-; Tak biasanya

14 2 0
                                    

Malam ini Jamaludin Yudho Andreas sedang berada di sebuah hotel berbintang, dirinya sudah menyuruh Tikta untuk menyewa perempuan malam seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Jamaludin Yudho Andreas sedang berada di sebuah hotel berbintang, dirinya sudah menyuruh Tikta untuk menyewa perempuan malam seperti biasanya. Namun kali ini ia tidak meminta banyak, dirinya hanya meminta Tikta untuk membawakannya dua wanita malam yang akan ia datangi satu persatu malam ini.

Jamaludin kini sudah berpakaian rapih dengan topi hitam untuk menutupi separuh wajahnya, dan ia berjalan menuju ke kamar 503 untuk menemui wanita pertama yang sudah diberitahu oleh Tikta.

Klek.

Jamaludin berhasil membuka knop pintu kamar hotel tersebut yang membuat wanita didalamnya sedikit tersentak.

Jamaludin berjalan masuk perlahan mendekati wanita itu dan duduk disampingnya. Tanpa basa-basi ia kemudian mengeluarkan tiga buah amplop berwarna cokelat yang masing-masing berisi 10 juta rupiah.

"Terimakasih untuk hari ini, semoga kamu bisa lekas keluar dari dunia malam yang kejam ini. Saya izin pergi," ucap Jamaludin yang membuat perempuan itu bertanya-tanya dengan maksud dari Jamaludin barusan.

"Hey apa maksud kamu berkata seperti itu? Saya punya cukup banyak uang, jadi kamu tidak perlu memberi uang kepada saya dengan sia-sia. Saya disini hanya melakukan pekerjaan saya dengan profesional,"

Jamaludin berhenti mendengar omelan dari perempuan itu. "Tikta yang akan mengurusmu, saya sibuk."

Setelah mengucapkan pernyataan tersebut, Jamaludin langsung keluar dari kamar hotel dan meninggalkan wanita malam itu sendiri dikamar.

"Tik, datang ke kamar 503 sekarang. Saya akan menemui perempuan yang dikamar 603," ucap Jamaludin melalui ponselnya dan langsung mematikan sambungan tersebut.

Jamaludin berjalan menaiki anak tangga menuju ke lantai enam, dirinya akan menemui wanita terakhir untuk malam ini.

Jika kalian berpikir Jamaludin menyewa para perempuan malam untuk diajak senang-senang, kalian salah besar. Karena yang Jamaludin lakukan kepada mereka hanya memberi uang lalu pergi tanpa banyak kata yang membuat perempuan-perempuan tersebut bertanya-tanya apa maksud dari Jamaludin itu.

"Halo?" ujar Jamaludin yang telah berhasil membuka pintu kamar hotel 603.

Didalam kamar tersebut terlihat sangat gelap, tak ada tanda-tanda adanya kehidupan didalam sana. Jamaludin lalu berjalan kearah saklar lampu untuk menyalakan lampu kamar itu dan—

"Eh?" terdengar suara perempuan dan Jamaludin langsung melihat kearahnya.

"Maaf, saya kira tidak ada orang. Silahkan pakai bajumu dengan rapih, setelah selesai saya akan kembali," ucap Jamaludin yang langsung menutupi matanya karena melihat perempuan itu setengah terbuka.

"Tak apa, toh nanti kamu juga melihat tubuh saya." Jamaludin tak menghiraukan itu dan terus berjalan keluar.

Setelah beberapa menit menunggu diluar dengan cuaca yang sangat dingin itu, sang perempuan keluar dari dalam kamar dan menyuruh Jamaludin untuk masuk.

"Maaf saya harus menumpang mandi disini,"

"Karena?"

"Karena saya tidak punya rumah,"

Jamaludin terdiam lalu melirik kearah wanita yang duduk disampingnya.

"Hasil kerjamu sebagai wanita malam, kau gunakan untuk apa? Bukankah lumayan uang yang kamu dapatkan?" Wanita itu terkekeh.

"Sebelumnya perkenalkan dulu nama saya Anindita Kayshila, kamu bisa panggil saya Nindi. Mengenai pertanyaan kamu barusan, saya rasa kita belum cukup dekat. Jadi untuk apa saya menjawab pertanyaan kamu?"

Jamaludin bangkit dari duduknya lalu mengeluarkan satu buah amplop yang sangat tebal lalu memberikannya kepada Anindita.

"Pergunakan uang ini dengan baik, besok saya tunggu kamu disini," ucap Jamaludin lalu berjalan kearah pintu dan memutar knop pintu itu.

"Ingat besok saya tunggu kamu disini, pukul tujuh malam di kamar nomor 603." Jamaludin kemudian pergi meninggalkan Anindita dengan beribu pertanyaan dikepalanya.

"Laki-laki aneh," gumam Anindita sambil berjalan kearah pintu untuk menguncinya.

Saat sedang diperjalanan menuju ke basement untuk mengambil mobilnya, perasaan Jamaludin benar-benar sulit untuk dijelaskan. Keringat dingin mulai keluar dari celah dalam tubuhnya, detak jantungnya berdetak lebih cepat, dan dari dalam perutnya seperti ada sesuatu yang meminta keluar.

'Perasaan aneh apa ini argh!' batin Jamaludin Yudho Andreas kemudian ia memasuki mobilnya dan kembali pulang ke rumahnya.

***
Sedangkan dilain sisi...

"Good games Tikta, saya harap kita berdua bisa bertemu lagi dilain waktu. Tidur yang nyenyak sayang, saya tau kamu kelelahan." ucap wanita dikamar 503, lalu ia pergi meninggalkan Tikta Warangga yang tertidur lelap tanpa busana dibalik selimut putih tersebut sendirian.

" ucap wanita dikamar 503, lalu ia pergi meninggalkan Tikta Warangga yang tertidur lelap tanpa busana dibalik selimut putih tersebut sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AbsquatulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang