-; Hari Bahagia?

4 1 0
                                    

Beberapa hari setelah kembalinya Anindita ke rumah bersama Jamaludin, mereka langsung mengatur acara pernikahan yang akan dilaksanakan dua bulan mendatang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari setelah kembalinya Anindita ke rumah bersama Jamaludin, mereka langsung mengatur acara pernikahan yang akan dilaksanakan dua bulan mendatang.

Acara yang pastinya akan sangat meriah itu akan dihadiri banyak kolega-kolega Jamaludin yang berasal dari beberapa belahan negara di dunia.

"Kamu mau tema apa Nin? Saya akan mengikuti semua keputusan darimu," ujar Jamaludin.

Mereka kini sedang berada di sebuah rumah yang bertuliskan 'Sophie Wedding Organizer' dengan di jaga oleh Tikta dan Dewana, mereka terus berbincang tema apa yang akan digunakan saat hari H nanti.

"Kenapa kau bebankan semuanya kepada saya? Kan yang menikah bukan hanya saya, tapi kau juga."

Jawaban Anindita barusan berhasil membuat Tikta dan Dewana terpaku.

"Baiklah, saya mau ada warna abu-abu, dan untuk makanan saya ingin ada gado-gado karena itu makanan kesukaan Ibu saya. Sisanya akan saya serahkan kepada Anindita,"

Anindita menghela napas. "Mungkin warna abi-abi lebih cocok dipadukan dengan warna putih, dan untuk pelaminan, saya ingin semua bunga yang terpajang adalah bunga asli yang masih segar. Saya tidak mau bunga yang terpajang itu bunga palsu, jika untuk makanannya saya ingin ada soto babat. Hmm untuk make up, saya ingin make up saya tipis dan tidak terlalu tebal. Sisanya kalian atur baiknya bagaimana."

"Baik Pak Jamal dan Bu Anindita, sekarang mari kita memilih baju untuk kalian di acara pernikahan nanti," ajak salah satu pekerja dan Jamaludin mengikutinya dari belakang.

"Apa Rayandra tahu berita ini?" bisik Jamaludin kepada Anindita.

"Saya berharap tidak, namun mata-mata dia sangat banyak."

"Semoga bajingan itu tidak merusak acara bahagia saya,"

"Khusus untuk kalian, saya akan membebaskan kalian untuk memilih sendiri berapa baju yang mau kalian pakai dan saya bebaskan sendiri untuk kalian memilih sesuka hati baju mana yang mau kalian pakai nanti,"

Jamaludin dan Anindita lalu berjalan memutari ruangan yang sangat besar dengan banyak terpajang gaun-gaun mewah disana.

"Bajunya terlalu bagus untuk ku pakai," gumam Anindita.

Jamaludin langsung berjalan ke arah Anindita dan menatap tajam dalam ke mata perempuan itu.

"Nin, tolong jangan katakan hal itu lagi. Bagaimanapun keadaan mu, saya sangat mencintaimu. Tak peduli sesuram apa masa lalu mu, tak peduli seberapa besar masalah mu, yang ku inginkan adalah kita berdua menjalani hari-hari kita bersama, melewati semua masalah yang ada bersama, dan saling menguatkan antara kau dan saya. Janji ya untuk tidak mengatakan hal itu lagi?" ujar Jamaludin sambil memegang kedua tangan Anindita dan ia letakkan di dada bidangnya.

Anindita menunduk. "Terimakasih Mal, saya akan menuruti semua perkataanmu mulai detik ini."

"Jadi, kau mau pakai gaun yang mana?"

"Sepertinya warna merah tua ini cocok untukmu Nin, mau kau coba?"

Setelah menghabiskan waktu panjang di salah satu Wedding Organizer yang berada di Lombok, mereka kemudian kembali ke vila milik Jamaludin yang berada di tengah hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menghabiskan waktu panjang di salah satu Wedding Organizer yang berada di Lombok, mereka kemudian kembali ke vila milik Jamaludin yang berada di tengah hutan.

"Jamal, apa kau sudah menemukan lokasi untukmu mengadakan acara pernikahan?" tanya Tikta yang sedang menyetir di tengah gelapnya malam.

"Di vila saya saat ini, kenapa Tik?"

"Apa tidak lebih baik kau menyewa gedung atau lahan kosong Mal? Saya takut setelah acara pernikahanmu, para musuhmu datang ke vila tersebut dan membahayakan nyawamu dan Anindita," jelas Tikta yang membuat Jamaludin berpikir dua kali untuk mengelaknya.

"Perkataanmu benar Tik, kalau begitu tolong besok Dewana dan Kafin carikan gedung atau hotel yang besar yang bisa menampung kurang lebih 3000 tamu undangan,"

"Oke baik Mal, sepertinya keamanan di sekitar vila dan gedung tempatmu nanti harus di perketat ya penjagaannya. Supaya tidak ada yang mengacaukan hari bahagiamu nanti,"

"Ah kalian ini selalu saja membantu saya kapanpun, tolong atur hal-hal tersebut dengan sedemikian rupa ya. Saya percayakan semuanya kepada kalian, dan selepas acara pernikahan, saya akan mengajak kalian berlibur dan bersenang-senang bersama sepuasnya."

"Jamal, kau mau makan apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jamal, kau mau makan apa?"

Di rumah yang sebesar itu, hanya tertinggal Jamaludin dan Anindita di dalamnya. Rumah itu nampak sangat sepi seperti tak ada penghuninya dari luar

"Tidak usah, saya buat sendiri saja nanti. Kau beristirahatlah," jawab Jamaludin lalu Anindita berjalan ke arahnya dan duduk tepat di sampingnya.

"Kau jangan terus menerus seperti itu, saya itu calon istri kamu Mal. Saya harus melakukan apa yang seharusnya saya lakukan, cepat katakan maumu apa?"

"Tolong buatkan saya kopi susu yang manis seperti dirimu ya Nin," jawab Jamaludin yang berhasil membuat senyum malu di bibir Anindita.

"Hahaha siap dilaksanakan, Tuan Jamaludin!"

"Perlahan-lahan hidup saya mulai berubah karena adanya dirimu Nin, saya janji akan melindungi walau nyawa saya taruhannya," gumam Jamaludin dan ia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

"Perlahan-lahan hidup saya mulai berubah karena adanya dirimu Nin, saya janji akan melindungi walau nyawa saya taruhannya," gumam Jamaludin dan ia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AbsquatulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang