondisi kamu" Jawab nayla. " Ouh iyah, jangan panggil saya dokter" Tukas nayla.

"Jadi, saya harus panggil apa?"

"Panggil aku kakak aja, karena aku yakin umur kita ga beda jauh"

"Umur aku 17, kak" Lirih salsa.

"Kita cuma beda 3 tahun, umur aku baru 20. Jad....

"Dokter nay, ada pasien yang harus segera di operasi. Keadaan pasien sudah darurat" Ucap seorang dokter pria dengan nada yang menggebu.

Tanpa pikir panjang, nayla langsung berlari menuju ruang operasi. Aura profesional seorang dokter beda itu sangat terpampang jelas di wajahnya.

"Orang tua dia pasti bangga punya anak yang sukses kayak dia" Gumam salsa.
Ia memandangi selang yang tertempel di bagian tubuhnya dengan perasaan iba terhadap dirinya sendiri.

"Kalo bunda masih ada dan ayah ga nikah lagi, mungkin saat ini kalian sangat khawatir sama salsa"

"Salsa kangen bunda, salsa kangen buatan nasi goreng dan telur mata sapi setengah matangnya bunda"

Salsa mengedipkan matanya berkali-kali supaya air matanya tidak jatuh begitu saja, namun usahanya gagal. Air mata itu tetap saja membanjiri kedua pipinya.

_____________

Setelah di izinka untuk pulang, salsa merapikan rambutnya sebelum ia keluar dari ruang cuci darah. Ada satu suster yang masih berada di dalam ruangan itu untuk membereskan brankar.

"Ouh iyah sus, bayar administrasinya gimana yah. Soalnya saya baru pertama kali masuk rumah sakit dan harus bayar sendiri" Salsa bertanya pada suster yang masih setia membereskan brankar.

"Soal biaya cuci darah sudah di urus sama dokter nayla, jadi kamu ga perlu bayar lagi. Ouh iya, dokter nayla juga nitipkan kartu namanya untuk kamu, katanya kalo kamu ada apa-apa jangan sungkan untuk main ke rumahnya" Suster itu menyerahkan kartu nama nayla pada salsa.

Salsa mengambil kartu nama itu dan sekilas melihatnya.
"Sampaikan salam dan terimakasih saya sama dokter nayla ya sus"

Salsa berjalan menuju luar rumah sakit sembari menatap kartu nama nayla yang dititipkan oleh suster wanita tadi. Saat asik berjalan, ia ditabrak oleh seorang lelaki kekar yang terlihat sangat buru-buru dan panik.

Have To Move'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang