-; Sedikit keributan

23 2 0
                                    

"Ada apa Dewa? Apa keributan yang lalu itu masalah yang besar?" tanya Jamaludin saat melihat Dewana berjalan kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa Dewa? Apa keributan yang lalu itu masalah yang besar?" tanya Jamaludin saat melihat Dewana berjalan kearahnya.

"Perkebunan kita sedang dicurigai polisi, salah satu anggota polisi kemarin menyelusup masuk,"

"Sekarang dia ada dimana?"

"Masih disana, saya kurung dia di dalam gudang."

"Baik, bawa saya kesana sekarang juga dan tolong bilang Tikta untuk mempersiapkan senjata saya. Akan saya bunuh polisi malang itu hari ini juga!"

Jamaludin dan Dewana langsung berjalan menuju ke garasi tak lupa Dewana menelpon Tikta untuk membawakan beberapa senjata yang diminta oleh Jamaludin.

"Dewa, apa ada lagi masalah di perkebunan saya?" tanya Jamaludin yang duduk disamping Dewana.

"Sejauh ini hanya itu permasalahannya, polisi kecil itu juga tidak tahu jalan menuju kesana Jamal. Setiap hari akan saya follow up permasalahan apa saja yang terjadi di perkebunan ke kamu, percayakan semua urusan perkebunan kepada saya Jamal. Saya janji tidak akan mengecewakanmu,"

"Sejak kapan saya pernah mencurigai kamu, Kafin dan Tikta hmm?" tanyanya yang membuat Dewana terdiam.

***

Beberapa saat kemudian, Jamaludin dan Dewana sudah sampai di perkebunan kokain milik Jamaludin Yudho Andreas dengan luas tanah 50 ribu meter persegi.

Saat Jamaludin baru menurunkan satu kakinya, para atasan-atasan yang mengatur perkebunan tersebut langsung berbaris didepan mobil yang ditumpangi oleh Jamaludin.

"Selamat datang Tuan Jamaludin, perkebunan sangat aman dan damai. Tidak ada kerusakan sedikit pun, semua sudah diatur oleh Tuan Tikta, Tuan Dewa dan Tuan Kafin. Tuan Jamaludin tidak perlu kesini untuk memastikan itu semua," ucap salah satu laki-laki dengan jenggot tebal yang memakai topi panama dan kacamata itu.

"Saya sudah percaya kepada kalian semua, sekarang lanjut dengan pekerjaan kalian masing-masing dan saya akan menaikkan gaji kalian dua kali lipat bulan depan. Saya kesini ada urusan pribadi dengan Dewa, terimakasih!"

Jamaludin dan Dewana kemudian pergi meninggalkan barisan orang-orang yang mengatur perkebunan ganjanya menuju ke gudang yang dimaksud oleh Dewana.

Saat Jamaludin berjalan menuju ke gudang, banyak pekerja-pekerjanya yang membungkukkan badannya seolah-olah ia presiden yang patut dihormati.

"Lanjutkan pekerjaan kalian dan bulan depan akan saya naikkan gajinya,"

"Siap Tuan!"

"Dimana Tikta?" tanya Jamaludin yang menyadari tidak adanya kehadiran Tikta sejauh matanya memandang.

"Halo Jamaludin, saya tau kamu sudah merindukan saya. Pistol kamu sudah saya siapkan didalam, saya dan Dewa sebaiknya tunggu diluar," jawab Tikta yang baru saja keluar dari dalam gudang yang terlihat sangat temaran itu.

"Tolong jaga saya," balas Jamaludin sebelum akhirnya melangkahkan kakinya masuk kedalam gudang dan bersiap untuk menghabisi polisi malang itu.

"Jamaludin itu tidak bisa ya diajak bercanda sebentar saja," gumam Dewana lalu menyalakan seputung rokok kemudian dihisapnya.

"Kamu itu kayak baru kenal sama Jamaludin saja, Wa," celetuk Tikta yang setia menunggu Jamaludin tepat didepan pintu.

"Hey Tikta, kamu kan sudah kenal lama sama Jamaludin. Apa benar dia nggak pernah tidur sama wanita malam yang selalu ia sewa itu?"

Tikta terkekeh.

"Semoga Jamaludin tidak dengar ini, sebenarnya, kalau Jamaludin menyewa lebih dari 2 wanita malam. Dia hanya memberikan 20 juta kepada wanita itu secara cuma-cuma. Oleh karena itu daripada uang tersebut hanya cuma-cuma diberikan kepada mereka, gantinya saya dan Kafin yang memakai perempuan tersebut, lumayan,"

Dewana sedikit membelalakkan matanya. "Kamu tidak berbohong kan?"

"Ah kamu itu Wa, kita ini laki-laki, mana bisa kita menahan gairah kita ketika melihat tubuh-tubuh wanita seksi ada dihadapan kita. Kamu mau ikut Wa?" tanya Tikta yang berhasil membuat Dewana sedikit tergiur.

"Apa kalian tidak takut Jamaludin tahu?" Tikta terkekeh lagi.

"Jamaludin tidak akan sejahat itu kepada teman-temannya. Asalkan kita mengikuti perintahnya, kita aman."

"Tapi yang kamu lakukan itu salah satu perintahnya,"

"Tapi Jamaludin pernah memergoki saya sekali, dan saya masih hidup," jawab Tikta dengan sangat angkuh.

"Kapan kira-kira Jamaludin menyewa perempuan itu lagi?" tanya Dewana dan Tikta tersenyum tipis.

"Lusa," jawab Tikta tepat ditelinga Dewana.

DOR!

Saat Tikta dan Dewana sedang membicarakan perlakuan Jamaludin, dari dalam terdengar suara tembakan nyaring yang membuat Tikta dan Dewana langsung masuk kedalam gudang untuk memastikan bahwa Jamaludin aman disana.

"Yeah, I'm still alive. Tolong kubur polisi ini dan kita kembali pulang, urusan saya disini sudah selesai."

Tikta dan Dewana langsung mengikuti perintah dari Jamaludin yang berjalan menjauh darinya untuk membersihkan pakaian yang ia kenakan karena terkena sedikit darah.

Tikta dan Dewana langsung mengikuti perintah dari Jamaludin yang berjalan menjauh darinya untuk membersihkan pakaian yang ia kenakan karena terkena sedikit darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AbsquatulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang