Burung biru kecil itu memandangi bulan dan mulai bernyanyi.
-
Pukul 07.28. Burung-burung bernyanyi, angin berhembus sejuk, sinar hangat matahari menembus masuk ke dalam lobby hotel. Terlihat orang-orang berjalan di koridor, sepasang kekasih muda, orang tua beserta anaknya, seorang pria bule dengan topi cowboy, bahkan pasangan kakek dan nenek yang berjalan dengan penuh canda tawa. Mereka menuju restoran hotel, ingin menikmati sarapan yang sudah disediakan.
Disamping restoran, terlihat sebuah ruangan dengan seluruh dinding yang terbuat dari kaca. Ruangan itu adalah Gym, tempat yang disediakan oleh pihak hotel agar tamu-tamunya bisa tetap berlatih dan berolahraga dalam liburan mereka.
Dante ada di dalam sana, berlari diatas treadmill sambil mendengarkan lagu dari earphone nya. Ia memandangi pantai yang terlihat dari dinding kaca Gym yang tembus pandang. Saat ia sedang berlari, terdengar suara seorang pria yang berbicara padanya.
"Kau sudah berlari selama 1 jam."
Dante menekan tombol stop yang ada pada treadmill nya dan berhenti secara perlahan. Ia berbalik dan turun dari treadmill.
"Aku tau Matt." Dante mengambil handuk dari dalam tas dan menyeka keringatnya.
"Tadinya aku ingin langsung ke restoran dan makan sendirian, tapi aku teringat denganmu dan khawatir nanti kau tidak memiliki teman untuk sarapan."
Dante menenggak air dari botolnya dan mengganti baju seraya berkata pada Matthew, "Terakhir aku ingat, kau yang tidak suka makan sendirian."
Tidak ada jawaban dari Matthew. Saat Dante menoleh, ternyata Matthew sudah membuka pintu dan hendak berjalan keluar.
"Ayo Tuan Putri! Sosis-sosis itu tidak akan menunggu untuk dimakan olehmu!" Teriak Matthew sambil berjalan menuju restoran meninggalkan Dante.
Dante hanya mengehela napas, ia mengangkat tasnya dan berjalan menyusul Matthew.
"Jadi sosis coklat itu sapi lada hitam dan yang merah sapi bakar?"
"Betul Kak." Jawab petugas restoran dengan ramah.
"Kalau yang coklat muda ini sosis apa?"
"Kalau yang itu sosis ayam Kak, dan yang besar ini sosis domba."
"Hmm.. ada lumayan banyak juga jenisnya." Ucap Matthew bingung sambil memegang dagunya.
"Jadi Kakak mau yang mana? Biar saya ambilkan."
"Baiklah! Aku akan coba semuanya masing-masing dua."
Matthew berjalan membawa piring penuh sosisnya ke meja tempat Dante sedang melahap sarapannya.
"Hotel ini hebat! Mereka punya begitu banyak jenis sosis." Ucap Matthew dengan riang kemudian duduk didepan Dante. "Apa yang kau ambil Dan? Coba kulihat, omelette.. tamago sushi.. telur mata sapi.. dan.. eee.. telur rebus..?"
"Apa? Kenapa kau terdengar begitu kecewa dengan sarapanku?" Tanya Dante heran menaikkan sebelah alisnya.
"Oh ayolah! Ini restoran hotel bintang lima. Mereka punya begitu banyak jenis sarapan. Sarapan barat, bahkan timur tengah! Dan kau hanya memilih telur!? Kau bisa memakan itu dirumahmu!"
"Itu karena aku suka ini. Sama seperti kau yang hanya mengambil sosis dari begitu banyak pilihan makanan lainnya."
"Lihat siapa yang berbicara. Setidaknya pilihanku ini bukan jenis yang bisa kumakan dirumah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Bird
RomanceThis is a story about falling in love with someone you can't have, read at your own risk.