-; Di Pulau

12 2 0
                                    

"Untung sedikit meleset tembakannya," ujar Kafin setelah membersihkan luka tembak Jamaludin yang berada dibahu sebelah kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untung sedikit meleset tembakannya," ujar Kafin setelah membersihkan luka tembak Jamaludin yang berada dibahu sebelah kanan.

"Masih sakit Mal?" tanya Tikta yang sedari tadi terus menanyakan hal tersebut.

"Sepertinya tanpa saya jawab kamupun sudah tau jawabannya, Tik."

"Kafin, apa kita perlu dokter untuk perawatan yang lebih serius?"

Kafin tidak langsung menjawabnya, ia memperhatikan luka Jamaludin yang terlihat sangat dalam serta peluru yang belum ia ambil dari dalam tubuh Jamaludin.

"Lebih baik kita hubungi dokter untuk mengambil peluru yang masih ada didalam tubuh Jamal, kapan dokter itu bisa hadir disini?"

Malam ini, Keempat pria tersebut sudah sampai disebuah pulau kecil milik Jamaludin yang sengaja ia beli untuk tempatnya bersembunyi jikala ada hal genting seperti tadi. Pulau itu berada di tengah laut dengan dikelilingi hutan yang sangat rimbun.

"Secepatnya," jawab Tikta dan ia pangsung menghubungi seseorang melalui telepon genggamnya.

"Doctor, where are you now? I need you right now, because Jamaludin hit by a shot."

"Okay, come to my house right now,"

"Dewana, tolong jemput Doctor Moon dikediamannya di Korea Selatan. Kamu tau kan?" tanya Tikta dan Dewana menganggukkan kepalanya.

"Dewa, tolong cepat. Setidaknya dalam empat jam kalian sudah sampai disini," sambung Kafin sebelum akhirnya Dewana pergi menggunakan helikopter menuju ke kediaman Doctor Moon.

 Setidaknya dalam empat jam kalian sudah sampai disini," sambung Kafin sebelum akhirnya Dewana pergi menggunakan helikopter menuju ke kediaman Doctor Moon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, peluru yang mendarat di bahu sebelah kanan Jamaludin sudah berhasil dikeluarkan oleh Dokter Moon yang datang langsung dari Korea.

Keadaan Jamaludin juga perlahan-lahan mulai membaik dan ia kini sudah meminum kopi sambil membaca koran di halaman depan rumahnya, menikmati angin sejuk di pulau pribadi miliknya.

Saat sedang membaca koran, pikiran Jamaludin terus terbang melayang memikirkan keadaan wanita yang terakhir kali ia temui, Anindita Kayshila.

AbsquatulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang