-; Honeymoon

6 0 0
                                    

"Tik, pesawat sudah siap?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tik, pesawat sudah siap?"

Hari ini, sang pengantin baru bersama tiga orang bodyguard nya akan terbang langsung menuju ke Benua Eropa. Jamaludin dan Anindita akan berlibur selama satu bulan ke depan dan mereka akan di temani oleh Tikta, Dewana dan Kafin.

"Sudah Mal, barang-barang milikmu dan juga Nindi sudah saya rapih kan di bagasi. Kita siap berangkat,"

"Baik, lebih baik kau ke atas lebih dulu Tik. Saya akan memanggil istri saya, sepertinya dia masih berdandan,"

"Siap Mal!" seru Tikta dan laki-laki itu langsung berjalan meninggalkan Jamaludin.

Jamaludin membuka kenop pintu kamarnya dan memperlihatkan Anindita yang masih bersiap di depan meja riasnya.

"Belum siap juga hmm?" tanya Jamaludin sambil berjalan ke arah istrinya.

"Sebentar, biarkan saya menata rambut saya sebentar saja Mal," jawab Anindita dengan rambut panjang yang terurai lepas ke bawah.

"Kau bahkan masih terlihat cantik dengan rambut panjang yang tak tertata rapih itu Nin,"

Anindita terkekeh. "Kau selalu saja berulah menggunakan mulut manismu Mal."

"Saya mengatakan yang sejujurnya Nin, kau cantik tanpa riasan di wajahmu, kau cantik dengan rambutmu yang berantakan, dan kau akan tetap menjadi perempuan tercantik yang pernah saya lihat setelah Ibu saya Nin."

Anindita berdiri menghadap Jamaludin. "Sudah, cukup. Ayo kita berangkat, saya tau kau tak sabar untuk berlibur, kan?"

Jamaludin terkekeh. "Ayo, saya sudah tidak sabar ingin membuat Jamaludin junior di sana."

Setelah beberapa jam perjalanan udara, akhirnya mereka berlima sampai di Bandara Paris-Charles De Gaulle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa jam perjalanan udara, akhirnya mereka berlima sampai di Bandara Paris-Charles De Gaulle. Mereka langsung di sambut oleh beberapa orang dengan badan gagah berotot yang akan menjadi bodyguard mereka selama berada disana.

"Saya kagum Tik dengan kerja kamu, persiapan-persiapan sudah kamu sediakan dengan baik. Berliburlah sepuas yang kalian mau, semua biaya saya yang akan tanggung," jelas Jamaludin yang tertegun melihat orang-orang berbaris di hadapannya.

"Ah saya jadi enak,"

"Mal, saya ikut berlibur sepuasnya kan?" celetuk Dewana yang membuat mereka berlima terkekeh.

"Jika tidak, lalu untuk apa saya jauh-jauh membawa kalian berdua kesini?" balas Jamaludin dan ia kemudian menggandeng tangan Anindita untuk turun pesawat pribadi miliknya.

"Welcome to France Mr. Jamaludin and Mrs. Jamaludin,"

"Thanks all, don't wast our time. Hurry up, we have so much planning here,"

Kemudian kumpulan orang-orang yang mengawal Jamaludin, istri dan sahabatnya itu berjalan meninggalkan area bandara dan langsung menuju ke vila yang telah Tikta pesan untuk satu minggu ke depan.

"Saya bebaskan kalian pergi kemanapun, melakukan hal apapun yang kalian mau, dan memakan apapun yang kalian mau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya bebaskan kalian pergi kemanapun, melakukan hal apapun yang kalian mau, dan memakan apapun yang kalian mau. Namun dengan satu syarat," ujar Jamaludin saat mereka berempat sedang berkumpul di balkon vila yang sedang mereka tempati.

"Apa itu?"

"Sebelum jam tiga pagi, kalian harus sudah sampai disini. Setuju?"

Tikta, Dewana dan Kafin melirik satu sama lain kemudian menatap mata Jamaludin. "Kita tidak setuju!" jawab mereka serentak secara bersamaan.

"Kenapa? Itu demi kebaikan kalian juga kan? Atau mau saya ganti peraturannya? Apa kalian mau, saya berdua bersama istri saya lalu ada penculik masuk ke dalam dan saya di culik?"

"Jamal, harusnya kau tahu untuk apa saya menyewa banyak bodyguard di bawah sana," celetuk Tikta sambil menunjuk beberapa orang yang sedang berjaga di depan vila dengan membawa senjata api di tangannya.

"Itu saja tidak cukup, kalian kan tahu, saya tidak bisa percaya kepada orang lain dengan mudah."

"Begini saja," celetuk Anindita yang dengan tiba-tiba muncul di balik pintu balkon.

"Di gilir saja berliburnya. Contoh, hari ini Tikta  di izinkan melakukan hal yang kau mau dari jam sembilan pagi sampai bertemu jam sembilan pagi esok harinya dan begitupun dengan Dewana dan Kafin di hari-hari berikutnya,"

"Bagaimana? Menurut saya, cara itu lebih baik dari pada cara Jamaludin tadi,"

"Saya setuju dengan perintah dari Nindi," balas Tikta diikuti anggukan kepala oleh Dewana dan Kafin.

"Oke baik lah, sepertinya dalam beberapa bulan ke depan Anindita yang akan mengatur Jamal Corp," ejek Jamaludin yang berhasil membuat Anindita terkekeh.

"Silahkan atur jadwal kalian, saya ingin menghabiskan waktu saya dengan istri. Ingat, kita hanya seminggu disini,"

"Siap Mal! Kita terus menantikan ponakan kecil kita kok,"

"Siap Mal! Kita terus menantikan ponakan kecil kita kok,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AbsquatulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang