She Looks Heavenly - Part II

31 5 1
                                    

"Keras kepalaku sama denganmu

Caraku marah, caraku tersenyum

Seperti detak jantung yang bertaut

Nyawaku nyala karena denganmu

Aku masih ada sampai di sini

Melihatmu kuat setengah mati

Seperti detak jantung yang bertaut

Nyawaku nyala karena denganmu"

Jetta membuka matanya dan melihat keluar jendela, mentari bersinar terang, burung-burung terbang dan berkicau bersama, angin berhembus menggerakan ranting pohon dan dedaunan. Ia menarik napas dan merenggangkan tangannya ke atas, kemudian berbalik memanggil temannya yang sedang berbaring di atas kasur.

"Bagaimana Nay?" Ucap Jetta sambil melompat duduk ke samping temannya dengan semangat.

"Ughh, bagaimana apanya?" Jawab Nayla malas sambil memalingkan badan dan menutup kepalanya dengan bantal.

"Tentu saja nyanyianku barusan." Bukannya menjauh, Jetta semakin menempelkan badannya dengan Nayla seraya mengganggu tidurnya.

"Baiklah Jea, berhenti menggangguku. Tentu saja itu bagus, nyanyianmu selalu indah seperti biasanya. Apa lagi yang kau khawatirkan?"

"Bukannya khawatir, tapi aku harus tetap berlatih. Apalagi malam ini aku akan tampil di tempat baru."

"Tenang saja, aku merekomendasikanmu ke kakakku karena aku percaya dengan kemampuanmu. Aku yakin kakakku juga akan menyukainya."

Nayla bangun dari kasur dan berjalalan mengambil segelas air putih di atas meja. Kemudian duduk disamping Jetta yang sedang memainkan rambutnya.

"Lagipula aku belum pernah melihat ada orang yang tidak menyukai nyanyianmu." Ucap Nayla sembaring memberikan segelas air putih untuk Jetta. "Minumlah, kau pasti haus setelah bernyanyi."

"Terimakasih, aku sangat beruntung memiliki sahabat yang selalu mendukungku." Jetta menenggak air itu dan memegang gelas dengan kedua tangannya.

"Ya tentu, tapi sepertinya aku tidak beruntung karena memiliki sahabat yang datang tiba-tiba ke rumahku kemudian mengganggu tidur siangku."

"Hei ayolah! Semua orang rumahku sudah pergi sejak pagi, ayahku bekerja, adikku menemani ibuku menjenguk temannya yang sedang sakit. Aku sendirian dirumah dan itu membosankan!"

"Hahhh.." Nayla menghela napas seraya bangun dari duduknya dan berjalan ke lemari pakaian. "Yasudahlah, lagipula ini memudahkanku karena tidak perlu repot-repot lagi menjemput ke rumahmu."

Nayla mengeluarkan pakain dari lemarinya, sebuah Kebaya Bali berwarna putih yang cantik dan memberikannya kepada Jetta.

"Jea, ambil ini, lalu lekas mandi dan ganti bajumu, aku akan membantu menata rambutmu nanti."

"Aku kan tampil nanti malam, kenapa sudah harus bersiap sekarang?"

"Betul, kamu tampil jam 7 malam. Tapi coba lihat jam berapa sekarang."

Jetta mengecek jam tangannya dan seketika matanya membelalak, ia melompat dari duduknya dan bergegas lari ke kamar mandi.

"SEKARANG SUDAH JAM 5 SORE? KENAPA KAU TIDAK MEMBERITAHUKU SEJAK TADI?"

"Tentu saja karena aku ingin melihatmu panik, ini pembalasan karena kau sudah mengganggu tidur siangku." Ucap Nayla sambil tertawa melihat temannya yang berlari dengan panik.

Pukul 07.15 malam, angin yang bertiup kencang, desiran ombak pantai, serta bulan sabit dan bintang-bintang yang bersinar di langit malam menemani Jetta dan pengunjung cafe lainnya. Terlihat tidak terdapat begitu banyak pengunjung, karena kakak Nayla, Dana, hanya mengundang beberapa temannya. Cafenya juga tidak begitu besar, namun terlihat sangat indah. Diterangi lampu berwarna jingga dengan dinding dan lantai dari kayu serta jendela yang terbuka lebar, membuat cafe ini mencolok dipinggiran pantai.

"Hai Jea, terimakasih ya sudah bersedia tampil untuk malam ini." Dana menghampiri Jetta yang sedang duduk berdua dengan adiknya di dalam cafe.

"Hai kak, aku yang seharusnya berterimakasih sudah di undang untuk bernyanyi, cafe kakak cantik sekali."

"Ini cafe kecil, namun aku berusaha membuatnya terlihat secantik mungkin. Ngomong-ngomong maaf karena kita akan mulai terlambat, ada masalah pada sound system-nya, tapi kami akan segera mengatasinya."

"Tidak masalah kak, lagipula aku jadi punya waktu untuk sedikit bersantai dan membiasakan diri disini terlebih dahulu."

"Baiklah, begitu selesai dibenarkan aku akan segera mengabarimu. Aku akan membantu yang lainnya dulu." Ucap Dana seraya bangun dan meninggalkan tempat duduknya.

Sementara itu di meja lain teman-teman Dana sedang asik berbincang. Mereka terlihat mengenakan pakain santai, dan beberapa mengenakan baju pantai. Sementara Jetta bercermin dan me-retouch makeup-nya, Nayla merapikan rambut Jetta yang panjang dan sedikit bergelombang di bagian bawahnya.

"Semua orang menggunakan pakaian santai, kenapa aku harus memakai Kebaya Bali?" Tanya Jetta bingung karena temannya itu terus memaksanya untuk menggunakan Kebaya Bali.

"Itu akan membuatmu terlihat berbeda, lagipula kebaya itu sangat cocok untukmu. Siapa tahu akan ada pria yang melihat dan jatuh cinta denganmu bukan?" Goda Nayla dan membuat Jetta terlihat kebingungan.

"Apa maksudmu? Semua teman kak Dana datang bersama pasangannya."

"Memang kakakku hanya mengundang temannya, tapi tidak menutup kemungkinan akan ada pengunjung lain yang datang bukan? Lagipula ini acara opening cafe, siapa saja bisa datang walau tidak diundang."

"Aku selalu menganggapmu orang yang sangat serius Nay, aku sedikit kaget karena kamu bisa berpikir seperti itu, seperti di novel-novel saja."

"Diamlah, aku hanya merasa sedih karena kau tidak pernah memiliki pasangan sejak dulu. Memangnya kamu tidak bosan terus sendirian selama 21 tahun hidup?"

"Lalu maksudmu aku akan menemukan pasangan disini secara kebetulan setelah sendirian selama 21 tahun? Ternyata kamu bisa melucu ya, lagipula aku tidak sendirian kok, ada kamu yang selalu menemaniku." Jetta terkekeh geli mendengar perkataan sahabatnya itu.

"Itu dia masalahnya, aku lelah selalu menemanimu. Jadi aku sangat berharap kamu akan segera memiliki pasangan." Ketus Nayla.

Di saat 2 orang sahabat itu tengah asik berbincang, Dana datang menghampiri mereka dan memberitahu bahwa Jetta akan tampil 5 menit lagi. Jetta mengangguk seraya bangun dari tempat duduknya dan berjalan menuju panggung kecil tempat dia akan bernyanyi. Nayla duduk dan meminum ice cappucino miliknya, menunggu sahabatnya untuk mulai bernyanyi.

Pengunjung lain diam dan memperhatikan seketika setelah Dana memberikan kata sambutan dan mengundang Jetta untuk naik ke atas panggung. Jetta duduk di atas bangku yang sudah disediakan, ia mengambil mic dari stand-nya, memastikan mic itu sudah menyala. Iringan musik pun dimulai, Jetta memejamkan matanya dan mulai bernyanyi.

***

Lirik lagu Bertaut - Nadin Amizah

Blue BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang