The Moon, The Sun, and The Star - Part III

15 2 0
                                    

(Use laptop and play the video for better reading experience)

-

Pukul 17.32, Dante dan Jetta memarkir mobil mereka di sebuah pantai yang terletak cukup jauh dari pusat kota. Pantai yang tidak begitu besar dan kosong, tidak ada siapapun disana. Pasir putih terbentang luas, pohon-pohon rindang di pinggiran pantai, tebing tinggi yang menutup kedua ujung pantai. Kondisi pantai yang tertutup dan kosong membuat seakan-akan pantai ini hanya milik mereka berdua.

"Hrnghhh.. akhirnya kita sampai." Jetta berjalan keluar dari mobil sambil merenggangkan tangannya ke atas. Ia berjalan beberapa langkah kemudian memutar badannya ke arah Dante.

"Bagaimana? Apa kau masih kesal? Sambung Jetta.

"Kesal? Aku tidak pernah bilang aku kesal." Dante memiringkan kepalanya.

"Kau memang tidak bilang. Tapi raut wajahmu seperti berkata, kemana sebenarnya perempuan ini membawaku kenapa tidak sampai-sampai?"

Dante menghela napasnya dan menghadap ke arah pantai, "Aku tidak kesal. Aku hanya bingung karena kau tidak mau memberitahu kemana kita akan pergi. Dan kau memaksakku untuk membeli makanan dan minuman di mini market."

Jetta terkekeh, "Kejutan! Kita akan piknik di sebuah pantai yang kosong. Terasa seperti pantai milik kita sendiri bukan?" Ucap Jetta seraya berjalan ke arah Dante.

"Jadi, bagaimana perasaanmu? Kau belum menjawab pertanyaanku tadi." Sambung Jetta.

Dante melihat sekeliling dan tersenyum, "Ya, ini terlihat bagus."

Jetta tersenyum senang, Dante menyukai idenya. Ia berjalan ke arah mobil, melepas blazer serta sepatunya dan memasukannya ke dalam.

"Lebih baik kau lepas jaket dan sepatumu juga Dante, kita sedang berada di pantai."

"Kau benar." Ucap Dante seraya melepas jaket dan sepatunya.

Jetta mengambil kantong berisi makanan dan minuman dari dalam mobil dan hendak membawanya. Tapi Dante segera mengambilnya dari tangan Jetta.

"Biar aku saja." Ucap Dante.

"Kau mengejutkanku... terima kasih ya." Ucap Jetta lembut dengan senyuman manis.

"Ayo, kau mau duduk dimana?"

"Dasar, kau ini tidak bisa berekspresi lebih manis sedikit ya?" Gumam Jetta.

"Hm? Kau mengatakan sesuatu?"

Jetta menggeleng, "Tidak ada apa-apa, ayo ikuti aku!"

Mereka berjalan menuju sebuah batu karang di dekat bibir pantai dan duduk beralaskan pasir. Air laut dari gulungan ombak membasahi jari kaki mereka. Mereka menyusun makanan dan minumannya, onigiri, sandwich, keripik kentang, sebotol teh hijau dan air putih. Jetta menyantap onigirinya dan Dante menggigitnya dari tangan Jetta, membuat Jetta kesal dan menjewer Dante hingga membuatnya meringis. Suasana pantai yang kosong di isi oleh canda tawa mereka ditemani desiran ombak dan gemerisik daun yang terkena hembusan angin.

"Lihat Dante, matahari terbenam!" Tunjuk Jetta.

Dante menoleh ke arah matahari terbenam, "Sudah waktunya terbenam ya."

"Matahari terbenam cantik bukan?" Ucap Jetta seraya memeluk kedua lututnya.

"Kau tau? Aku selalu menganggumi matahari." Ucap Dante.

"Oh ya? Kenapa?" Jawab Jetta penasaran.

Dante terdiam sesaat kemudian menoleh ke arah Jetta, "Matahari selalu bersinar terang menyinari bumi, itu membuatnya dicintai semua mahluk hidup. Tetapi ia rela untuk tenggelam setiap harinya agar bulan bisa bersinar."

Blue BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang