Chapter 23

1.5K 111 10
                                    

Irene duduk didepan meja riasnya bersiap untuk pergi ke bar bersama wendy

"Kenapa lama sekali, unnie~! Ada apa dengan wajahmu yg berseri seri itu ?" Ucap wendy memasuki kamar irene karna dia make up terlalu lama

"Shut up olaf, tenanglah" jawab irene yg masih memandangi dirinya dicermin lalu berdiri menghampiri wendy yg terus memandanginya dari ujung rambut hingga ujung kaki

"Apa ?" Alis irene mengerut melihat wendy yg heran

"Kamu terlihat berbeda hari ini unnie" senyum wendy meledek dan alis nya naik turun menggoda irene

Wajah irene memerah lalu menarik wendy keluar apartemen, wendy hanya terkikik melihat irene yg salah tingkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah irene memerah lalu menarik wendy keluar apartemen, wendy hanya terkikik melihat irene yg salah tingkah

"Apa kamu sudah menghubungi jennie ?" Tanya irene sambil berjalan keluar apartementnya
"Belum, aku akan menelfonnya sekarang" jawab wendy sambil mencari ponselnya

Ring~ ring~

"Yeoboseo olaf" suara jennie disebrang panggilan

"Jendeuki apa kamu mau ikut ke bar ?" Ucap wendy sambil diloudspeaker

"Pergi saja duluan, nanti aku menyusul"

"Baiklah, sampai jumpa disana" wendy menutup telfonnya

Lalu wendy dan irene memasuki mobilnya berangkat menuju bar. Irene yg sebenarnya ingin menemui seulgi tersenyum senyum sepanjang perjalanan membuat wendy menaruh penasaran

Wendy yg terus terusan bertanya hanya dijawab tidak oleh irene karna apa yg mau irene jelaskan ? Dia belum memiliki kepastian dengan seulgi.

Setelah mendapat panggilan dari wendy sebenarnya jennie juga sedang bersiap menuju bar namun dia sudah berjanji akan menemui lisa terlebih dahulu sebelum memasuki bar jadi dia pergi sendiri dan masuk melalui pintu belakang menuju kantor lisa dilantai atas

"Annyeong" jennie tersenyum memasuki ruangan lisa yg di sambut senyuman lisa "apa aku mengganggumu ?" Lanjut jennie memasuki ruangan

"Tentu tidak" lisa beranjak dari kursi putarnya lalu duduk di sofa yg disusul jennie duduk dipangkuannya

"aku merindukanmu" ucap jennie memeluk leher lisa yg kemudian lisa mendorong tubuh jennie dengan pelan dan menatap matanya "benarkah ?" Tanya lisa dijawab anggukan jennie yg kemudian lisa menarik wajah jennie menempelkan bibirnya

Ciuman lembut dengan ruangan yg sepi hanya terdengar detak jantung jadi pasangan yg tengah berciuman membuat kupu kupu diperut jennie menggila, tidak pernah terpikirnya oleh jennie dia akan jatuh cinta pada seseorang yg juga mencintainya, itu pikirnya namun jennie belum mengetahui segala tentang lisa yg sebenarnya

Setelah berciuman beberapa saat, tangan lisa mulai berkeliaran ditubuh jennie. Yg semua di paha naik kedalam baju jennie meraba perutnya naik ke bra meremasnya dengan nyaman membuat jennie mendesah mendapat tekanan pada payudaranya "mmhh aahhh honey" ponsel lisa berdering membuat keduanya menarik diri dan saling menatap "shit" lisa menunduk kesal membuat jennie tertawa lalu mengelus kepalanya

"Jawab dulu panggilannya, siapa tau penting" ucap jennie bangkit dari pangkuan lisa

"Oh iya, irene unnie dan wendy sedang disini bolehkah aku bergabung ?" Tanya jennie merapikan diri

"Hmm boleh tapi jangan sampai mabuk, oke ?" Lisa mengambil ponselnya

"Oke, love u" jennie mencium pipi lisa kemudian keluar ruangan untuk menghampiri irene.

"Seulgi ah, kamu gabisa ikut bergabung ?" Ucap irene berada di meja bartender mengajak seulgi ke meja nya namun seulgi menolak karna dia sedang bekerja sebagai bartender

"maaf aku tapi ga bisa, tidak ada bartender cadangan untuk hari ini" seulgi menggenggam tangan irene dengan wajah memelasnya

"Baiklah, sebagai gantinya makan siang denganku" irene manarik tangannya dan pergi membuat seulgi tersenyum menatapnya lalu melanjutkan pekerjaannya

ROSE POV

Aku akan menghampirinya malam ini, aku merindukannya.

Aku berjalan menyusuri lorong menuju ruangan lisa menaiki tangga dan melihat jalang itu di ambang pintu memasuki ruangan lisa, aku mengikutinya dan melihat mereka berpelukan dan berciuman. Aku terpaku diantara celah pintu yg kecil melihat mereka, begitu menyakitkan.

Aku mengingatkan diriku jika ini hanya kejadian 3 tahun lalu yg terulang, pada akhirnya lisa akan kembali padaku. Ya selalu seperti itu

Lalu aku meninggalkan ruangan itu dan menghampiri seulgi yg sedang tersenyum memandangi punggung seorang wanita yg berjalan menjauhinya

"Ikut aku dan bawa beberapa minuman" ucapku dengan nada tegas, lalu berjalan memasuki ruangan vip yg tertutup namun lewat jendelanya masih bisa melihat dance floor dan keramaian

"Presiden park, aku tidak bisa menemanimu. Tidak ada lagi bartender hari ini" ucap kang seulgi yg ikut masuk kedalam ruangan dengan beberapa botol minuman

"Apakah ini terlihat seperti permintaan ? Ini perintah kang seulgi" lalu aku duduk disofa menyilangkan kakiku, melepas beberapa kancing dari kemejaku

Seulgi yg ikut duduk menuangkan minuman ke gelas yg berisi es "apa kamu yakin mau minum ?" Aku bisa melihat wajahnya khawatir dengan bertanya seperti itu namun aku tetap mengambil gelas lalu meminumnya hingga habis dan mengisinya lagi dan meminumnya lagi berkali kali

"chaeyoung ah, jangan seperti ini" ucapnya membuatku berhenti lalu berdiri membawa gelasku duduk dipangkuannya meraba sepanjang wajahnya dengan ujung jariku. Aku tau ini gila

"apa kamu peduli denganku kang seulgi ? Jangan becanda" Dia hanya terdiam menatap wajahku, aku bangkit membelakanginya menghadap jendela melihat keramaian ditengah bar "tidak ada yg peduli denganku, meski aku mati sekalipun" ucapku meminum kembali vodka yg membakar tenggorokanku

Lalu, aku melihatnya ! Jalang itu berjalan diantara kerumunan, aku keluar ruanganku dengan cepat berjalan menghampirinya lalu manarik tangannya ke sudut yg lebih sepi

"apa yg kamu lakukan dengan lisa hanya membuang waktumu" ucapku, wajahnya yg masih kaget karna aku tiba tiba menariknya

"Apa yg kamu coba katakan ms. Park ?" Dengan wajahnya santai melipat kedua tangannya

"Aku hanya memperingatimu. Bahwa lisa pada akhirnya akan kembali padaku. Selalu" kami saling bertatapan tentu saja tanpa emosi karna aku yakin dengan ucapanku yg kemudian tanganku ditarik oleh seulgi

Aku berjalan dengan terhuyung, kesadaranku mulai sedikit menghilang namun aku merasakan langkah seulgi terhenti membuatku menabrak punggungnya dan aku tidak sadarkan diri
















------------------------------------------ to be continue

LOVE ABUSE - jenlisa (ID) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang