Pukul 14.36, Dante dan Jetta sudah berada di area patung GWK. Patung ini berada di tempat yang cukup tinggi sehingga dapat terlihat pemandangan seluruh situs wisata GWK dari sana. Banyak orang yang berfoto dengan latar belakang pemandangan tersebut bersama keluarga, teman, atau pasangannya. Ada juga beberapa orang yang hanya sekedar menganggumi megahnya patung GWK, termaksud Dante.
"Te.. Dante.. Dante.. Hei!" Jetta melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Dante.
"Ah, ada apa?" Jawab Dante tersadar dari lamunannya.
"Ada apa? Daritadi aku mengajakmu bicara, tapi kamu hanya diam dan memandangi patung GWK. Apa kamu merasa tidak enak badan?"
Dante memandang Jetta dan tersenyum, "Maaf, aku melamun tadi. Aku sedikit terpesona dengan patung ini, ternyata GWK sangat besar dan jauh melebihi perkiraanku."
"Ternyata begitu." Jetta berjalan beberapa langkah ke arah GWK sambil bersenandung ringan, merentangkan kedua tangannya dan berputar menghadap Dante, ia memiringkan kepalanya kemudian tersenyum kecil. "Indah bukan?"
Dante terdiam, darahnya terasa seperti mengalir dengan sangat kencang. Angin bertiup menghembuskan rambut Jetta, sinar mentari muncul dari belakang patung GWK menyinarinya. Dante menatap mata Jetta dan berkata "Tidak sempurna, namun tetap sangat indah."
Jetta menutup mulut dengan kedua tangannya, ia berusaha menahan tawa setelah mendengar jawaban Dante, membuat Dante kebingungan melihatnya.
"Apa aku salah menjawab?" Ucap Dante dengan nada bingung.
"Tidak tidak, aku hanya sedikit terkejut mendengar jawabanmu. Aku tidak menyangka, ternyata kamu orang yang sangat puitis."
"Apa aku terlihat seperti orang yang menyeramkan?"
"Bukan, bukan begitu. Hanya saja.." Jetta tidak kuat menahan tawanya, ia tertawa untuk beberapa saat sampai matanya berair dan Dante hanya diam melihatnya.
"Hufftt, baiklah. Maafkan aku, hanya saja kamu sangat lucu." Ucap Jetta sambil menyeka matanya.
Dante mengerutkan kedua alisnya kebingungan, "Aku tidak paham, sepertinya sedari tadi aku tidak melucu."
Jetta menghela napasnya, "Kamu ini lemari pendingin ya?"
"Aku tida-"
"Ah sudahlah!" Saut Jetta memotong perkataan Dante, "Lupakan saja ucapanku barusan, lebih baik kita lanjut berjalan lagi. Ayo, aku akan menunjukanmu tempat bermain Segway & Skutis. Pasti menyenangkan!" Jetta menarik lengan Dante sambil berjalan dengan langkah yang penuh semangat.
"Ah- hei! Tu-, pelan-pelan!" Ucap Dante panik, berusaha mengimbangi langkah kaki Jetta.
Pukul 15.10, Dante dan Jetta sampai ke tempat Segway & Skutis. Jetta berlari ke arah tenda penyewaan, ia terlihat sangat antusias. Setelah berbicara dengan penjaga tenda penyewaan, ia membawa skutis untuk dinaiki dua orang kepada Dante.
"Ayo, kamu yang membawanya!" Ucap Jetta dengan riang.
"Baiklah, tapi aku tidak tahu jalan disini. Aku harus membawanya kemana?"
"Tenang saja, aku akan menunjukkan jalan dari belakang."
"Baik kalau begitu, ayo naik." Ucap dante seraya duduk di sadel pengemudi.
"Asikk! Ini akan menyenangkan!" Jetta melompat naik ke sadel belakang, ia berdiri dan menunjuk ke depan, "Kita kesana! Ke arah Lotus Pond!" Ucap Jetta dengan penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Bird
RomanceThis is a story about falling in love with someone you can't have, read at your own risk.