-; Deep Talk

3 0 0
                                    

Malam ini pukul setengah dua belas, Anindita masih berada di dalam kamar milik Jamaludin yang sangat luas dan gelap itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini pukul setengah dua belas, Anindita masih berada di dalam kamar milik Jamaludin yang sangat luas dan gelap itu.

Anindita beristirahat di kasur empuk milik Jamaludin yang berukuran sangat besar, perempuan itu terus ternganga melihat betapa besar dan mewahnya kamar Jamaludin.

"Kau ingin bermalam disini Nin?" tanya Jamaludin yang masih berkutat dengan beberapa catatan di tangannya.

"Entahlah, saya hanya merasa sangat nyaman berada di kamarmu Mal, setiap detail kamarmu ini berhasil menghipnotisku,"

Jamaludin terkekeh lalu ia meletakkan catatan tersebut dan berjalan menaiki kasur dengan Anindita yang beristirahat di atasnya.

"Semua ini akan segera menjadi milikmu Anindita, kita hanya butuh waktu satu bulan lagi menuju ke jenjang selanjutnya dan kau akan menjadi Nyonya Jamaludin," ujar Jamaludin dengan suara beratnya yang merebahkan tubuhnya di samping Anindita.

Anindita memiringkan tubuhnya menghadap Jamaludin. "Jamal, kau belum mengenal diriku lebih jauh kan?"

Jamaludin mengangguk sambil memiringkan tubuhnya menghadap Anindita. "Belum, kenapa?"

"Sekarang akan saya perkenalkan tentang keluarga yang berhasil menghancurkan jiwa dan tubuh saya. Pertama kau pasti tahu Rayandra Kayshiva kan?" Jamaludin mengangguk.

"Dia adalah kakak kandung saya, Rayandra telah menjual diriku kepada lelaki-lelaki di luar sana sejak saya berumur lima belas tahun. Saya tidak mendapat sepersen pun uang dari hasil perdagangan tersebut, uang itu ia gunakan untuk bersenang-senang dan mengolah kokain agar bisa mengalahkan dirimu."

"Kau makan?"

"Terkadang saya makan dari sisa laki-laki yang menyewa saya dan terkadang saya harus menahan lapar jika di tong sampah tidak ada makanan,"

"Selanjutkan Ayah dan Ibu saya, sebenarnya saya sangat jijik menyebut mereka dengan sebutan itu, namun semesta yang mengendalikannya dan saya menghormati itu. Mereka adalah orang tua yang gagal, mereka lepas tangan ketika saya di tampar, di pukul dan di siksa oleh Rayandra. Mereka bahkan mengizinkan Rayandra untuk menjual saya, mereka lupa bahwa saya juga seorang anak yang lahir dari dalam rahim dan sel sperma nya. Saya berulang kali mencoba kabur dari Rayandra, namun ia selalu saja menemukan saya di tempat terpencil sekalipun. Dan sekarang saya berhasil kabur dan menjalani hari-hari saya layaknya perempuan pada umumnya karena dirimu Mal." Anindita menarik napasnya sebelum ia melanjutkan kalimatnya.

"Terima kasih banyak karena kau saya bisa seperti sekarang ini, terima kasih banyak karena kau mau terus berjuang dan membuktikan bahwa saya adalah wanita yang layak untuk di cintai. Jamal, saya tidak tahu perilaku apa yang bisa membayarkan semua jasa-jasa mu, tapi jujur di dalam hati saya, saya sangat bangga kepada mu Mal, saya sangat bangga akan dipinang oleh laki-laki seperti dirimu. Maaf dulu saya pernah menyepelekanmu. Mari kita jalani sisa hari-hari kita bersama-sama, melewati semua masalah dan cobaan dengan tabah dan bergandeng tangan, menjadi penguat, pendengar, penasehat antara satu sama lain,"

Jamaludin tertegun mendengar perkataan dari Anindita barusan, laki-laki itu hanya bisa menatap Anindita dengan air mata yang berlinang di sudut matanya.

"Nin, terima kasih akhirnya kau mau menerima diri saya ini. Saya janji kepada diri saya, Tuhan dan dirimu bahwa saya akan melindungimu dari apapun itu, saya akan menjagamu dari besarnya masalah yang datang walaupun nyawa saya yang menjadi taruhannya." Jamaludin langsung memeluk erat tubuh Anindita di gelapnya malam pulau Lombok yang sangat sepi itu.

Jamaludin perlahan mendekatkan bibirnya dan—

"Mari habiskan malam ini dengan banyak cerita yang tidak kita ketahui antara dirimu dan diriku, Nin."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AbsquatulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang