Chapter 32

1K 89 5
                                    

LISA POV

"Maafkan aku"
Aku berjanji menjagamu tapi yg kulakukan sebaliknya, aku tidak memberitahumu apapun, membuatmu khawatir. Maaf kan aku jennie tolong jangan sakiti dirimu sendiri karna ke egoisanku

Aku yg baru saja pulang ke apartemenku menemukan jennie yg tertidur disofa dengan tv menyala. sepertinya dia menunggu hingga tertidur dsini bagaimana jika dia sakit. Sungguh brengsek kau lisa membiarkannya mengkhawatirkanmu

Aku mengangkat tubuhnya dengan bridal style memindahkannya ke kasur agar lebih nyaman kemudia mencium keningnya membiarkannya tetap terlelap di alam mimpinya

Akupun mandi dan membersihkan diriku memikirkan kekhawatiran hari ini pun datang 'mr. Park meninggal, bagaimana dengan chaeyoung' pikirku dibawah shower hangat yg mengalir melewati wajahku membuat tubuhku hangat namun pikiranku tidak. Overthingking di kamar mandi adalah hal sering terjadi padaku

Setelah mengeringkan tubuhku aku beranjak menaiki kasur dan memeluk satu satunya hal yg selalu membuat hidupku memiliki sisi positif, jennie

Aku melingkarkan lengan kananku diperutnya membuatnya mengerang dalam tidurnya membuatnya menggemaskan "lisaa~" ucapnya namun saat kulihat dia masih memejamkan matanya, dia sangat menggemaskan. Tidur bersama nya membuat hariku ditutup dengan kebahagian dan menghilangkan semua rasa lelahku seolah dia seorang penyihir, menyulap semua rasa lelah dan pikiranku menjadi kebahagiaan hanya dengan senyuman dari pipi nya yg seperti mandu itu. Akan ku nantikan senyumnya setiap hari

"Lisa ?" Aku mendengar seseorang berucap dalam tidurku membuatku membuka mata ternyata seseorang yg sangat aku rindukan membuatku tersenyum

"Sejak kapan ?" Tanya nya dalam posisi duduk namun aku masih memeluk perutnya "morning honey" ucapku

"Ah hem morning" jawabnya

"Beri aku ciuman baru aku jawab" dia memutar matanya dan tetap mencium bibirku sekejap "maaf membuatmu menunggu, aku pulang tengah malam melihatmu tertidur disofa" jawabku

"Kenapa tidak membangunkanku ? Apa kamu tidak makan malam ?" Tanyanya lagi, yah sifat keibuan sedang kambuh

"Aku tidak tega membangunkanmu dan aku baik saja jadi aku pun langsung tertidur" aku membenamkan wajahku di pangkuannya

"Tetap saja. Kalo begitu bangun dan kita sarapan" dia beranjak namun aku menahannya

Dia menggeliut mencoba melepaskan tanganku namun tidak berhasil jadi aku menariknya membuatnya terlentang dan aku menindihnya

"Maafkan aku tidak mengabarimu kemarin"

"Tak apa, aku mengerti" dia mengusap wajahku dan aku pun mengikis jarak antara wajah kami mendaratkan ciuman di bibirnya yg lembut

Berciuman untuk beberapa menit membuka mulutku bermaksud memasukan lidahku namun

"No honey, kita harus sarapan" ucapnya mendorong pundakku

"Tidak bisakah ditunda ? Aku merindukanmu" aku merengek, aish aku tidak pernah bersikap seperti ini

Tapi pada jennie ? Aku selalu ingin dimanja dan bersikap manja entahlah semua nya sangat terasa nyaman saat bersamanya

"Aku ada reuni hari ini, temanku baru saja memberitahuku" dia menangkup kedua pipiku menjelaskan

Aku tarik diriku membaringkan diri disampingnya dia mencium pipi lalu beranjak menuju kamar mandi

Setelah mandi dan sarapan dia bersiap dengan duduk di depan cermin merapikan make up nya, apa yg dia lakukan di depan cermin selama itu ? Apa dia tidak tau kalau cermin akan minder dengan kecantikannya jadi aku memeluknya dari belakang membiarkan cermin cemburu dengan bayangan kami

"Apa mau aku temani ?" Ucapku

"Hmm gausah, ga akan lama. Hanya mengobrol dan membicarakan masa masa sekolah SMA dulu" dia mengusap kepalaku yg kubenamkan di lehernya

"Kalo begitu biarkan aku mengantarmu, aku akan mengikuti meeting siang ini" jawabku dan mengangguk

Setelah sampai di restoran tempat dia mengikuti acara dia menciumku lalu turun "aku akan menjemputmu, beritahu aku jika sudah selesai" ucapku dia mengangguk

Aku akan mengikuti meeting bersama para jajaran jajaran lain yg terlibat dalam perusahaan PARK SQUARE yg dilaksanakan di Hotel Paradise

*Ring *Ring

"Lisaya, bisakah kamu ke kamarku hotelku ? Aku ingin membahas sesuatu sebelum meeting" ucap rose di telfon

"Baiklah berikan aku nomor kamarmu" lalu berjalan menuju kamar hotel yg rose pesankan, masih hotel yg sama dengan yg digunakan untuk meeting

Butuh beberapa menit dari restoran jennie menuju hotel dan mencari kamarnya

*Tok tok tok* dia tidak membukanya, apa dia di kamar mandi ? Aku tunggu beberapa menit dan menelfonnya namun tidak di angkat jadi aku berjalan menuju lobby menuju ballroom meeting

"Oh apakah anda sudah menemui ms. Park ?" Aku menoleh ternyata pria tinggi dengan stelan jas rapi, asisten rose yg berkata

"Tidak, dia tidak ada di kamarnya dan di telfon pun ga di angkat" ucapku

"Aku baru saja pergi dari situ, bahkan kamarnya tidak dikunci" ucapnya membuat kita berdua mebelalakan mata baru saja menyadari sesuatu

Kami berlari sangat kencang menuju kamar rose lalu sang asisten membuka pintu nya dengan kunci cadangannya, saat membuka pintu

Kami menemukan rose yg terkulai dilantai tidak sadarkan diri. Aku tidak menemukan ada nya luka atau pun darah ditubuhnya namun, garis merah dilehernya selebar seutas benang melingkar dilehernya, kami membawanya ke rumah sakit

Beruntung dokter bilang dia tidak apa apa, dia hanya tidak sadarkan diri mungkin karna terkejut

Aku dan sang asisten, bambam menunggu rose hingga sadarkan diri takan meninggalkan nya sendirian, dia pun membuka mata dan terbatuk batuk

"Apa yg terjadi padamu ?" Tanyaku, bambam memberi dia minum

"Seseorang masuk ke kamarku, ku kira itu kamu ternyata seorang pelayanan kamar memakai seragam hotel jadi aku tidak mencurigainya lalu tiba tiba dia melilitkan benang kawat ke leherku. Aku tidak bisa melawan dan memberontak namun aku sudah kehilangan kesadaranku dan mendengar dia berkata "setidaknya aku melakukan ini dan meningalkan bekas" ucapnya lalu aku pingsan, ku kira aku akan mati" dia menjelaskan, ini sangat menyulut emosiku takan ku biarkan dia lolos. Aku tau ini pasti salah satu dari kakaknya namun aku takan berasumsi sebelum menemukan buktinya

"Aku akan melaporkannya" ucapku namun rose menggelengkan kepalanya

"Tidak perlu, bam kamu tau apa yg harus kamu lakukan, kamu bisa pergi sekarang" ucap rose, rose sangat mempercayai bambam sebagai asistennya yg telah di samping bertahun tahun sejak rose mulai bekerja

"Bagaimana denganmu ? Aku takan membiarkan kamu sendirian" ucapku melihat bambam pergi

"Aku gapapa, ini takan terjadi dua kali" ucapnya, bagaimana bisa dia berkata seperti itu, ini hanya sebuah keberuntungan dia tidak mati bagaimana jika dia tidak beruntung

"Tidak ! Kau ikut denganku" ucapku serius dia hanya menatapku

"Tinggalah bersamaku"

















------------------------------------------ to be continue

LOVE ABUSE - jenlisa (ID) GxGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang